- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 24 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Apa itu Serumen Telinga?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tahukah bahwa serumen atau kotoran telinga ternyata bukan hanya sebatas kotoran telinga, tapi serumen memiliki manfaat untuk telinga kita. Serumen adalah produksi dari kelenjar lemak dan kelenjar keringat yang ada di sepertiga depan telinga kita. Serumen memiliki berbagai konsistensi, ada yang lunak, lengket, kering ataupun keras, warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kecoklatan. \n\n Serumen berfungsi sebagai penyaring/pembersih liang telinga. Serumen akan menangkap partikel atau benda asing dalam ukuran mikro sehingga tidak masuk lebih dalam yang selanjutnya secara alami partikel tersebut akan dikeluarkan dengan bantuan gerakan rahang bawah saat mengunyah. Serumen juga berfungsi sebagai pelembab/lubrikasi yang dapat mencegah liang telinga menjadi kering dan gatal. Zat lubrikasi ini diperoleh dari kandungan lemak yang tinggi dari produksi kelenjar keringat. Fungsi lain dari serumen yaitu sebagai antibakteri dan antijamur. Terdapatnya lisosim dalam serumen dan pH rendah akan membuat suasana yang sukar untuk pertumbuhan kuman. Dan yang terakhir, serumen memiliki bau yang khas yang tidak disukai serangga sehingga mencegah serangga masuk ke dalam liang telinga. \n\n Pada kondisi normal, serumen tidak akan menyebabkan gangguan atau keluhan. Pada dasarnya, telinga memiliki cara membersihkan diri yang dibantu gerak rahang saat mengunyah, dan terbilas air pada saat mandi. Sahabat hermina tidak perlu mengorek-ngoreknya menggunakan cottonbud (kapas lidi) atau ear candling, tindakan mengorek-ngorek ini justru bisa menyebabkan telinga menjadi iritasi atau bengkak bahkan hingga mengalami infeksi, serta dapat melukai gendang telinga. \n\n Cara membersihkan telinga, sahabat hermina cukup mengeringkan bagian luar telinga saja dengan handuk kering atau tisu kering karena biasanya serumen bisa berpindah dengan sendirinya dari liang telinga ke luar telinga. Namun, terkadang serumen tersebut tidak bisa keluar dan justru mengendap di dalam liang telinga. \n\n Pada kondisi tertentu, serumen dapat menyebabkan gangguan yaitu bila terjadi penumpukan serumen yang berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada liang telinga yang disebut sebagai serumen obsturan atau impacted cerumen. Keadaan ini dapat menimbulkan keluhan telinga berdenging, rasa tidak nyaman di telinga bahkan sampai terasa nyeri dan juga kurang pendengaran. \n\n Jika sahabat hermina gemar mendengarkan musik menggunakan earphone, ada baiknya hindari untuk menggunakan dalam jangka waktu yang lama untuk menjaga kesehatan telinga. Pemakaian earphone juga sangat berisiko untuk mendorong serumen masuk ke dalam, kemudian serumen menjadi keras dan sulit untuk dibersihkan. \n\n Faktor lain yang menyebabkan penumpukan serumen di liang telinga yaitu bentuk liang telinga yang bervariasi terutama dalam hal ini liang telinga yang sempit, produksi serumen yang berlebihan, melakukan tindakan mengorek telinga sehingga serumen terdorong ke bagian dalam liang telinga kemudian terjadi penumpukan. \n\n Bila terjadi penumpukan serumen, dapat dilakukan pembersihan dengan pemilin kapas. Pada kasus tipe serumen yang keras, serumen akan diambil dengan cara dikait, atau bisa mengunakan tetes telinga pelunak kotoran seperti fenol gliserol untuk melunakkan dan selanjutnya dilakukan pembersihan/ penyemprotan (irigasi) serumen yang ada di liang telinga. \n\n Setiap telinga memiliki bentuk dan konsistensi serumen yang berbeda-beda. Untuk pembersihan serumen di liang telinga yang aman, sebaiknya dilakukan oleh dokter/spesialis THT sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. \n\n Bila sahabat Hermina memiliki keluhan telinga ada baiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter THT di RS Hermina Balikpapan. Mari kita jaga kesehatan telinga dengan cara menghindari mengorek telinga dengan cotton bud serta menghindari penggunaan earphone yang terlalu lama. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 11 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kotoran Telinga Bisa Mengganggu Pendengaran, Benarkah?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, rasa tidak nyaman pada telinga merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan oleh pasien. Kondisi ini dapat dapat disebabkan oleh peradangan dan infeksi pada liang telinga, sumbatan benda asing, gangguan saraf pendengaran, infeksi dan peradangan pada telinga bagian tengah dan dalam. Salah satu penyebab yang banyak ditemukan dalam praktik sehari-hari adalah impaksi serumen atau lebih dikenal luas sebagai sumbatan akibat kotoran telinga. \n\n Serumen merupakan produk yang dihasilkan oleh kelenjar pada liang telinga yang bercampur dengan lapisan sel kulit sudah mati. Produksi serumen merupakan proses yang normal. Zat ini berfungsi sebagai pelindung dari infeksi bakteri, kotoran maupun air. Normalnya, serumen yang dihasilkan akan dikeluarkan secara spontan dari liang telinga melalui mekanisme gerakan rahang secara perlahan dengan kecepatan sekitar 2 mm per bulan. Apabila mekanisme ini pengeluaran ini gagal, maka serumen akan terkumpul di dalam liang telinga, yang disebut sebagai impaksi serumen. \n\n Penumpukan serumen ini akan menyebabkan penyumbatan pada liang telinga baik sebagian ataupun seluruhnya. Hal ini menyebabkan kesulitan saat dilakukan pemeriksaan liang telinga, gendang telinga, ataupun sistem pendengaran dan keseimbangan (audiovestibular). \n\n Impaksi serumen dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala (asimptomatik) ataupun dapat ditandai dengan gejala klinis berupa penurunan perdengaran, sensasi penuh pada telinga, sensasi berdenging (tinnitus), nyeri telinga, gatal telinga, pusing berputar/pusing 7 keliling (vertigo). Kondisi ini dapat didiagnosis melalui pemeriksaan telinga oleh dokter, yaitu dengan ditemukan tumpukkannya kotoran telinga berwarna coklat kehitaman dan penurunan pendengaran melalui pemeriksaan audiometri dengan tingkat keparahan yang bergantung pada derajat sumbatan liang telinga. \n\n Pengobatan yang dapat dilakukan pada kondisi serumen impaksi meliputi pemberian bahan pelunak serumen, ekstraksi serumen dengan irigasi maupun secara manual. Bahan pelunak serumen dapat digunakan sebelum irigasi untuk melunakkan serumen. Teknik ekstraksi dengan irigasi dilakukan dengan mengalirkan air ke belakang serumen melalui celah antara serumen dan dinding liang telinga, kemudian air tersebut akan mengalir kembali ke luar, sehingga mendorong serumen keluar. Metode ekstraksi dengan irigasi tidak dapat dilakukan jika terdapat lubang pada gendang telinga dan terjadi penyumbatan total. \n\n Ekstraksi serumen secara manual biasanya dilakukan dengan menggunakan pengait ataupun alat penyedot. Metode ini lebih dipilih pada pasien dengan riwayat operasi telinga sebelumnya ataupun gendang telinga yang mengalami robekan. \n\n Penting diketahui bahwa serumen merupakan suatu produk yang normal, dan secara normal akan keluar dengan sendirinya. Sehingga tidak disarankan untuk membersihkan telinga sendiri dengan menggunakan cotton bud karena dapat mendorong serumen semakin ke dalam. Selain itu, penggunaan cotton bud juga dapat meningkatkan risiko trauma pada gendang telinga ataupun menyebabkan luka pada liang telinga, sehingga menyebabkan infeksi. Pasien disarankan untuk kontrol teratur 2-4 kali pertahun untuk dilakukan pembersihan telinga. Selain itu apabila pasien merasakan gejala yang menyerupai gejala impaksi serumen (penurunan pendengaran, rasa penuh pada telinga, rasa nyeri atau gatal pada telinga, sensasi berdenging, atau pusing berputar) segera berobat ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. \n\n Referensi \n\n 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia. Panduan Praktik Klinis, Panduan Praktik Klinis Tindakan, Clinical Pathway di Bidang Telinga Hidung Tenggorok - Kepala Leher. Vol. 2. Jakarta: Pengurus Pusat PERHATI-KL; 2016. \n\n 2. Schwartz SR, Magit AE, Rosenfeld RM, Ballachanda BB, Hackell JM, Krouse HJ, et al. Clinical Practice Guideline (Update) : Earwax (Cerumen Impaction) Executive Summary. Otolaryngol - Head Neck Surg (United States). 2017;156(1):14–29. \n\n 3. Michaudet C, Malaty J. Cerumen impaction: Diagnosis and management. Am Fam Physician. 2018;98(8):525–9. \n\n 4. Guest JF, Greener MJ, Robinson AC, Smith AF. Impacted cerumen: Composition, production, epidemiology and management. QJM - Mon J Assoc Physicians. 2004;97(8):477–88. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Serumen?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tahukah kotoran telinga, atau serumen, adalah produksi dari kelenjar lemak dan kelenjar keringat yang ada di liang telinga? Serumen biasanya memiliki konsistensi lunak, lengket, dan berwarna kuning hingga kecoklatan. Dalam kondisi normal, serumen hanya ada di liang telinga bagian luar, oleh karena kelenjar-kelenjar tersebut hanya berada di sepertiga liang telinga luar. \n\n \n\n Tipe Serumen \n\n Ada dua jenis serumen, yaitu: \n\n Tipe kering \n\n Memiliki warna yang lebih gelap, lebih keras, dan menempel pada dinding liang telinga bahkan bisa menutup liang telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran \n\n Tipe basah \n\n Memiliki warna yang lebih cerah, konsistensinya seperti jeli, dan sifatnya mudah lengket \n\n \n\n Fungsi Serumen \n\n Serumen seringkali dianggap hanya seperti kotoran telinga yang harus dibuang atau dibersihkan, bahkan setiap hari. Pendapat ini kurang tepat karena serumen juga memiliki fungsi yang sangat penting untuk menyaring kotoran yang akan masuk ke dalam liang telinga, seperti debu atau sel-sel kulit yang mati yang akan menempel pada serumen dan nantinya dapat keluar sendiri. \n\n Selain itu serumen juga berfungsi sebagai pelembab liang telinga, sebagai antibakteri dan antijamur karena memiliki sifat asam dan mengandung enzim-enzim yang dapat melawan bakteri dan jamur. \n\n Bau khas dari serumen tidak disukai oleh serangga, sehingga dapat mencegah serangga masuk ke dalam liang telinga. \n\n \n\n Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras \n\n 1. Radang kronis liang telinga luar \n\n 2. Liang telinga yang sempit \n\n 3. Produksi serumen yang berlebih dan kental \n\n 4. Adanya benda asing di liang telinga \n\n 5. Adanya penonjolan tulang liang telinga \n\n 6. Serumen terdorong pada saat mengorek telinga \n\n \n\n Gejala yang dapat muncul bila terjadi penyumbatan liang telinga akibat serumen adalah: \n\n 1. Penurunan pendengaran \n\n 2. Dapat muncul rasa nyeri akibat penekanan serumen terhadap liang telinga \n\n 3. Ketidaknyamanan pada telinga hingga berdengung \n\n 4. Batuk dan pusing akibat penekanan saraf yang ada di liang telinga \n\n \n\n Perlu diperhatikan bahwa pembersihan liang telinga harus dilakukan oleh seorang ahli yang memahami bentuk liang telinga dan dapat melihat dengan jelas serumen di dalam liang telinga sehingga saat melakukan pembersihan bisa memperhatikan konsistensi serta lokasi dan dapat memilih cara pengeluaran yang sesuai. \n\n \n\n Ada beberapa cara pengambilan serumen, yaitu: \n\n 1. Bila lunak dapat diambil dengan pemilin kapas \n\n 2. Bila sudah keras, dapat diambil dengan pengait atau dapat dilunakkan dulu dengan larutan gliserin 10% dan selanjutnya dilakukan irigasi telinga \n\n 3. Bila serumen dirasa terlalu dalam dapat dilakukan irigasi telinga \n\n \n\n Bahaya yang dapat timbul akibat mengorek telinga \n\n Mendorong serumen semakin masuk ke dalam liang telinga sehingga dapat menumpuk dan menyumbat liang telinga yang berakibat penurunan pendengaran \n\n Infeksi liang telinga dapat terjadi akibat liang telinga terbentur dan tergores pada saat dikorek sehingga liang telinga bisa bengkak, nyeri dan bernanah. Perlu diperhatikan bahwa bentuk liang telinga tidak lurus seperti pipa namun memiliki lekukan pada bagian tertentu \n\n Batuk hingga pingsan bisa muncul akibat terkenanya saraf yang ada di liang telinga. Selain itu, perlukaan pada beberapa saraf yang ada di dalam telinga juga dapat berakibat muka merot atau tidak simetris. \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina, bila ada keluhan pada telinga, sebaiknya segera ke rumah sakit dan periksakan ke dokter THT. Jangan mengorek sendiri agar tidak muncul komplikasi yang berbahaya. Salam Sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 07 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 November 2022<\/li><\/ul><\/div>