- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
9 Tips Mengatasi Sakit Pinggang di Rumah<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Sakit pinggang memang ditandai dengan kemunculan rasa sakit di bagian punggung bawah atau samping. Kondisi tersebut dapat dipicu oleh banyak faktor mulai dari usia yang bertambah, terlalu lama duduk, kehamilan, kelebihan berat badan, jarang berolahraga atau kebiasaan mengangkat beban berat. \n\n Di samping itu, sakit pinggang juga dapat terjadi karena adanya kondisi kesehatan atau penyakit tertentu. Contohnya stenosis spinal, saraf kejepit, skoliosis, radang sendi, dismenore, cedera tulang belakang, dan infeksi ginjal atau saluran kemih. \n\n Gejala sakit pinggang juga umumnya disertai dengan keluhan lain mulai dari pinggang yang terasa kaku bahkan sulit untuk digerakkan. Pada kasus ringan, sakit pinggang dapat ditangani di rumah dengan cara sederhana. \n\n \n\n Cara Mengatasi Sakit Pinggang di Rumah Dengan Ampuh \n\n Supaya sakit pinggang yang dirasakan tidak berlarut-larut, lebih parah sampai mengganggu aktivitas, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan. Berikut diantaranya: \n\n 1. Mengompres dengan Air Dingin Atau Hangat \n\n Mengkompres area pinggang yang sakit dengan air dingin bisa membantu mengurangi peradangan atau cedera ringan. Caranya sendiri cukup sederhana. Anda bisa membungkus es dengan plastik. Kemudian, bisa menempelkannya di bagian pinggang yang sakit kurang lebih 20 menit. Lakukan hal ini secara rutin 2-3 hari. \n\n Kalau rasa nyeri masih hilang timbul lebih dari 3 hari, Anda dapat mengganti kompresnya dengan air hangat supaya meredakan otot yang tegang serta melancarkan aliran darah. Di samping itu, dianjurkan juga untuk mandi dengan air hangat agar memberikan efek relaksasi. \n\n 2. Berolahraga Secara Teratur \n\n Cara mengatasi sakit pinggang berikutnya adalah dengan berolahraga secara teratur. Aktivitas fisik bisa memperkuat otot serta meningkatkan kelenturan tubuh di area pinggang. Nantinya, gejala sakit pinggang akan reda dan mencegahnya timbul kembali. \n\n Jika sakit pinggang tidak terlalu terasa berat lagi, bisa mencoba olahraga ringan lainnya seperti renang, yoga, atau jalan santai. Jenis olahraga ini baik dan aman dilakukan saat mengalami sakit pinggang, karena tidak terlalu banyak membebani persendian. \n\n 3. Memperhatikan Posisi Tidur \n\n Dalam mengatasi sakit pinggang, Anda juga sebaiknya mengatur posisi tidur. Upayakan untuk tidur dengan posisi terlentang dan menaruh bantal di bagian bawah lutut. Di samping itu, tidur dengan posisi menyamping juga dapat meringankan otot yang tegang dan sakit pinggang. Letakkan juga bantal atau guling di bagian belakang tubuh Anda. \n\n 4. Menjaga Postur Tubuh Supaya Tetap Baik \n\n Penyebab umum sakit pinggang salah satunya yaitu kebiasaan duduk membungkuk ketika bekerja di depan komputer. Ada baiknya untuk menjaga postur tubuh supaya tetap bagus dengan cara duduk tegak dan memastikan tetap rileks. Cobalah untuk menaruh bantal di belakang tubuh sebagai penyangga pinggang. \n\n Duduk di alas yang memiliki cekungan bagian belakang, juga bisa meringankan rasa sakit di area pinggang. Hindari duduk terlalu lama karena bisa membuat rasa sakit semakin parah. Jika memang pekerjaan menuntut posisi statis dalam waktu panjang, ada baiknya melakukan stretching atau peregangan dalam waktu tertentu. \n\n 5. Mengkonsumsi Obat Pereda Nyeri \n\n Untuk meredakan sakit pinggang, Anda juga dapat mengkonsumsi pereda nyeri yang umumnya dijual di apotik. Contoh obatnya Paracetamol atau ibuprofen. Untuk petunjuk penggunaannya, sebaiknya dibaca terlebih dahulu sebelum Anda meminum obatnya. \n\n 6. Latih Bagian Inti Tubuh \n\n Jika posisi tubuh terlalu tegang, maka bisa menyebabkan sakit punggung. Usahakan Anda meningkatkan fleksibilitas karena ini bisa meredakan rasa ketegangan di bagian pinggang dan punggung. Anda dapat melatih fleksibilitas dengan cara melakukan gerakan-gerakan peregangan. \n\n 7. Berhenti Merokok \n\n Ternyata, merokok tidak hanya dapat mengganggu fungsi paru-paru tapi juga memberikan tekanan pada bagian punggung. Penelitian yang dilakukan dan diterbitkan di American Journal of Medicine menemukan hasil bahwa para perokok dan mantan perokok cenderung lebih mudah mengalami sakit punggung daripada mereka yang tidak merokok. \n\n Nikotin akan membuat pembuluh darah kecil mengkerut serta mengurangi distribusi darah ke jaringan lunak. Hal inilah yang lama kelamaan bisa memicu rasa sakit pinggang. \n\n 8. Merangsang Hormon Endorfin \n\n Cara lainnya untuk mengatasi sakit pinggang yaitu dengan meningkatkan hormon endorfin. Ini merupakan hormon yang akan membantu menghalangi sinyal rasa sakit yang menuju otak. Cara untuk merangsang peningkatan hormon endorfin ini bisa dengan pijat, meditasi, olahraga, atau bercinta. Selain bisa mengurangi sakit pinggang, hormon ini juga dapat mengurangi kecemasan, stress, serta depresi. \n\n 9. Menggunakan Koyo \n\n Jika mengalami sakit pinggang di sebelah kiri atau kanan, Anda dapat meredakannya dengan menempel koyo. Tentunya, Anda sudah tidak asing lagi dan mungkin parah menempelkan koyo ketika sakit kepala atau sakit gigi. Jika mengalami sakit pinggang, cobalah untuk juga menerapkannya ke area yang terasa nyeri. \n\n Cara meredakan sakit pinggang yang telah dijelaskan, bisa Anda terapkan di rumah. Diharapkan nantinya, rasa nyeri akan mereda dan Anda bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar sakit pinggang kepada dokter spesialis saraf di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
8 Gejala pada Penderita Demensia <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, pernah mendengar penyakit demensia ? Penyakit demensia adalah sebuah keadaan dimana penderitanya mengalami penurunan daya ingat. Hal ini memang umum dijumpai pada usia lanjut, namun hal ini juga dapat menyerang masyarakat pada usia produktif. Yuk, sahabat cari tahu lebih dalam mengenai penyakit demensia. \n\n \n\n Jenis-Jenis Demensia dan Penyebabnya \n\n Demensia disebabkan oleh kerusakan sel dan gangguan fungsi saraf yang mengatur fungsi luhur. Hal ini bisa terjadi karena berbagai hal tetapi paling sering disebabkan kelainan pembuluh darah dan proses degeneratif atau penuaan progresif dari sistem saraf. Dua jenis demensia yang paling sering terjadi, diantaranya adalah : \n\n 1. Penyakit Alzheimer \n\n Penyakit Alzheimer termasuk pada jenis demensia yang paling sering terjadi dan berhubungan dengan proses degeneratif, proses degeneratif sendiri penyebabnya belum diketahui pasti tetapi meliputi faktor genetik, oksidan bebas, penuaan dan pola hidup. \n\n \n\n 2. Demensia Vaskular \n\n Berbeda dengan penyakit Alzheimer, Demensia Vaskular dominan disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada pembuluh darah di otak. Stroke yang berulang baik yang terdeteksi ataupun silent stroke diklaim menjadi pemicu dari Demensia Vaskular. \n\n Selain dari dua penyakit di atas, ada beberapa kelainan yang menyerupai demensia seperti kondisi gaduh gelisah karena sakit berat, obat-obatan, atau trauma kepala serta gangguan atensi dan perilaku yang biasa muncul pada gangguan kejiwaan (pseudodemensia). \n\n \n\n Gejala pada Demensia \n\n Gejala utama pada demensia adalah penurunan pada 2 domain fungsi luhur bisa berupa daya ingat, bahasa, atensi, kemampuan visuospatial dan mengambil keputusan. Gejala ini dapat semakin memburuk seiring berjalanya waktu dan bisa disertai gangguan emosi dan perilaku. \n\n Gejala-gejala yang harus diwaspadai untuk mengenal adanya demensia meliputi : \n\n 1. Sulit konsentrasi \n\n 2. Mudah lupa \n\n 3. Sulit mempelajari hal baru \n\n 4. Sulit mengingat nama, waktu dan tempat \n\n 5. Kehilangan kata-kata ketika berbicara, dan sulit menemukan kata yang tepat \n\n 6. Mengulang aktifitas yang sama tanpa disadari \n\n 7. Suasana hati tidak menentu \n\n 8. Sulit melakukan aktivitas rutin \n\n Dalam menegakan diagnosa dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan seseorang mengalami demensia atau tidak serta jenis demensianya, pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan untuk menegakan diagnosa ini. Jika keluarga dicurigai mengalami demensia segeralah melakukan pemeriksaan agar segera terdiagnosis dengan tepat dan dapat diberikan penanganan sesuai gejala yang muncul. Terapi demensia sendiri dapat berupa obat – obatan, latihan, olahraga, dukungan keluarga dan konsultasi serta support psikologis baik untuk pasien maupun keluarga . \n\n Konsultasikan segera jika sahabat hermina mengalami gejala - gejala demensia dengan dokter spesialis di RS. Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>