- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sindrom Metabolik Itu Apa Sih ?<\/a><\/h3>
Eits, jangan sampai salah pengertian ya. Sindrom metabolik bukanlah penyakit, melainkan kumpulan dari faktor risiko yang mengarah pada beberapa gangguan kesehatan tertentu. Sindrom metabolik disebabkan oleh pola makan kurang sehat, kurangnya aktivitas fisik, usia lanjut, dan ketidakseimbangan hormonal. Faktor utama yang mendasarinya adalah obesitas di daerah perut, dan suatu kondisi yang disebut dengan resistensi insulin. \n \nDalam dekade terakhir, sindrom metabolik semakin mendapat perhatian serius dari praktisi kesehatan karena angka kejadian yang semakin meningkat dan peningkatan penderita obesitas pada populasi Asia. \n \nSindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit berbahaya seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus, lho! \n\n Menurut dr. Ken Ayu, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam RS Hermina Galaxy, faktor utama yang mendasari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Namun, Anda bisa berisiko lebih tinggi untuk menderita sindrom metabolik, jika: \n1. Berusia lebih tua. Risiko Anda terkena sindrom metabolik akan meningkat jika Anda berusia 40-an, dan semakin tinggi jika Anda berusia 50 tahun ke atas \n2. Memiliki risiko lebih tinggi terhadap penggumpalan darah dan inflamasi (Anda dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui hal ini) \n3. Memiliki riwayat keluarga dengan obesitas atau diabetes mellitus \n4. Memiliki kondisi medis lain, seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), fatty liver, batu empedu akibat kolesterol, dan lipodistrofi. "Jika Anda memiliki salah satu dari faktor risiko tersebut, maka Anda perlu lebih waspada. Semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami sindrom metabolik dan komplikasi penyertanya,” tambah dr. Ken Ayu. \n \nPada kasus sindrom metabolik, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu: \n \n1. Pencegahan primer, dilakukan sebelum sindrom metabolik terjadi, dengan menjalani pola hidup sehat, yaitu dengan mengatur pola makan, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan berkala. \n2. Pencegahan sekunder, yakni bagi Anda yang telah mengalami sindrom metabolik. Pada tahap ini, Anda perlu kontrol ke dokter secara rutin dan mungkin akan diberikan obat-obatan tertentu untuk mencegah terjadinya komplikasi. \n3. Pencegahan tersier, yakni jika sudah terjadi komplikasi, dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat atau berakibat fatal, serta mencegah agar kualitas hidup tidak semakin menurun. \n \nTidak ada yang susah kok, selama ada niatnya. Yuk, segera lakukan langkah pencegahannya! \n\n Yuk, jangan tunda lagi untuk memulai pola hidup sehat, olahraga teratur, dan cek kesehatan berkala agar terhindar dari sindrom metabolik! \n\n Tak ada yang mau sakit, tapi sudahkah Anda berusaha maksimal untuk menjaga diri agar tubuh tetap fit? \n\n Untuk pendaftaran ke dokter spesialis silahkan melakukan pendaftaran online melalui : \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat bersama RS Hermina Galaxy \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gangguan Usus Buntu<\/a><\/h3>
Usus buntu atau istilah medisnya apendisitis kondisi peradangan yang terjadi pada bagian apendiks atau usus buntu. Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya. \n\n Untuk membedakan usus buntu dengan keluhan nyeri perut lainnya dapat dengan cara mengenali gejala-gejala yang ada. Gejala usus buntu yang paling khas adalah rasa nyeri di perut. Meski begitu, penting untuk diketahui bahwa gejala usus buntu tidak hanya sakit perut. Ada tanda dan ciri-ciri usus buntu lain yang perlu Anda ketahui. \n\n 1. Sakit perut bagian kanan bawah (gejala khas usus buntu) \n\n 2. Mual, muntah, dan nafsu makan menurun \n\n 3. Gangguan pencernaan \n\n 4. Demam ringan \n\n 5. Sering buang air kecil \n\n Apa yang menjadi penyebab usus buntu? \n\n Banyak faktor yang diduga membuat seseorang mengalami radang usus buntu, di antaranya: \n\n \n Hiperplasia kelenjar getah bening \n Kondisi ini terjadi ketika terdapat pembesaran pada kelenjar getah bening di pintu masuk usus buntu yang menyebabkan tertutupnya jalur keluar feses di usus buntu, sehingga hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan saluran pada usus buntu. \n Fekalit \n Fekalit merupakan kondisi ketika terdapat penumpukan feses atau kotoran yang mengeras sehingga terjadi penyumbatan. Biasanya kondisi ini terjadi karena penderita kurang mengkonsumsi makanan berserat. \n Adanya parasit atau cacing \n Walaupun jarang ditemukan, beberapa kasus usus buntu terjadi karena adanya parasit atau cacing yang berkembang kemudian menyumbat usus buntu. Biasanya parasit atau cacing berasal dari telor cacing yang masuk karena gaya hidup tidak sehat karena mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. \n Kondisi medis, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease. \n \n\n Meskipun demikian, penyebab penyakit usus buntu tetap belum dapat dipastikan. Berbagai mitos yang menyebabkan bahwa makanan tertentu, seperti biji cabai, dapat memicu terjadinya usus buntu juga belum terbukti kebenarannya. Berbagai cara mencegah usus buntu juga belum terbukti efektif sepenuhnya dan siapa pun bisa terkena penyakit ini. \n\n Penanganan Usus Buntu \n\n Penanganan usus buntu biasanya dilakukan dengan cara melakukan operasi pengangkatan usus buntu. Saat ini terdapat suatu metode baru yang dinamakan dengan metode laparoskopi atau yang disebut juga dengan operasi lubang kunci. Yang membedakan metode ini dengan metode konvensional adalah lebar sayatan pada metode laparoskopi hanya sekitar 1 centimeter. Sehingga metode ini tidak menimbulkan bekas luka yang signifikan serta proses recovery yang lebih cepat dibandingkan metode operasi usus buntu konvensional. \n\n Usus buntu bukan merupakan penyakit genetik, sehingga penyakit ini dapat dicegah dengan cara menerapkan gaya hidup yang sehat. Hiperplasia kelenjar getah bening dapat mengalami pembesaran karena adanya bakteri yang masuk, artinya kita harus memastikan makanan yang kita konsumsi adalah makanan yang sehat dan higienis, serta tidak lupa untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan \n\n Jangan sampai terlambat menangani usus buntu sehingga usus buntu pecah. Jika Anda telah merasakan gejala-gejala usus buntu, segeralah pergi ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan ahlinya. \n \nDokter Fanty dan tim siap membantu mengidentifikasi gejala tersebut dan memberikan penanganan segera. \n\n Untuk pendaftaran ke Spesialis Bedah, khususnya ke dokter Fanty, SpB, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 24 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Hati-hati Stres di Masa Pandemi Covid-19<\/a><\/h3>
\n\n Sahabat Hermina, sudah lebih dari setahun kita mengalami situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yaitu adanya Covid-19 (Corona Virus Disease) yang menjadi pandemi di seluruh bagian di muka bumi ini, termasuk di negara kita, Indonesia. Selama lebih dari setahun pula, kita mengalami pola kehidupan yang baru yang disebut dengan New Normal. Dalam pola hidup New Normal ini, kita diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan (5M), adanya perubahan cara bekerja pada para pekerja, adanya perubahan cara belajar pada para siswa dan mahasiswa, mengubah semua sistem administrasi dengan menggunakan sistem online, dan juga perubahan-perubahan gaya hidup yang lain. Selain itu, adanya Covid-19 ini juga sangat berefek pada semua bidang, terutama pada bidang ekonomi, baik pada skala besar (menurunnya omset perusahaan), dan juga pada skala perorangan (jam kerja berkurang atau bahkan ada yang terkena PHK). Dengan seringnya kita berada di rumah pun, lebih meningkatkan memunculkan potensi konflik yang terjadi antara anggota keluarga. Selain itu, interaksi sosial dengan orang lain seperti dengan teman dan anggota keluarga besar pun juga menjadi terbatas. \n\n \n\n Selain dampak dari adanya Covid-19 yang telah dijelaskan di atas, individu biasanya juga akan merasakan Pandemic Fatigue. Pandemic Fatigue atau Kelelahan Pandemi yaitu kondisi ketika seseorang lelah dengan ketidakpastian kapan sebuah pandemi akan berakhir. Pada akhirnya, pandemic fatigue membuat banyak orang mulai tidak mematuhi protokol kesehatan. Dalam arti kata lain, pandemic fatigue akan membuat orang menjadi lebih acuh dengan adanya virus corona yang sebetulnya masih tersebar di masyarakat. Menurut WHO, pandemic fatigue adalah hal wajar yang dialami setiap orang. Walaupun begitu, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan agar kita tidak tertular virus corona dari siapapun. \n\n \n\n Adanya dampak-dampak sebagai akibat dari adanya Covid-19 dan juga adanya Pandemic Fatigue, akan menyebabkan individu mengalami stres. Stres menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu dalam menghadapi situasi yang mengancam atau membahayakan dirinya. Sementara itu, sumber atau hal yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Dari adanya Covid-19, beberapa contoh stressor yaitu tidak memiliki pekerjaan, hubungan yang sering berkonflik dengan pasangan, lelah dengan sistem bekerja/sekolah dari rumah, dsb. \n\n \n\n Keadaan stres yang dialami oleh seseorang akan menimbulkan efek yang tidak menguntungkan, baik dari sisi fisik maupun dari sisi psikologis pada individu tersebut. Individu yang mengalami stres tidak akan membiarkan efek negatif ini terjadi terus pada dirinya. Oleh karena itu, individu akan melakukan usaha menyelesaikan stresnya, agar ia terhindari dari efek negatif (fisik maupun psikologis) yang ia rasakan. Usaha berupa tindakan yang dilakukan ini dinamakan dengan strategi coping. Tidak semua orang memiliki strategi coping yang tepat yang bisa menyelesaikan efek negatif sekaligus jalan keluar dari stressor yang ia alami. Hal ini dikarenakan strategi coping dipengaruhi oleh kepribadian, konsep diri, faktor sosial, latar belakang budaya, dan juga latar belakang pendidikan. Selain itu, strategi coping yang dipilih juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu tersebut dalam menyelesaikan masalahnya. \n\n \n\n Oleh karena itu, ada individu yang bisa menyelesaikan masalah (stressornya) dengan tepat dan menghilangkan efek negatif yang dirasakan, namun ada pula individu yang kurang bisa menyelesaikan masalah (stressornya), sehingga tetap merasakan efek negatif yang dialaminya. Individu yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya, tetap bisa mengalami stres jika masalah yang dialaminya sangat banyak sehingga masalah yang dimilikinya menjadi bertumpuk. Hal ini tentunya tetap akan membuat individu tersebut mengalami stres. \n\n \n\n Jika mengalami stres, maka ada baiknya mencari bantuan tenaga profesional, salah satunya yaitu psikolog klinis. Karena di hadapan psikolog, individu yang mengalami stress tersebut bisa menceritakan semua masalah/stressornya (konseling) sehingga akan mengurangi beban pikiran yang dimilikinya. Selain itu, psikolog juga bisa memberi terapi/intervensi psikologis jika individu tersebut sudah dalam tahap perlu untuk diberi terapi/intervensi. Ditambah pula, jika seorang individu yang mengalami stres tidak diusahakan untuk mencari bantuan psikologis, maka dalam jangka waktu yang lama ia bisa mengalami depresi, yang tentunya ini termasuk dalam salah satu gangguan jiwa yang berat. \n\n \n\n RS Hermina Galaxy menyediakan layanan psikologi yang dilakukan oleh psikolog klinis dengan melakukan asesmen/pengetesan psikologis, penegakan diagnosis, konseling, dan juga terapi/intervensi psikologis, dengan tujuan untuk membantu klien menjadi lebih sejahtera (well-being) dan lebih berfungsi dalam kesehariannya, sekaligus membantu mengatasi masalah kejiwaan yang dialami oleh klien. \n\n \n\n Pendaftaran pelayanan konsultasi Online ke psikolog klik disini \n\n Untuk pendaftaran ke Psikolog secara Onsite di Rumah Sakit, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 24 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>