- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 06 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Makanan yang perlu dihindari penderita Gerd saat Puasa<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Pada penderita penyakit asam lambung tentunya harus memilih secara tepat makanan yang dikonsumsi, terutama saat menjalankan ibadah puasa. Kondisi perut yang kosong selama berpuasa, terjadi peningkatan asam lambung pada tubuh. \n\n Bila mengonsumsi makanan yang tidak tepat akan berdampak pada semakin meningkatnya asam lambung dan menimbulkan penyakit pada sistem pencernaan, salah satunya adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). \n\n GERD adalah salah satu gangguan pencernaan yang diakibatkan karena melemahnya katup sebelum masuk lambung, hal ini membuat makanan/minuman yang dikonsumsi akan naik kembali dari lambung ke kerongkongan, sehingga akan timbul rasa panas di dada dan ulu hati. \n\n Berikut makanan yang perlu dihindari pada penderita penyakit asam lambung atau GERD: \n\n 1. Makanan berlemak \n\n Makanan yang mengandung lemak tinggi dapat menyebabkan naiknya asam lambung. Makanan yang mengandung lemak seperti daging, gorengan, makanan bersantan, coklat, dan lain-lain. Daging berlemak mengandung lemak tinggi yang menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Makan makanan berlemak sebaiknya dihindari pada penderita penyakit asam lambung atau GERD, karena dapat memperparah gejala sistem pencernaan yang timbul. \n\n 2. Makanan yang asam \n\n Makanan yang asam sebaiknya dihindari pada penderita penyakit asam lambung atau GERD. Makanan yang asam seperti buah yang asam (jeruk, anggur, plum, lemon, kiwi, dll), makanan bercuka, dan lain-lain. Bila mengonsumsi makanan asam terutama pada perut yang kosong, dapat menimbulkan gejala seperti terasa panas di dada dan perut akibat naiknya asam lambung. \n\n 3. Makanan yan sulit dicerna \n\n Makanan seperti coklat, keju, kacang, makanan yang digoreng, kue tart dan lain-lain merupakan jenis makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya asam lambung. \n\n 4. Makanan yang pedas \n\n Makanan-makanan pedas dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam lambung dan menimbulkan perut nyeri dan tidak nyaman. \n\n 5. Makanan dan minuman yang bergas \n\n Seseorang yang memiliki penyakit asam lambung atau GERD sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gas tinggi karena dapat memperparah sakit maag yang diderita. \n\n Agar puasa tetap lancar pada penderita asam lambung atau GERD juga disarankan untuk minum obat yang bisa mengurangi timbulnya keluhan. Konsumsi obat disaat sahur dan saat berpuasa \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 29 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Cacingan pada Anak, Bagaimana Cara Mencegahnya?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, cacingan merupakan salah satu penyakit menular pada anak-anak yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak berusia 5-10 tahun. Meski dapat diatasi dengan pemberian obat cacing, namun jika tidak dilakukan tindakan pencegahan ada kemungkinan infeksi ini berulang kembali. \n\n Gejala Cacingan pada Anak \n\n Menempelnya telur cacing di tangan atau kaki anak tanpa sengaja, yang kemudian tertelan dan masuk ke dalam tubuh, adalah salah satu cara penularan infeksi cacing yang paling sering pada anak. Sebagian besar kasus cacingan bisa tidak menunjukkan tanda yang serius. Namun, pada beberapa kondisi, ada ciri khas cacingan yang bisa dikenali, yaitu: \n\n \n Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari. \n Gelisah atau tidak nyaman saat tidur, karena sering menggaruk di sekitar anus. \n Mudah marah dan tersinggung. \n Kemerahan atau iritasi kulit di sekitar anus. \n Sering merasa sakit perut. \n Kurang nafsu makan, sehingga bisa menyebabkan penurunan berat badan. \n \n\n Cara Mencegah Cacingan pada Anak \n\n Pada dasarnya, cara untuk menanggulangi cacingan adalah memutuskan mata rantai penularan cacingan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengonsumsi obat cacing. Penerapan pola hidup bersih dan sehat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut: \n\n \n Cuci tangan secara teratur menggunakan sabun \n \n\n Bila anak bermain di luar rumah, bisa jadi tangannya terkena tanah atau kakinya yang terdapat telur cacing. Beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang, dapat langsung masuk ke dalam tubuh melalui permukaan kulit. Oleh sebab itu, pastikan Anda mengajak si kecil mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun setelah mereka bermain, terutama bila bermain di atas tanah. \n\n \n Selalu mengenakan pakaian bersih \n \n\n Biasakan juga anak untuk selalu mengenakan pakaian bersih dan mengganti pakaian setiap hari. \n\n \n Gunakan alas kaki, terutama jika sedang keluar rumah \n \n\n Ketika anak bermain dan keluar rumah, gunakan alas kaki yang bersih dan nyaman. Hal ini untuk mengurangi risiko penularan infeksi cacing pada anak. \n\n \n Gunting kuku secara teratur \n \n\n Potong kuku anak secara rutin, terutama ketika sudah panjang, sehingga tidak ada cukup ruang untuk pertumbuhan telur cacing. \n\n \n Konsumsi obat cacing \n \n\n Jika perlu, konsultasikan ke dokter dan berikan obat cacing saat anak memasuki dua tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia tentang Penanggulangan Cacingan, pemberian obat cacing setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali dapat membantu mencegah anak dari cacingan. \n\n Nah Sahabat Hermina, jika Anda melihat gejala cacingan pada anak, disarankan untuk memeriksakannya ke dokter. Bila anak sudah sembuh dari cacingan, cegah penyakit datang lagi dengan menerapkan gaya hidup yang sehat dan bersih. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Inilah 2 Jenis Gangguan Pankreas yang Tidak Disadari<\/a><\/h3>
Pankreas adalah organ kelenjar yang terletak di perut. Pankreas adalah bagian penting dari sistem pencernaan dan ia bertugas menghasilkan insulin serta enzim dan hormon penting lainnya yang membantu memecah makanan. \n\n Pankreas memiliki fungsi endokrin karena melepaskan cairan langsung ke aliran darah, dan memiliki fungsi eksokrin karena melepaskan cairan ke dalam saluran pencernaan. Enzim, atau cairan pencernaan, disekresikan oleh pankreas ke dalam usus kecil. Di sana, ia terus mengurai makanan yang tersisa di perut. \n\n Pankreas juga memproduksi hormon insulin dan mengeluarkannya ke dalam aliran darah. Hormon tersebut akan mengatur kadar glukosa atau gula tubuh. Gangguan dengan kontrol insulin dapat menyebabkan diabetes. Ada beberapa juga masalah kesehatan lain yang mungkin menyerang pankreas, seperti pankreatitis atau bahkan kanker pankreas. \n\n Jenis-Jenis Gangguan Pankreas \n\n Penting untuk diingat bahwa masalah dengan pankreas dapat memengaruhi seluruh tubuh. Jika pankreas tidak menghasilkan enzim pencernaan yang cukup, misalnya, makanan tidak akan terserap dengan baik. Alhasil, Ini akan menyebabkan penurunan berat badan dan diare. \n\n Ada beberapa masalah pada pankreas yang mungkin bisa terjadi tanpa Anda sadari. Beberapa jenis gangguan tersebut antara lain: \n\n Pankreatitis \n\n Pankreatitis mengacu pada peradangan pankreas akut atau kronis. Penyakit ini juga dapat menyebabkan diabetes sekunder. Peradangan dapat terjadi jika saluran utama dari pankreas tersumbat oleh batu empedu atau tumor. Cairan pankreas akan menumpuk di pankreas sehingga menyebabkan kerusakan pada pankreas. Pankreas mungkin mulai mencerna dirinya sendiri. Pankreatitis dapat terjadi akibat penyakit gondongan, batu empedu, trauma dan penggunaan alkohol, steroid, serta obat-obatan. \n\n Pankreatitis akut jarang terjadi, tetapi membutuhkan perhatian medis sesegera mungkin. Beberapa gejalanya antara lain: meliputi: \n\n \n \n Sakit perut hebat, nyeri tekan, dan bengkak. \n \n \n Mual dan muntah. \n \n \n Demam. \n \n \n Nyeri otot. \n \n \n\n Sementara itu, pankreatitis kronis dapat berkembang jika pankreatitis akut terjadi berulang kali, mengakibatkan kerusakan permanen. Penyebab paling umum adalah penyalahgunaan alkohol, dan sebagian besar memengaruhi pria paruh baya. Gejalanya meliputi: \n\n \n \n Nyeri persisten di perut bagian atas dan punggung. \n \n \n Penurunan berat badan. \n \n \n Diare. \n \n \n Diabetes. \n \n \n Penyakit kuning ringan. \n \n \n\n Ada juga jenis pankreatitis yang lain yakni pankreatitis herediter. Kondisi ini dapat terjadi jika ada masalah bawaan di pankreas atau usus. Seseorang di bawah usia 30 tahun mungkin mengalami pankreatitis akut berulang, yang mengarah ke kondisi kronis. \n\n Kondisi ini adalah kondisi progresif yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Orang tersebut mungkin mengalami nyeri, diare, malnutrisi, atau diabetes. Perawatan bertujuan untuk mengontrol rasa sakit untuk menggantikan enzim yang hilang. \n\n Kanker Pankreas \n\n Kanker bisa berkembang di pankreas. Penyebab pastinya sering tidak diketahui, tetapi sering dikaitkan dengan merokok atau minum alkohol secara berlebihan. Faktor risiko lainnya termasuk: \n\n \n \n Diabetes. \n \n \n Pankreatitis kronis. \n \n \n Masalah hati. \n \n \n Infeksi perut. \n \n \n\n Gejalanya meliputi: \n\n \n \n Nyeri di perut bagian atas saat tumor mendorong saraf. \n \n \n Penyakit kuning, kulit dan mata yang menguning dan urin menjadi gelap karena kanker mengganggu saluran empedu dan hati. \n \n \n Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah. \n \n \n Penurunan berat badan dan kelemahan yang signifikan \n \n \n Feses pucat atau abu-abu, dan kelebihan lemak di feses. \n \n \n\n Gejala mungkin tidak muncul sampai kanker berada pada stadium lanjut. Pada saat itu, mungkin sudah terlambat untuk pengobatan yang ampuh. Perawatan biasanya melibatkan operasi, kemoterapi, radiasi, atau kombinasi keduanya. Di Amerika Serikat sendiri, kanker pankreas adalah penyebab kanker paling umum keempat pada pria dan kelima pada wanita. Lebih dari 37.000 kasus baru didiagnosis setiap tahun. \n\n Jika Anda merasa memiliki gangguan pada sistem pencernaan, sebaiknya segera tanyakan pada dokter di Halo Hermina. Sebab bisa saja gangguan tersebut datang dari pankreas. Ingat, penanganan dan perawatan yang dilakukan dengan cepat dan tepat akan membantumu terhindar dari berbagai risiko yang tidak diinginkan. \n\n Referensi: \n\n Healthline. Diakses pada 2020. Pancreas Disorders. \n\n Medical News Today. Diakses pada 2020. Pancreas: Functions and Possible Problems. \n\n The National Pancreas Foundation. Diakses pada 2020. Common Disorders of The Pancreas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 21 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 April 2023<\/li><\/ul><\/div>