- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 09 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Abses Kulit<\/a><\/h3>
Abses Kulit \n\n Mengenal Abses Kulit \n\n Abses kulit adalah kantong berisi nanah, mirip dengan jerawat, namun lebih besar di bawah kulit. Abses kulit bisa terjadi di seluruh bagian permukaan tubuh, antara lain di ketiak, payudara, sekitar dubur dan pantat. Penyakit ini sering terjadi dan menyerang orang dari segala usia. Abses kulit terbentuk saat tubuh mencoba melindungi dirinya dari infeksi dengan membuat dinding di sekelilingnya. Nanahnya mengandung bakteri, sel darah putih, dan kulit mati. Bakteri yang paling umum adalah Staphylococcus aureus dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Orang sehat mempunyai bakteri ini di kulitnya tetapi tidak mengalami infeksi. Namun, ketika bakteri menembus kulit melalui luka, bakteri tersebut dapat menyebabkan abses. \n\n Tanda dan Gejala \n\n Abses kulit berbentuk benjolan bulat dan terasa kencang serta licin karena adanya selaput tebal di sekitarnya dan adanya cairan nanah di dalamnya. Biasanya terasa nyeri, dan kulit di atasnya seringkali berwarna merah. Abses kulit dapat memburuk jika tanpa perawatan. Infeksi bisa menyebar ke jaringan di bawah kulit dan bahkan ke aliran darah. Jika infeksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, maka akan muncul gejala demam. \n\n Pengobatan Abses Kulit di Rumah \n\n Pengobatan abses kulit bisa dilakukan di rumah jika absesnya kecil (kurang dari 1 cm atau kurang dari setengah inci), dengan cara kompres hangat pada area abses selama sekitar 30 menit, 4 kali sehari. Jangan mencoba mengeluarkan abses dengan memencet atau menekannya. Hal ini dapat mendorong bahan yang terinfeksi ke jaringan yang lebih dalam. Jangan menusukkan jarum atau alat tajam lainnya ke bagian tengah abses, karena dapat melukai pembuluh darah di bawahnya atau menyebabkan penyebaran infeksi. \n\n Pertolongan Medis \n\n Kita perlu ke dokter jika hal berikut terjadi bersamaan dengan abses kulit yaitu : \n\n \n Abses yang lebarnya lebih dari 1 cm atau setengah inci. \n Abses terus membesar atau semakin nyeri. \n Abses di atau dekat area dubur atau selangkangan. \n Abses pada wajah yang lebarnya lebih dari 1 cm atau setengah inci. \n Demam tinggi. \n Ada area kemerahan yang meluas melebihi luka yang menunjukkan infeksinya menyebar. \n Penderita penyakit kronis atau sedang pengobatan steroid, kemoterapi, atau cuci darah. \n Ada kelenjar getah bening yang membengkak (misalnya, abses di kaki dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan). \n \n\n Cara Penegakan Diagnosis Abses Kulit \n\n Dokter akan menanyakan gejala lain yang menyertai abses kulit dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG) pada abses yang lebih dalam. Dokter mungkin mengumpulkan sampel nanah dari abses untuk diuji agar dapat mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan abses. Hal ini dapat membantu dokter memutuskan pengobatan terbaik. \n\n Pengobatan Abses Kulit di Rumah Sakit \n\n \n Insisi dan drainase \n \n\n Satu-satunya cara pasti untuk mengobati abses kulit adalah dengan membuka kantongnya dan mengeluarkan nanahnya. Ini dikenal sebagai “insisi (sayatan) dan drainase”. Pisau bedah digunakan untuk membuat lubang di dinding abses dan mengosongkannya dari nanah. \n\n Dokter tidak menjahit luka sayatan tetapi akan membalut lukanya atau meninggalkan kain kasa untuk mengisi daerah yang kosong. Hal ini memungkinkan nanah terus mengalir dan mencegah abses kembali. Kain kasa diganti setiap hari atau beberapa hari sesuai dengan pertimbangan dokter. Pada akhirnya, seluruh kain kasa akan dilepas dan luka akan sembuh dari dalam ke luar. Kompres atau mandi air hangat dan lembab juga dianjurkan untuk menjaga luka tetap terbuka dan mengeluarkan cairan. Penyembuhan luka sayatan abses tergantung pada ukuran dan tingkat keparahan abses. Rasa sakit sering kali membaik dengan segera dan semakin mereda setiap hari. \n\n \n Obat antibiotik \n \n\n Pengobatan antibiotik untuk beberapa pasien yang menjalani sayatan dan drainase abses kulit perlu diberikan. Namun, antibiotik boleh tidak diberikan pada kondisi sebagai berikut : \n\n \n \n \n Abses tunggal. \n Ukuran abses diameter <2 cm. \n Tidak ada atau minimal selulitis (radang kulit) di sekitarnya. \n Tidak ada demam >38°C, tekanan darah turun, atau denyut jantung meningkat. \n Tidak ada gangguan kekebalan tubuh atau penyakit penyerta lainnya. \n Tidak ada kegagalan klinis sebelumnya hanya dengan insisi dan drainase. \n Tidak ada perangkat medis yang terpasang di dalam (seperti sendi prostetik, cangkok pembuluh darah, atau alat pacu jantung). \n Tidak ada faktor risiko endokarditis (infeksi jantung). \n Tidak ada paparan terhadap situasi yang dapat menularkan ke orang lain (misalnya, olahraga dengan kontak fisik, barak militer). \n \n \n \n\n Komplikasi Abses Kulit \n\n Jika tidak diobati, abses kulit dapat memicu infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh, dapat mengancam jiwa, dan bisa menyebabkan kematian. Hubungi dokter jika abses kulit Anda tidak hilang dengan sendirinya, atau tidak membaik dengan perawatan di rumah. \n\n Pencegahan Abses Kulit \n\n Kita dapat mencegah abses kulit dengan menjaga kulit tetap bersih dan kering. Bakteri yang masuk ke luka bisa menyebabkan abses kulit. Langkah lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah abses kulit antara lain: \n\n \n Rajin mencuci tangan. \n Tidak berbagi handuk, pisau cukur, atau sikat gigi. \n Menghindari menggaruk kulit atau berhati-hati saat bercukur. \n Menjaga pola makan yang sehat. \n Berhenti merokok. \n Menjaga kebersihan badan. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes<\/a><\/h3>
Tahukah sahabat hermina ? \n\n Luka pada penderita diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibanding dengan luka pada orang yang tidak memiliki diabetes, hal ini disebabkan karena kadar gula darah pada penderita diabetes terlalu tinggi, sehingga hal tersebut dapat merusak saraf, menyebabkan sirkulasi darah memburuk sehingga menghambat proses perbaikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan sehingga luka akan tetap terbuka, basah dan sulit untuk sembuh. Oleh karena itu pada penderita diabetes luka yang tidak kunjung sembuh menyebabkan penderita diabetes akan lebih rentan terinfeksi jamur dan bakteri serta gangrene. Tingginya kadar gula darah juga dapat menjadi pemicu menurunnya sistem kekebalan tubuh. Sehingga jika tidak ditangani dengan benar luka akan terus menyebar dan bisa menimbulkan resiko amputasi pada bagian tubuh yang sudah mengalami luka yang lama. \n\n Bagaimana Perawatan Luka diabetes yang tepat ? \n\n \n\n Cepat dan tepatnya penanganan pada luka yang terjadi pada penderita diabetes akan memperkecil resiko amputasi. Berikut beberapa hal yang dapat sahabat hermina lakukan selama merawat luka pada pasien diabetes : \n\n \n Kontrol kadar gula darah \n \n\n Gula darah yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor penyulit proses penyembuhan pada luka diabetes. Karena itu sahabat hermina penting sekali untuk mengontrol gula darah dengan rutin. Menjaga pola makan yang baik dan sehat, teratur dalam mengkonsumsi obat atau insulin, serta melakukan konsultasi dengan dokter spesialis untuk mengontrol kadar gula darah. \n\n \n\n \n Bersihkan luka setiap hari \n \n\n Memelihara kebersihan luka adalah hal yang paling penting dilakukan, langkah pertama yang dapat sahabat hermina lakukan adalah dengan membersihkan luka setiap hari. Gunakan air yang mengalir dan sabun lalu keringkan dengan benar. Sahabat hermina dapat mengoleskan salep pada daerah sekitar luka yang sudah diresepkan oleh dokter. Sahabat hermina tidak disarankan untuk merendam bagian yang luka karena akan meningkatkan resiko infeksi. \n\n \n Hindari melakukan tekanan pada luka \n \n\n Tekanan yang terlalu keras pada area yang luka akan menambah parah pada luka, oleh karena itu Sahabat Hermina disarankan untuk menghindari tekanan pada daerah luka, jangan gunakan pakaian yang terlalu ketat. Jika luka terjadi diarea sekitar kaki sebaiknya gunakan alas kaki yang memang dirancang untuk pasien diabetes. \n\n \n Tutup luka diabetes dengan perban \n \n\n Untuk mencegah terjadinya resiko infeksi maka disarankan untuk menutup luka diabetes dengan baik, konsultasikan terlebih dahulu untuk pemilihan perban dengan tenaga medis agar sahabat hermina dapat memilih perban yang sesuai dengan kebutuhan. \n\n \n Cek tanda terjadinya infeksi pada luka \n \n\n Gejala infeksi biasanya dapat kita kenali dengan beberapa ciri khas, diantaranya : hangat disekitar area luka, muncul rasa sakit, kemerahan, bengkak, luka yang berair, bernanah dan disertai dengan bau tidak sedap. \n\n Jika sahabat hermina mengalami kondisi seperti diatas, pastikan sahabat hermina membersihkan luka dengan benar. Jangan sungkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter jika sahabat hermina mengalami kesulitan dalam menangani kondisi ini. \n\n \n\n Dalam proses penyembuhan luka sahabat hermina disarankan untuk tetap memperhatikan asupan nutrisi yang cukup. Salah satu nutrisi yang harus terpenuhi adalah protein. Oleh karena itu selain saran dari dokter sahabat hermina juga disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter gizi atau ahli gizi di RS. Hermina terdekat. \n\n Jika ternyata cara yang sudah dilakukan tidak membantu sahabat hermina dalam perawatan luka diabetes, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>