- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 08 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa yang menjadi permasalahan dalam konsep 'Toxic Masculinity''?<\/a><\/h3>
Toxic masculinity beracun mengacu pada gagasan bahwa gagasan sebagian orang tentang “kejantanan” melanggengkan dominasi, homofobia, dan agresi. Toxic masculinity melibatkan tekanan budaya bagi laki-laki untuk berperilaku dengan cara tertentu. Dan kemungkinan besar hal ini mempengaruhi semua anak laki-laki dan laki-laki dengan cara tertentu. Gagasan bahwa laki-laki harus bertindak tegas dan menghindari menunjukkan semua emosi dapat membahayakan kesehatan mental mereka dan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi masyarakat, yang kemudian dikenal sebagai “Toxic masculinity”. \n\n Toxic masculinity memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara. Berikut adalah tujuh masalah yang dapat ditimbulkan oleh pandangan dunia dan serangkaian perilaku ini: \n\n \n Daya saing dalam hal kerja sama: Bagi sebagian orang, berebut posisi kekuasaan yang lebih besar adalah sebuah norma maskulin dibandingkan mencari peluang untuk bekerja sama. Meskipun persaingan bisa menjadi hal yang sehat dan bahkan berguna dalam banyak skenario, maskulinitas beracun membuat pria memprioritaskan untuk menjadi yang teratas dibandingkan dengan mempertimbangkan perasaan atau keinginan orang lain. Akibatnya, pria bisa menjadi lebih kasar atau sulit diajak bekerja sama. \n Kecenderungan yang lebih besar terhadap kekerasan: Toxic masculinity adalah salah satu penyebab banyaknya kekerasan laki-laki di seluruh masyarakat. Karena beberapa pria menolak menangani emosinya dengan cara yang sehat, konflik antar pasangan dapat berujung pada kekerasan dalam rumah tangga. Demikian pula, beberapa pria bahkan mungkin melakukan kekerasan seksual. \n Tingkat homofobia dan transfobia yang lebih tinggi: Laki-laki heteroseksual dan cisgender yang tidak berupaya memerangi Toxic masculinity mungkin memiliki bias terhadap orang-orang dengan orientasi seksual dan identitas gender yang berbeda. Toxic masculinity menekankan bahwa hanya ada satu cara untuk menjadi seorang laki-laki dan mengecualikan atau bahkan merendahkan pendekatan lain. \n Ketidakmampuan untuk mengakui kerentanan: Ketika seseorang menyuruh seorang anak laki-laki untuk “bersikap jantan”, umumnya implikasinya adalah mereka menyembunyikan emosinya dan kembali mengerjakan tugas yang ada. Sejak usia muda, hal ini menanamkan keyakinan bahwa tidak bisa menjadi “pria sejati” jika mengakui adanya rasa rentan. Akibatnya, banyak pria dewasa menolak mencari perawatan kesehatan mental atau meminta dukungan emosional apa pun, sehingga menyebabkan mereka mengelola kondisi internal dengan cara yang kontraproduktif dan merusak. \n Meningkatnya seksisme terhadap perempuan: Toxic masculinity secara praktis identik dengan misogini. Laki-laki yang menerapkan sikap ini percaya bahwa maskulinitas pada dasarnya lebih unggul daripada feminitas, sehingga membuat mereka mengandalkan stereotip gender yang tidak benar dan berbahaya dalam interaksi mereka dengan perempuan. Dalam kasus ekstrim, hal ini dapat menyebabkan pelecehan seksual. Pada tingkat yang lebih tertutup, hal ini mungkin muncul melalui “mansplaining”, sikap merendahkan, atau mendukung kesenjangan yang terus berlanjut antara laki-laki dan perempuan di seluruh masyarakat. \n Perasaan berhak yang berlebihan: Laki-laki yang Toxic masculinity merasa berhak dalam pekerjaan, hubungan, dan bidang kehidupan lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti narsisme dan delusi keagungan. Para remaja putra mungkin merasa mereka dapat mengambil risiko berlebihan tanpa konsekuensi karena sikap ini. Konsep Toxic masculinity bahkan dapat berujung pada kekerasan yang tidak disengaja, bahkan ada yang melakukan kejahatan dengan kekerasan dan tidak mengharapkan adanya pembalasan. \n Emosi yang lebih tertekan: Kurangnya ekspresi dan pengelolaan emosi merupakan inti dari maskulinitas beracun. Pria-pria tertentu menukar kemampuan apa pun untuk mengelola masalah kesehatan mental mereka secara efektif demi terus-menerus menunjukkan sifat-sifat stereotip maskulin. Di balik sifat luarnya yang keras dan terkadang kejam sering kali terdapat seseorang yang berada dalam penderitaan emosional yang luar biasa tanpa sumber daya atau pemahaman tentang cara menangani perasaan ini. Oleh karena itu, memendam semua emosi ini juga dapat memengaruhi kesehatan fisik pria. \n \n\n Psikoterapi yang intinya pengobatan dengan cara psikologis seperti terapi perilaku, terapi kognitif dan relaksasi juga sangat diperlukan. Jadi jangan takut untuk ke dokter jiwa untuk berkonsultasi. Satu hal penting yang perlu diingat bahwa gangguan jiwa baik itu skizofrenia, depresi atau kecemasan yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerusakan otak. Keadaan ini dapat membuat orang yang menderitanya mengalami penurunan fungsi berpikir yang berat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 08 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cara Menangani Stress Agar Tubuh Terhindar dari Ancaman Penyakit <\/a><\/h3>
Stress adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons fisik, emosi, kognitif, dan perilaku terhadap peristiwa yang dinilai mengancam atau menantang. Stress bisa muncul dengan berbagai cara. Secara emosional, orang yang mengalami stress akan mengalami kecemasan, depresi, ketakutan, mudah marah dan frustrasi. Orang yang sedang stres mungkin akan berperilaku berbeda, seperti mondar-mandir, makan terlalu banyak, banyak menangis, minum lebih banyak dari biasanya, atau secara fisik menyerang orang lain dengan memukul atau melempar barang. \n\n Stress juga bisa menyebabkan keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, keringat berlebih dan gelisah. Guna manajemen stress yang dialami, pengidap bisa melakukan olahraga, teknik relaksasi dan konsumsi makanan sehat. \n\n Stres pada seseorang bisa terjadi karena adanya Stressor atau kejadian-kejadian yang dapat memicu terjadinya stress atau bisa disebut juga pengalaman atau situasi yang penuh dengan tekanan. Masing-masing orang memiliki cara bereaksi yang berbeda dalam menanggapi stressor , yakni ada yang bereaksi positif ada juga reaksi negatif. Reaksi positif bisa berupa peningkatan kewaspadaan. Sementara reaksi negatif meliputi rasa takut dan cemas berlebihan. \n\n Dalam menjalani kehidupan manusia membutuhkan kemampuan manajemen stres yang baik agar tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Karena, jika tidak diatasi dengan baik, stres dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan mental, fisik, hingga emosional. \n\n Manajemen Stres \n\n Yaitu suatu kemampuan menggunakan sumber daya dengan efektif dalam mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan emosional yang timbul karena tanggapan atau respon. Tujuan manajemen stress sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang agar menjadi lebih baik. \n\n Fungsi Manajemen Stres \n\n \n Mengatur diri \n Berpikir rasional \n Menenangkan diri \n Membantu mencari jalan keluar \n Meningkatkan produktivitas \n Pematangan diri \n \n\n Untuk melakukan manajemen stres kita perlu mengetahui apa saja penyebab terjadinya stres. \n\n Berikut Penyebab Terjadinya Stress dari Faktor Psikologi \n\n \n Frustasi, terjadi ketika seseorang diblokir atau dicegah utntuk mencapai tujuan yang diinginkan atau memenuhi kebutuhan yang dirasakan. \n Konflik, ketika kita dihadapkan dalam situasi terpecah dua keinginan , tujuan, tindakan. . \n Tekanan, ketika ada tuntutan atau harapan mendesak untuk perilaku seseorang yang datang dari sumber luar, orang itu sedang mengalami tekanan. \n Krisis, tingkat kontrol yang dimiliki seseorang pada peristiwa atau situasi tertentu. \n \n\n Cara menangani stres dengan baik agar tidak berdampak pada Kesehatan mental dan fisik: \n\n \n Bicarakan dengan seseorang atau sharing \n Alihkan dengan hobi. Cara ini bisa membantu menenangkan ketegangan dalam otak akibat stress berlebihan. Dalam satu hari, coba sisihkan waktu selama 30 menit untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti mendengarkan musik atau menonton film. Melakukan hobi efektif meningkatkan produksi endorfin, yakni hormon pemicu perasaan bahagia. Hormon ini juga bertanggung jawab memberikan energi yang lebih positif dalam diri seseorang \n Berfikir Positif \n Relaksasi dan tenangkan pikiranStress membuat otot tubuh menjadi lebih tegang. Tak hanya otot, pikiran pun menjadi kacau dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Untuk mengelola gejala yang muncul, pengidap bisa melakukan peregangan, pijat, mandi air hangat atau tidur. \n Melakukan aktifitas fisik. Aktivitas ini dilakukan dalam intensitas ringan hingga sedang, seperti berjalan cepat, bersepeda, hiking atau jogging. Untuk mendapatkan manfaatnya, lakukan secara rutin setiap hari selama 20 hingga 30 menit. \n Meningkatkan Ibadah \n \n\n Jadi manajemen stress adalah suatu upaya kita untuk dapat mengelola hidup, emosi, pikiran serta cara kita dalam menangani masalah. manajemen stress ini bisa dilakukan dengan melakukan perubahan dalam diri ketika sahabat hermina berada dalam tekana secara teru menerus. Ingat Menjaga kesehatan fisik memang penting namun kesehatan mental jangan sampai dilupakan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Mental Down yang Wajib Kalian Tahu !!!<\/a><\/h3>
Kesehatan mental merupakan kondisi yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Kesehatan mental yang baik merupakan hal penting untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang hal-hal yang mempengaruhi Mental Down. \n\n Mental down atau kelesuan mental adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah secara emosional, fisik, dan mental. Gejala ini dapat terjadi pada siapa saja, dan biasanya disebabkan oleh stres berkepanjangan, masalah pribadi, pekerjaan yang menuntut, atau keadaan lingkungan yang tidak kondusif. \n\n Berikut adalah beberapa gejala yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami kelesuan mental: \n\n \n \n Perubahan suasana hati yang drastis. Seseorang yang mengalami kelesuan mental cenderung merasa sangat sedih, kecewa, dan putus asa. Mereka juga dapat merasa kehilangan minat dan kegembiraan pada hal-hal yang biasanya mereka nikmati. \n \n \n Mudah tersinggung. Karena emosinya yang sensitif, seseorang yang mengalami kelesuan mental bisa merasa mudah tersinggung dan marah. Mereka cenderung memperbesar masalah kecil dan merasa kesulitan untuk mengatasi rasa marah atau kesal yang dirasakan. \n \n \n Gangguan tidur: Seseorang yang mengalami kelesuan mental dapat mengalami masalah tidur, seperti kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak. Kualitas tidurnya juga dapat menurun, sehingga mereka bangun dengan merasa lelah dan tidak bertenaga. \n \n \n Penurunan energi. Kelesuan mental dapat menyebabkan seseorang merasa kelelahan secara fisik dan mental, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktivitas yang biasanya mereka lakukan dengan mudah. \n \n \n Kesulitan berkonsentrasi. Seseorang yang mengalami kelesuan mental dapat kesulitan berkonsentrasi dan memfokuskan perhatian mereka pada suatu hal. Ini dapat mempengaruhi kinerja kerja atau belajar. \n \n \n Merasa putus asa.Seseorang yang mengalami kelesuan mental dapat merasa putus asa dan kehilangan harapan pada masa depan. Mereka cenderung merasa bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mereka. \n \n \n Gangguan fisik. Selain gejala-gejala di atas, kelesuan mental juga dapat menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, atau gangguan pencernaan lainnya. \n \n \n\n Kesehatan mental yang baik sangat penting untuk kehidupan yang sehat dan bahagia. Ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, ia dapat mengalami berbagai masalah seperti kecemasan, depresi, dan stres. Gangguan kesehatan mental juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja dan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memengaruhi hubungan dengan orang lain. \n\n Jika mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera mencari bantuan dari tenaga medis atau profesional kesehatan mental. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup, dan semakin cepat mencari bantuan, semakin baik peluang pemulihan. Di rumah sakit Hermina Purwokerto tersedia layanan bagi Anda yang ingin konsultasi mengenai Kesehatan Mental. \n\n \nUntuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> bit.ly/PendaftaranHerminaPurwokerto \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n5. Pendaftaran Rapid Antigen dan Telemedicine 0813 9306 1234 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 27 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kelola Emosi dan Tingkatkan Suasana Hati<\/a><\/h3>
Manajemen emosi adalah seperangkat keterampilan yang dapat membantu bereaksi secara konstruktif terhadap orang atau peristiwa. Mempelajari cara mengelola emosi dapat bermanfaat bagi karier dengan membantu membuat pilihan rasional dan mengembangkan hubungan dengan orang lain. Meningkatkan keterampilan manajemen emosi mungkin membutuhkan waktu dan usaha, tetapi dapat memberikan hasil positif dalam kehidupan profesional. \n\n Jadi, apa strategi terbaik untuk mengelola emosi? Dan bagaimana kita menghindari ledakan reaktif dan mengelola emosi secara efektif saat ini? \n\n \n Tersenyumlah untuk membuat diri merasa baik. Temukan cermin, buatlah itu menyenangkan. Jika awalnya terasa tidak benar, Anda akan segera menertawakan diri sendiri dan merasa lebih baik secara alami. Otot yang kita gunakan untuk tersenyum akan memberi tahu otak bahwa kita bahagia. Lakukan setidaknya selama 30 detik. \n Tersenyumlah untuk membuat orang lain merasa baik. Ciptakan koneksi itu, buka komunikasi, picu sel-sel otak positif yang membuat kita mengalami empati terhadap orang lain. \n Bangun dan bergerak. Melompat-lompat. Penting untuk menggerakkan kelenjar getah bening kita untuk mengeluarkan racun dari tubuh kita. Gerak agar aliran darah lebih lancar dan membuat hormongembira keluar. Sekali lagi, ini akan memberi tahu otak kita bahwa kita bahagia dan membuat kita merasa lebih baik. Bangun dari meja Anda secara teratur. \n Periksa dengan tubuh. Lakukan pemindaian tubuh. Catat di mana Anda menahan ketegangan dan fisiologi Anda secara keseluruhan. Kaitkan ketegangan dan perubahan ini dengan emosi yang Anda rasakan untuk mulai memahami di mana dan bagaimana berbagai emosi memengaruhi Anda. \n Hilangkan ketegangan secara fisik. Jika Anda merasa tegang di lengan, goyangkan lengan Anda; jika Anda merasa sesak di dada, regangkan, dan kembangkan atau tarik napas dalam-dalam. \n Bernapas. Ambil 6 napas diafragma dalam-dalam. Tubuh kita tidak dapat mempertahankan kemarahan melalui pernapasan dalam. Biarkan paru-paru bagian bawah memiliki oksigen untuk melewati tubuh dan otak Anda. Ini akan menenangkan Anda dan membanjiri Anda dengan oksigen. Anda mungkin merasa geli. Lakukan setidaknya selama 60 detik. \n Berbicara dengan seseorang. Ekspresikan perasaan Anda untuk mulai menyelesaikan situasi. Curhat ke teman atau kolega daripada menekan emosi. \n Lepaskan dan libatkan kembali emosi. Memarkir emosi yang menantang untuk dihadapi nanti, bukan hanya menghindarinya. Akui dan terima perasaan tersebut kemudian gunakan kecerdasan emosional Anda untuk membantu membangkitkan emosi yang lebih bermanfaat. \n Beri label pada emosi Anda. Bagian otak yang dapat memberi label atau nama emosi adalah bagian yang sama yang 'merasakan' emosi tersebut. Pelabelan terbukti mengurangi intensitas. Hanya dengan mengatakan "Saya merasa marah" Anda sebenarnya merasa kurang marah. \n Beri label emosi untuk orang lain. Kita sering dapat melucuti situasi yang bermuatan emosional dengan mengakui apa yang orang rasakan. “Saya merasakan Anda marah; bisakah kamu memberitahuku bagaimana perasaanmu?” Hal ini mendorong orang lain untuk mempertimbangkan dan melabeli emosi mereka dengan lebih akurat: "Ya, saya merasa marah" atau "Tidak, saya tidak marah, saya kesal". \n \n\n Pahami bahwa emosi negatif dan positif itu penting. \n\n Manusia suka mengekspresikan kegembiraan dan cinta. Tapi, sepertinya hal yang tepat untuk menyingkirkan emosi negatif. Sahabat Hermina mungkin dibesarkan dengan gagasan bahwa menunjukkan kemarahan, rasa malu, atau frustrasi adalah tidak boleh, jadi Sahabat Hermina menyingkirkan perasaan ini. Memendam emosi Sahabat Hermina tidak akan membuatnya hilang—sebenarnya, kemungkinan besar hanya akan bertambah buruk. Emosi yang ditekan dapat berkontribusi pada kondisi kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi. \n\n Psikoterapi yang intinya pengobatan dengan cara-cara psikologis seperti terapi perilaku, terapi kognitif dan relaksasi juga sangat diperlukan. Psikoterapi sudah terbukti secara ilmiah dapat membantu proses penyembuhan pasien dan mampu mengatasi masalah-masalah pasien ketika pasien sudah tidak memakai obat lagi. \n\n Jadi jangan takut untuk ke dokter spesialis kedokteran jiwa untuk berkonsultasi. Satu hal penting yang perlu diingat bahwa gangguan jiwa baik itu skizofrenia, depresi atau kecemasan yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerusakan otak. Keadaan ini dapat membuat orang yang menderitanya mengalami penurunan fungsi berpikir yang berat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kok bisa ya orang bisa jadi Kleptomania ? Simak penjelasannya<\/a><\/h3>
Kleptomania adalah gangguan psikologis yang persisten, di mana seorang individu (anak-anak & dewasa muda) memiliki keinginan yang kuat untuk mencuri sesuatu dari rumah orang lain, toko, mall dll tanpa kebutuhan khusus untuk objek tersebut. Barang yang dicuri mungkin bahkan bernilai sangat kecil. Kleptomania mencuri untuk menenangkan stres, kecemasan dan ketegangan yang merekarasakan sebelum mencuri. \n\n Ini jarang terlihat pada orang dewasa di atasusia 50 tahun. Gangguan ini dapat di obati dengan menggunakan jasa psikolog. Terapi perilaku kognitif di pandang sebagai pilihan terapi yang paling efektif untuk kleptomania. \n\n Seperti banyak gangguan mental lainnya, Kleptomania dimulai dengan ketidakmampuan untuk mengendalikan perilaku nya sendiri. Seorang remaja dengan Kleptomania tidak dapat mengendalikan dorongan untukmelakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain. Dorongan untuk mencuri seringkali terlalu kuat untuk merekatolak. \n\n Orang dengan kleptomania mungkin menghadapi penangkapan, persidangan, dan penahanan sebagai akibat dari gejala mereka. Satu studi pasien klinis menemukan bahwa lebih dari 68% dari mereka dengan kleptomania telah ditangkap karena mencuri. Tapi tidak semua orang yang mencuri karena impulsif adalah seorang kleptomaniak. Psikolog memiliki daftar kriteria yang harus dipenuhi sebelum mereka melabeli seseorang sebagai kleptomania.\n \n\n Gejala Kleptomania \n\n \n Impuls berulang untuk mencuri \n Meningkatnya rasa tekanansebelummencuri \n Contoh pencurian benda yang nilai nya sedikit atau tidak sama sekali \n Perasaan lega, senang, dan puas ketika suatu benda di curi \n Kebohongan patologis \n Pencurian tidakdapat dijelaskan oleh gangguan lain \n \n\n Kleptomania dapat terjadi sendiri, tetapi sering muncul bersamaan dengan kondisi lain juga. Orang dengan kondisi ini mungkin rentan terhadap penggunaan zat dan kecemasan, serta gangguan lain yang terkait dengan kontrolimpuls. Beberapa gangguan lain yang dapat terjadi bersamaan dengan kleptomania antara lain: \n\n • Gangguan suasana hati \n\n • Gangguan panik \n\n • Gangguan kecemasan perpisahan \n\n • Gangguan dismorfik tubuh \n\n • Gangguan kecemasan \n\n \nMenemui psikiater bukan berarti telah gila atau kehilangan fungsi sebagai manusia. Justru sebaliknya, dengan mengikuti tanda harus kepsikiater di atas seseorang dapat mencegah diri nya terkena gangguan jiwa serta tetap menjalankan fungsi nya sebagai manusia dengan seimbang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 16 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gangguan Panik<\/a><\/h3>
Merupakan sebuah kondisi berupa sekumpulan gejala berulang yang dapat menyerupai gejala atau keluhan fisik tertentu (yang disebut serangan panik) dalam waktu satu bulan atau lebih, sehingga dapat membuat rasa khawatir akan mengalami serangan kembali walau sedang tidak mengalami gejala fisik (kecemasan antisipatorik). \n\n Seperti apa gejala yang bisa muncul? \n\n Keluhan fisik yang muncul dapat bervariasi namun umumnya melibatkan kondisi fisik otonom, seperti keluhan pada pernapasan, denyut jantung, pencernaan, atau hal lainnya. Orang yang mengalami menjadi merasa khawatir karena merasa seakan sakit berat dari organ-organ terkait yang dirasakan, karena benar-benar terasa mengganggu pada organ tersebut dan terjadi berulang kali. Durasi waktu atau lama tiap kali serangan panik juga dapat bervariasi dari beberapa menit sampai jam. \n\n Contoh keluhan yang muncul dapat berupa merasa sangat sesak dan sulit bernapas, rasa tercekik atau mengganjal di tenggorokan, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mual atau muntah, menggigil, berkeringat banyak, gemetar, kesemutan, pusing, pandangan gelap, sampai seakan mau pingsan atau mati pada saat mengalaminya. Hal ini bahkan dapat membuat seseorang berpikir mungkin telah kehilangan akal sehat, karena keluhan tetap muncul berulang, baik dengan atau tanpa pencetus tertentu yang jelas (kadang muncul di situasi yang tenang atau tidak terduga sebelumnya), tanpa ada kenyataan bahaya yang nyata, dan secara fisik didapati hasil pemeriksaan yang relatif sehat atau ringan saja. Orang yang mengalami gangguan ini pun bisa menjadi merasa takut akan situasi atau hal tertentu, atau bahkan menjadi takut bila harus keluar rumah sendirian (agorafobia). \n\n Siapa saja yang dapat mengalaminya? \n\n Gangguan panik dapat dialami baik oleh wanita maupun laki-laki, dengan lebih sering terjadi pada wanita secara proporsi. Berbagai usia dapat mengalami gangguan ini, terutama pada usia dewasa, terlebih yang sedang atau telah mengalami tekanan. \n\n Bagaimana terjadinya dan bagaimana cara mencegahnya? \n\n Penyebab pasti gangguan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun diduga terdapat kondisi zat-zat kimia di otak yang tidak seimbang akibat tekanan atau stres berlebih yang tersimpan atau tidak dapat teratasi dengan optimal. Hal ini kemudian menyebabkan persepsi atau terjemahan yang salah terhadap stimulus atau sensasi yang dirasakan pada tubuh, sebagai sesuatu yang lebih berat dan berbahaya. \n\n Adanya riwayat keluhan serupa sebelumnya, gangguan mental lainnya, gangguan mental di keluarga, mengkonsumsi alkohol berlebihan, serta mengalami pengalaman berat atau drastis merupakan faktor risiko dari gangguan ini. \n\n Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk mencegah atau mengurangi keluhan gangguan panik antara lain selalu menjalankan pola hidup yang sehat, berpikir positif, latihan relaksasi, istirahat yang cukup, menghindari zat yang dapat mengganggu kesehatan, menyelesaikan permasalahan yang ada, menjalani kondisi yang ada dengan tenang dan nyaman. \n\n Kapan perlu berobat atau berkonsultasi? \n\n Gangguan panik dapat diatasi, dan dapat menjadi lebih buruk sampai sangat mengganggu kehidupan sehari-hari bila tidak diatasi dengan baik. Pemeriksaan dan penanganan lebih awal oleh tenaga medis profesional, yakni Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dapat mengurangi intensitas dan frekuensi serangan, membantu meningkatkan kualitas hidup, serta akhirnya mencegah serangan muncul kembali di kemudian hari. \n\n Apabila Anda atau Keluarga ada yang mengalami atau memerlukan bantuan dan informasi lebih lanjut terkait gangguan panik, silahkan dapat berkonsultasi ke Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 16 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2023<\/li><\/ul><\/div>