- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 29 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Sampai Telat Periksa Sariawan Anda<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina pasti sudah ada yang pernah mengalami sariawan. Sariawan ini sering sekali dipandang sebelah mata, padahal sariawan yang berbentuk kecil pun dapat mengganggu kualitas kehidupan sehari sehari, seperti ketika makan, minum, berbicara bahkan tersenyum. \n\n Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan sariawan? Sariawan yang dimaksud disini berupa luka di gusi, lidah, atau lapisan dalam mulut yang berupa ulkus dengan dasar berwarna putih ke abu-abuan dan dikelilingi oleh peradangan berwarna kemerahan di sekitarnya. Bentuk sariawan bisa berupa bulat atau oval dengan jumlah dan ukuran bervariasi mulai dari kecil yaitu 0,5 milimeter sampai besar lebih dari 10 milimeter. Stomatitis aftosa rekuren atau yang disingkat dengan SAR merupakan nama medis dari sariawan. \n\n Sariawan ini dapat muncul secara tiba-tiba dan dialami oleh semua orang. Akan tetapi wanita, remaja dan anak-anak yang lebih sering terkena. Penyebab pasti sariawan sampai saat ini belum ditemukan. Walaupun demikian, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya sariawan, seperti: \n\n \n Trauma. Trauma yang dialami dapat dari akibat menyikat gigi yang terlalu keras, jaringan lunak mulut seperti lidah, lapisan dalam mulut dan bagian dalam bibir yang tergigit. Pemakaian kawat gigi dengan bagian ujung kawat yang berlebihan, pemakaian gigi palsu yang tidak cekat atau terdapat bagian yang tajam juga dapat menimbulkan sariawan. \n Genetik. Faktor keturunan juga memegang peranan dalam terjadinya sariawan. Seseorang yang memiliki orangtua yang sering sariawan, anak-anaknya akan lebih mudah terjadi sariawan dibandingkan dengan anak-anak yang orangtuanya tidak ada riwayat terkena sariawan. \n Gangguan nutrisi. Asupan nutrisi yang kurang seperti vitamin B kompleks, vitamin C dapat memicu seseorang rentan terkena sariawan, sehingga penting untuk menjaga asupan nutrisi seimbang setiap harinya. \n Alergi. Seseorang yang memiliki alergi oleh makanan atau minuman tertentu, seperti tomat, stoberi, coklat, makanan pedas, bahkan bahan-bahan kedokteran gigi dapat melatarbelakangi terjadinya sariawan. \n Stress dan cemas. Rasa ini sering tidak kita sadari, bahkan kekurangan waktu tidur dapat membuat seseorang rentan terkena sariawan karena tubuh mengeluarkan hormon yang memudahkan terjadi peradangan. \n Penggunaan obat-obatan. Obat-obatan jenis beta bloker dan antiinflamasi nonsteroid dilaporkan dapat melatarbelakangi timbulnya sariawan. \n Penyakit autoimun. Penyakit autoimun seperti Behcet’s disease, dll. \n Kebersihan rongga mulut yang buruk. Didalam mulut terdapat mikroorganisme baik dan buruk yang hidup dengan jumlah yang seimbang, tetapi jika kondisi kebersihan rongga mulut buruk, keseimbangan mikroorganisme terganggu, menyebabkan mudahnya terjadi peradangan dan infeksi yang dapat melatarbelakangi terjadinya sariawan. \n \n\n Pencegahan sariawan dapat dilakukan dengan menghindari ataupun menghilangkan faktor yang melatarbelakangi terjadinya sariawan, seperti menyikat gigi dengan perlahan, menghilangkan kebiasaan buruk seperti menggigit bibir atau pipi bagian dalam, selalu menjaga kebersihan mulut, dll. \n\n Meskipun sariawan ini dapat sembuh dengan sendirinya tetapi pada beberapa kasus, sariawan perlu penanganan lebih lanjut, seperti: \n\n \n Sariawan lebih dari seminggu yang belum hilang dan masih terasa sakit. \n Ukuran sariawan makin membesar atau jumlahnya makin bertambah. \n Terdapat lentingan dan gejala demam sebelum terjadinya sariawan. \n Terjadi perubahan konsistensi menjadi keras sampai mengganggu fungsi di rongga mulut \n \n\n Kondisi-kondisi sariawan seperti diatas jika ditelaah lebih lanjut dapat merupakan suatu tanda kondisi fisik kesehatan tubuh seseorang, misalnya kurang nutrisi atau mengalami gangguan di saluran pencernaan sehingga penyerapan nutrisi berkurang, stress, adanya trauma yang terjadi terus menerus, adanya alergi ataupun pemakaian obat-obatan, alergi, penyakit autoimun yang memicu terjadinya sariawan. Jika seseorang lebih waspada pada saat sebelum terjadinya sariawan berupa lentingan dan gejala demam, hal ini bisa menandakan bukan sariawan tetapi tanda adanya infeksi virus dan hal ini dapat menular. Bahkan sariawan yang telah lama tidak ditangani sampai terjadi perubahan warna dan konsistensi dari kenyal menjadi keras bahkan sampai menganggu fungsi bicara, fungsi mengunyah, harus segera dikonsultasikan, hal ini karena sariawan tersebut dapat mengarah ke arah keganasan atau kanker di mulut. \n\n Jika sariawan tidak ditangani segera akan semakin sulit mendiagnosa, semakin rumit perawatannya, semakin lama waktu perawatan dan tentu saja semakin mahal biaya perawatan yang akan dibayar. Oleh karena itu, segerakan cek kondisi sariawan anda ke dokter gigi, khususnya dokter gigi spesialis penyakit mulut yang menangani kasus penyakit mulut terutama pada jaringan lunak mulut seperti gusi, lidah, bibir, lapisan dalam mulut (mukosa) secara keseluruhan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Sariawan pada Anak<\/a><\/h3>
Sariawan pada anak merupakan masalah rongga mulut yang sering dijumpai. Sariawan dapat terjadi dibagian bibir, pipi bagian dalam, permukaan gusi dan lidah, serta dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak, bahkan bayi. \n\n Sariawan atau stomatitis aftosa merupakan luka yang terdapat di dalam mulut yang menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Luka ini bisa timbul dalam bentuk oval atau bulat dan berwarna kuning atau putih yang memiliki tepian berwarna merah akibat peradangan. Sariawan dapat berdampak buruk pada kualitas hidup anak, menggangu aktivitas makan dan minum, hingga berbicara. \n\n \n\n Cara Mengobati Sariawan Pada Anak \n\n Pada saat anak terkena sariawan jangan langsung memberikan obat-obatan. Alasannya, sariawan pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. \n\n Berikut beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mengobati dan mengurangi rasa sakit sariawan pada anak: \n\n 1. Berkumur dengan larutan garam, dengan takaran 1 sendok teh garam di campur setengah cangkir air hangat \n\n 2. Tidak menggunakan pasta gigi yang dapat memicu iritasi, contohnya sodium lauril sulfat \n\n 3. Menggunakan sikat gigi berbulu lembut \n\n 4. Memperbanyak mengkonsumsi air putih. Air putih dapat mempercepat penyembuhan pada luka sariawan \n\n 5. Menghindari makanan yang dapat memicu luka sariawan makin parah, seperti makanan yang asam, asin, pedas, dan minuman panas. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang lembut. \n\n \n\n Sariawan dapat diobati dengan bahan alami yang terdapat pada makanan dengan memperbanyak asupan sayur dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C, B, folat, dan zat besi. Bisa juga mengkonsumsi suplemen Vitamin C dan Vitamin B. \n\n Apabila cara-cara diatas tidak dapat mengobat dan mengurangi rasa sakit sariawan pada anak dan sariawan tidak kunjung sembuh setelah lebih dari 10 hari, Sahabat Hermina dapat menemui dokter. \n\n \n\n Meredakan sariawan pada bayi tentunya memerlukan cara yang berbeda. Berikut cara mengobati dan mengurangi rasa sakit sariawan pada bayi: \n\n 1. Memberikan makanan yang memiliki tekstur lembut dan bersuhu dingin, seperti es krim \n\n 2. Gunakan es batu untuk mengompres sariawan. Rasa dingin dari es batu membuat sariawan menjadi mati rasa \n\n 3. Mengkonsumsi air putih dalam jumlah sedikit tapi sering. Ini bertujuan agar rongga mulut basah \n\n 4. Menghentikan sementara meminum dari botol. Gunakan sendok atau sedotan agar dapat minum secara perlahan \n\n 5. Berikan larutan air garam, gunakan kapas lalu tempelkan pada sariawan. Untuk hasil yang maksimal, lakukan cara ini 3-4 kali sehari \n\n Sama dengan kondisi anak, umumnya sariawan pada bayi akan sembuh dengan sendirinya. Namun, tidak ada salahnya jika Bunda memerikasakannya ke dokter untuk mendapatkan penangan dan saran medis yang tepat. \n\n \n\n Gejala dan Penyebab Sariawan Pada Anak \n\n Umumnya gejala yang dirasakan pada saat sariawan antara lain, nyeri yang sangat menggangu, gatal, sensai terbakar, bahkan dapat di sertai gejala sistemik, seperti demam, lemas, sulit menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. \n\n Sariawan terjadi akibat terjadinya trauma pada mulut, seperti makan makan keras, menyikat gigi terlalu keras, juga bisa disebabkan oleh luka karena tidak sengaja tergigit pada saat makan. Makanan yang dikonsumsi anak juga dapat memicu terjadinya sariawan akibat alergi makanan tertentu atau kekurangan vitamin yang dipicu oleh anak yang suka memilih-milih makanan. \n\n \n\n Sariawan pada anak dapat menjadi tanda adanya infeksi virus, yaitu virus herpes simpleks dan penyakit tangan kaki mulut (hand foot and mouth disease). \n\n Virus Herpes Simpleks \n\n Anak berusia 1-3 tahun paling sering terserang virus herpes simpleks. Infeksi ini memiliki gejala yang berat. Jika terinfeksi virus ini, sariawan yang dialami berukuran kecil dengan jumlah yang banyak, bisa lebih dari 10. Lokasi yang sering terkena adalah bagian gusi, lidah dan bibir. Lesi pada bibir bagian luar dan sekitaran kulit mulut dapat ditemukan. Sariawan diawali dengan mengalami lenting yang kemudian pecah. Akibatnya, anak akan mengalami demam dan sulit menelan. \n\n Penyakit Tangan Kaki Mulut (hand foot and mouth disease) \n\n Coxsackie merupakan virus yang menyebabkan penyakit tangan kaki dan mulut. Umumnya penyakit ini terjadi pada anak usia 1-5 tahun. Gejala dari penyakit ini adalah sariawan muncul dalam rongga mulut, terutama pada lidah dan sisi mulut dan adanya lenting pada daerah telapak tangan dan kaki. \n\n \n\n Sariawan memang bisa sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari tergantung dari luka tersebut. Misalnya, luka yang disebabkan tergigit atau tergesek benda tajam yang menyebabkan trauma bisa membuat peradangan yang cenderung tak kunjuung mereda. Namun, perlu diwaspadai jika tak terjadi hal-hal yang dapat memicu iritasi pada peradangan, sebab bisa saja sariawan tersebut menjadi indikator adanya penyakit lain. \n\n Apabila sariawan terasa sangat sakit, mengganggu aktifitas anak dan tidak membaik pada waktu lebih dari 7 hari, sebaiknya segera ke rumah sakit dan konsultasikan dengan dokter agar dapat pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 29 November 2023<\/li><\/ul><\/div>