- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kanker pada Anak<\/a><\/h3>
Kanker pada anak-anak sulit dikenali. Kanker anak berbeda dengan kanker orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak tidak. Kanker anak tidak mudah diketahui secara dini, karena pada tahap awal, jarang memberikan keluhan pada penderita, maupun gejala yang mudah dilihat sehingga perlu diwaspadai. Kanker pada anak dapat timbul di berbagai organ tubuh. Sembuhnya kanker pada anak sangat tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit saat di diagnosis, dan respons terhadap pengobatan. Untuk beberapa jenis kanker pada anak, tingkat kesembuhan cukup tinggi. \n\n Kanker pada anak perlu dideteksi dini karena bila kanker di diagnosis dini, prognosis lebih baik. Kanker stadium 1 atau 2 prognosis lebih baik dibandingkan stadium 3 atau 4. \n\n Ada 3 cara mendeteksi dan mendiagnosis dini kanker pada anak, yaitu: \n\n \n Deteksi dini kanker pada anak dimana kelompok risiko tinggi, yaitu: \n \n\n \n Anak-anak dengan sindrom neurokutaneus (kelainan yang melibatkan sistem saraf dan kulit). \n Kelainan kromosom down syndrome (kelainan genetik), dan Fanconi anemia (suatu kondisi bawaan langka yang memengaruhi sumsum tulang dan banyak bagian tubuh lainnya). \n Imunodefisiensi (kondisi ketika tubuh tidak mampu melawan infeksi dan penyakit). \n Riwayat keganasan sebelumnya. \n Riwayat keluarga dengan keganasan. \n Cacat bawaan dan sindrom seperti sindrom Beckwith Weidman (sindrom gangguan pertumbuhan), aniridia (absen iris) dan hemihipertrofi kondisi dimana salah satu sisi tubuh tumbuh lebih banyak dibandingkan sisi tubuh lainnya). \n \n\n \n Waspada kanker anak dimana Gejala yang melibatkan sistem tubuh. \n \n\n \n Sistem hematologi dan sumsum tulang, \n Otak (SSP) \n Kelenjar getah bening \n Tumor intra abdomen \n Tumor intra thorax \n Jaringan lunak (otot) dan Tulang \n \n\n \n Tanda dini kanker anak antara lain: \n \n\n \n Pucat dan Purpura \n Demam persisten tanpa sebab yang jelas \n Penurunan berat badan \n Benjolan atau tumor di kepala, abdomen, pelvic, badan, lengan atau kaki \n Pembesaran Kelenjar getah bening leher \n Gejala Neurologis, Kejang, sakit kepala \n Gejala pada Mata \n Nyeri Tulang dan Sendi \n \n\n Tujuan pengobatan kanker pada anak, yaitu Untuk memusnahkan atau menyingkirkan kanker ganas serta untuk membatasi atau meminimalisir pertumbuhan dan penyebarannya. \n\n Kanker pada anak-anak, meskipun relatif jarang terjadi dibandingkan dengan pada orang dewasa, tetap merupakan masalah serius dalam dunia kesehatan. Kanker pada anak sulit dikenali karena gejala tidak spesifik dan perlu kewaspadaan untuk deteksi dini kanker pada anak. Anak dengan gejala sugesti kanker sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis anak atau pusat kanker anak. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 20 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tumbuh Kembang Optimal Dengan Asi Eksklusif<\/a><\/h3>
Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai berusia 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali pemberian obat dan vitamin. ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian ASI ekslusif juga dapat mencegah anak menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh susu formula seperti alergi susu sapi, intoleransi laktosa, dan diare karena persiapan pemberian susu formula yang tidak higienis. \n\n Kondisi stunting akan terjadi pada anak dapat terjadi jika pemberian ASI ekslusif tidak optimal dan pemberian makanan pendamping ASI yang kurang tepat. Kurang tepat dalam hal saat awal pemberian (terlalu dini atau terlalu lambat), teksturnya, jumlah atau kuantitasnya, kandungan nutrisinya, serta keragamannya. \n\n \n\n Berikut manfaat-manfaat ASI terhadap anak, yaitu antara lain : \n\n \n Pemenuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal karena ASI mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi, mudah diserap dan dicerna \n Mencegah infeksi karena ASI mengandung imunoglobulin A \n Mencegah terjadinya alergi (alergi susu sapi) terutama pada bayi yang lahir dari orang tua yang memiliki riwayat alergi (atopi) \n Adanya bonding antara ibu dan bayi yang sangat baik untuk perkembangan bayi, kepercayaan diri, kepatuhan anak terhadap orang tuanya (ibu),dan lain sebagainya \n \n\n \n\n Adapun terdapat kandungan zat gizi dalam asi, sebagai berikut : \n\n \n Anti infeksi : IgA secretory \n Protein dalam jumlah yang tepat dan mudah dicerna à mengandung lebih banyak protein WHEY daripada KASEIN \n Karbohidrat : laktosa \n Lemak : mengandung asam lemak esensial dalam jumlah yang cukup yaitu AA dan DHA, dan enzim lipase untuk mencerna lemak \n Zat besi : dalam jumlah yang sedikit daripada susu formula, tetapi lebih mudah diserap \n Mengandung vitamin A, B, dan C dalam jumlah yang cukup \n Mengandung cukup air \n \n\n \n\n ASI sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak karena kandungan makro nutrisi ASI ( karbohidrat, protein, dan lemak) sangat mudah diserap dibandingkan susu formula sehingga kenaikan BB anak yang mendapatkan ASI eksklusif lebih banyak dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula. \n\n \n\n ASI juga mempengaruhi perkembangan anak, karena kandungan AA, DHA, dan zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dibandingkan yang terdapat di dalam susu formula. Mikro nutrisi tersebut sangat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel saraf, mielinisasi, dan kompleksitas saraf sehingga anak menjadi cerdas dan perkembangannya menjadi optimal. \n\n \n\n Kemudian bonding yang terjadi antara ibu dan bayi yang disusui menyebabkan anak menjadi pribadi yang percaya diri dan bahagia sehingga berani mencoba hal-hal yang baru. Hal ini juga menyebabkan kompleksitas saraf bertambah sehingga anak akan menjadi cerdas. \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan dan ingin berkonsultasi terkait laktasi, yuk segera konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perbedaan Dokter Spesialis dan Sub Spesialis berdasarkan Perannya<\/a><\/h3>
Pernahkah Anda mendengar istilah dokter subspesialis? Lalu apakah bedanya dokter spesialis dengan dokter subspesialis? \n\n Seorang dokter spesialis berfokus pada bidang kedokteran tertentu untuk mendiagnosis, mengelola, mencegah, atau mengobati jenis gejala dan kondisi yang terkait dengan bidang tersebut. Sebagai contoh, dokter spesialis anak memiliki kompetensi untuk melayani berbagai kondisi yang berkaitan dengan kesehatan anak. \n\n Dokter spesialis memperoleh keahliannya dengan mengikuti pendidikan dokter spesialis di bidang yang menjadi pilihannya. Lamanya pendidikan dokter spesialis bervariasi tergantung pada spesialisasi ilmunya. Rata-rata seorang dokter perlu menempuh waktu 8 semester hingga menyelesaikan pendidikan spesialisnya. Dokter spesialis memusatkan pengetahuannya pada satu bidang hingga kemampuannya di bidang spesialisasi itu semakin dalam. Sehingga dokter spesialis menjadi lebih kompeten di bidangnya, khususnya dalam menilai dan melakukan hal-hal yang bersifat spesialistik dibandingkan dengan dokter umum atau dokter spesialis bidang lainnya. Spesialisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan pelayanan medis di bidangnya. \n\n Dokter subspesialis/konsultan adalah dokter spesialis yang melanjutkan pendidikan subspesialis, yaitu studi mendalam terhadap suatu bidang ilmu spesialisasi kedokteran serta mendapat pengakuan dari Kolegium pengampu cabang keilmuan terkait. Kompetensi yang dicapai pada pendidikan dokter subspesialis/konsultan adalah kompetensi lanjutan dari kompetensi cabang ilmu yg bersangkutan. \n\n Dokter spesialis dan subspesialis dapat dikenali dengan melihat sebutan/gelar di belakang namanya, misalnya SpA (spesialis anak), SpPD (spesialis penyakit dalam), SpS (spesialis saraf), SpM (spesialis mata), dan lain-lain. Sedangkan dokter subspesialis/konsultan memiliki tambahan gelar (K) dibelakang namanya, seperti SpA(K) yaitu spesialis anak konsultan, SpPD-KHOM (spesialis penyakit dalam konsultan hemato onkologi medik), atau SpOG-KFER (spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas). \n\n Seorang dokter subspesialis/konsultan memiliki fungsi yang hampir sama dengan seorang dokter spesialis, namun dokter konsultan memiliki keahlian yang lebih spesifik dan mendalam mengenai suatu bidang penyakit tertentu daripada dokter spesialis. \n\n Berikut layanan dokter spesialis dan subspesialis yang tersedia di RSU Hermina Pasteur: \n\n 1. Dokter Spesialis & Sub Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan : \n\n o Fetomaternal \n\n o Fertilitas \n\n o Onkologi \n\n o Obstetri Ginekologi Sosial \n\n o Urogenik \n\n 2. Dokter Spesialis & Sub Spesialis Kesehatan Anak : \n\n o Alergi Imunologi \n\n o Endokrin \n\n o Gastroenterologi \n\n o Hemato Onkologi \n\n o Infeksi Tropis \n\n o Neurologi \n\n o Pediatrik Gawat Darurat \n\n o Pediatrik Sosial \n\n o Perinatologi \n\n o Respirologi \n\n 3. Penyakit Dalam : \n\n o Geriatri \n\n o Hemato Onkologi Dewasa \n\n 4. Bedah : \n\n o Bedah Umum \n\n o Bedah Anak \n\n o Bedah Digestif \n\n o Bedah Orthopedi \n\n o Bedah Plastik \n\n o Bedah Saraf \n\n o Bedah Vaskular \n\n 5. Mata \n\n 6. Paru \n\n 7. THT \n\n 8. Saraf \n\n 9. Jantung & Pembuluh Darah \n\n 10. Kulit dan Kelamin \n\n 11. Rehabilitasi Medik \n\n 12. Gizi Klinik \n\n 13. Kedokteran Jiwa/Psikiater \n\n \n\n Kapan Anda harus ke dokter spesialis atau ke dokter sub spesialis? \n\n Pada dasarnya itu kembali lagi pada preferensi masing-masing. Bila Anda mengalami suatu kondisi tertentu dan ingin berkonsultasi dengan dokter yang lebih spesifik untuk kondisi tersebut, maka Anda dapat menemui dokter subspesialis. Namun apabila Anda masih bingung atau belum mengetahui bidang mana yang tepat untuk kondisi yang Anda alami, atau ingin berkonsultasi mengenai kondisi tersebut secara umum, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis. Karena seorang dokter spesialis pun memiliki kemampuan lebih mendalam mengenai bidang spesialisasi yang diambilnya, dan bila kemudian kondisi Anda ternyata memerlukan penanganan di bidang subspesialisasi tertentu maka dokter spesialis akan merujuk atau mengkonsulkan kondisi Anda pada dokter subspesialis. \n\n Referensi: \n\n 1. Health Care Gov. Glossary. Available from https://www.healthcare.gov/glossary/specialist/ \n\n 2. Konsil Kedokteran Indonesia. 2009. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta. \n\n 3. Djuwantono, T. 2012. Peran Dokter Spesialis dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Seminar Sehari IDI “Febris dan Permasalahannya” dan Diskusi Panel “Peran Dokter di Berbagai Bidang”. Bandung. \n\n 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Program Studi Subspesialis. Available from https://fk.ui.ac.id/program-subspesialis.html \n\n 5. Rumah Sakit Hermina. Hermina Pasteur. Available from https://herminahospitals.com/id/branch/hermina-pasteur.html \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 19 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Batuk Pilek Berulang pada Anak<\/a><\/h3>
Batuk pilek merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh masyarakat, baik orang dewasa maupun anak. Penyakit batuk dan pilek pada bayi dan anak kerap terjadi saat memasuki musim pancaroba dibandingkan orang dewasa. Banyak kasus batuk pilek yang berulang pada anak terutama balita, sehingga hampir setiap bulan anak selalu berobat ke dokter. Mengapa demikian ? Karena imunitas tubuh pada anak terkhususnya balita belum sempurna. Bila frekuensi batuk pilek tidak melebihi 6 kali dalam setahun, maka masih dalam batas wajar. \n\n Beberapa faktor penyebab batuk pilek pada anak, yaitu infeksi virus, bakteri dan alergi. Sebagian besar batuk pilek pada bayi dan anak disebabkan oleh virus. Meski demikian, apabila anak telah sembuh, dia akan mendapatkan kekebalan terhadap virus pencetus tersebut. Kemudian apabila batuk pilek disebabkan oleh alergi, maka gejala yang ditimbulkan menyerupai batuk pilek akibat virus, namun biasanya lebih sulit dan sembuh lebih lama bila anak terus terpapar faktor pencetus alerginya. \n\n Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar anak tidak mengalami batuk pilek berulang yaitu : \n\n \n Sangat dianjurkan agar semua balita mendapatkan vaksinasi influenza agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh \n Jangan memberikan makanan seperti snack kering, minuman dingin, makanan pedas \n Perbanyak minum air putih dan perbanyak sayur dan buah \n Jangan berdekatan dengan penderita flu \n Tidur yang cukup, dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin dan hembusan udara jangan langsung mengenai tubuh anak \n \n\n \n\n Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah batuk pilek berulang antara lain konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C, berikan minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi pada bayi ataupun anak , makan dan istirahat yang cukup. Jauhkan anak dari makanan dan minuman yang dapat memperparah batuk dan hindari pemicu alergi. \n\n Bila anak tetap terkena batuk pilek maka orangtua perlu pergi ke dokter untuk mendapatkan terapi obat-obatan yang sesuai dengan keluhan dan juga tergantung dari penyebab batuk pilek apakah akibat infeksi ataukah alergi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Probiotik untuk Pencegahan dan Pengobatan Diare pada Anak, Pentingkah ?<\/a><\/h3>
Probiotik adalah mikroorganisme hidup atau bakteri baik yang dapat memberikan manfaat kesehatan pada organisme lain/inang atau pada pembahasan ini pada manusia. Salah satu pencegahan agar anak tidak mudah terserang diare adalah dengan mengkonsumsi probiotik. Berbagai macam suplemen, makanan dan minuman disekitar kita yang mengandung probiotik. Probiotik alami juga muncul pada anak bayi baru lahir yang disusui asi. \n\n \n\n Pengobatan diare biasanya menggunakan antibiotik, akan tetapi penggunaan antibiotik yang tidak tepat biasanya menyebabkan bakteri resiten terhadap antibiotik. Antibiotik juga dapat mempengaruhi keragaman yang ada di dalam usus sehingga dapat mengganggu penyerapan makanan dalam proses pencernaan pada tubuh manusia. \n\n \n\n Berbagai strain probiotik telah diteliti seperti Lactobacillus, Saccharomyces, dan Bifidobacterium. Beberapa penelitian membuktikan bahwa probiotik tersebut dapat mengurangi gejala dan membantu menormalkan flora bakteri yang terdapat di usus. \n\n \n\n Berikut manfaat probiotik: \n\n \n Meningkatkan kekebalan tubuh (Probiotik terbukti meningkatkan respon imun dalam tubuh) \n Memproduksi zat antimikroba (Probiotik menghasilkan berbagai zat yang dapat menghambat perkembangan bakteri gram positif dan negatif. Tidak hanya menghambat tetapi dapat mengubah metabolisme bakteri dan membatasi produksi toksin) \n Menyeimbangkan mikrobioma usus (Ketidakseimbangan mikrobioma dalam usus dapat terjadi karena penggunaan antibiotik dalam jangka panjang, tubuh yang mengalami stress, dan penyakit kronis. Probiotik membantu metabolisme karbohidrat kompleks sehingga menghasilkan asam laktat dan asam lemak rantai pendek yang dapat mengurangi translokasi bakteri dan merangsang produksi enzim mucin) \n Meningkatkan penyerapan air (Probiotik terbukti meningkatkan aquaporin yaitu protein membran saluran air sehingga meningkatkan penyerapan air di usus besar) \n Mengurangi patogen oportunistik (Probiotik mengurangi jumlah bakteri patogen dengan memproduksi zat penghambat seperti bakteriosin, memblokir situs adhesi pada permukaan epitel usus, dan bersaing untuk mendapatkan nutrisi. Mekanisme ini penting untuk pencegahan dan pengobatan infeksi) \n \n\n \n\n Menurut WHO diare merupakan penyakit mematikan nomor dua yang menyerang anak dibawah usia lima tahun. Diare terjadi karena infeksi pada saluran usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Infeksi mnyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi atau dari orang ke orang karena kebersihan yang buruk. \n\n \n\n Diare adalah buang air dengan konsistensi lembek atau cair, atau bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). \n\n Ada tiga jenis diare klinis: \n\n \n Diare cair akut - berlangsung beberapa jam atau hari, termasuk kolera \n Diare berdarah akut - disebut disentri \n Diare persisten - berlangsung 14 hari atau lebih \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, sebagai orangtua pentingnya kita paham nutrisi apa saja yang masuk ke dalam tubuh anak serta pengobatan yang tepat apabila anak kita mengalami diare. Konsultasikan masalah kesehatan anak anda ke dokter spesialis agar mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 11 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Imunisasi Pada Anak, Yuk Kejar Imunisasi Yang Tertunda<\/a><\/h3>
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. \n\n Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.Terdapat 12 (dua belas) macam Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada program imunisasi nasional, yaitu difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, campak, rubella, poliomielitis, hepatitis B, meningitis, pneumonia, japanese encephalitis, human papiloma virus. \n\n Tujuan Imunisasi secara umum yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tujuan secara khusus yaitu tercapainya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN, Tercapainya Universal Child Immunization/UCI (Persentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, tercapainya target imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua tahun (baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia Subur (WUS), tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi, tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan bepergian ke daerah endemis penyakit tertentu, terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety injection practice and waste disposal management). \n\n Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. \n\n Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi berusia 0-1 tahun, yang antara lain terdiri dari vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG), Pentabio (DPT/Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe), Hepatitis B, Vaksin Polio Oral (OPV), Vaksin Polio Inaktif (IPV), dan Vaksin Campak. \n\n Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi ini diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun (batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur. Imunisasi lanjutan antara lain terdiri dari vaksin DT, Td, dan TT. \n\n Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. Kegiatan imunisasi tambahan antara lain adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI). \n\n Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis, Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies. \n\n Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan HPV. \n\n Secepatnya lakukan imunisasi anak dan lengkapi sesuai jadwal dan sesuai kategori umurnya untuk mencapai perlindungan yang optimal dalam kurun waktu panjang. \n\n Sahabat Hermina yang ingin mendapatkan layanan vaksin anak di RS Hermina Arcamanik, silahkan cek jadwal pelayanan atau hubungi ke call center di 1500 488 atau biasa menghubungi ke 0896 7270 1027. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cara Mengganti Popok Bayi untuk Bunda<\/a><\/h3>
Untuk pertama yang perlu diperhatikan yaitu jangan mengandalkan bau saja sebagai penanda untuk mengganti popok bayi. Umumnya bayi buang air kecil sekitar 20 kali dalam sehari selama beberapa bulan pertama. Untuk bayi yang menggunakan popok sekali pakai, ibu bisa mengganti popok paling tidak tiap 2-3 jam sekali, namun tidak perlu sampai mengganggu waktu istirahat bayi. Apabila menggunakan popok kain, segera ganti popok jika basah untuk mencegah iritasi. \n\n \n\n Persiapan Mengganti Popok \n\n \n Cuci tangan ketika akan mengganti popok si kecil \n Siapkan popok yang bersih, tisu atau kain basah \n Sediakan juga air hangat dan handuk \n Letakkan bayimu di tempat yang aman agar tidak jatuh atau terguling \n Kantong popok bekas \n \n\n \n\n Langkah-langkah Melepas Popok Kotor \n\n \n Lepaskan popok kotornya \n Tarik bagian depan popok yang kotor lalu turunkan ke bawah. Jika bayi laki-laki tutupi kemaluannya dengan kain bersih agar saat kencing tidak mengenai ibu atau dirinya sendiri \n Gunakan bagian depan popok untuk membersihkan sebagian besar kotorannya jika si kecil buang air besar. Bersihkan dari bagian depan ke arah belakang \n Angkat bagian bokong si kecil dari atas meja dengan memegang kedua pergelangan kakinya dengan tanganmu secara perlahan. Segera ambil bagian depan popok, lipat hingga menutupi bagian yang kotor dan selipkan di bawah bokongnya \n Bersihkan alat kelamin si kecil dan sekitarnya dengan kapas basah, jangan lupa bersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel di sekitar permukaan anus, lipat paha dan kelamin hingga bersih. Bersihkan kotoran dari arah depan ke belakang untuk mengurangi risiko infeksi pada saluran kencingnya, terutama bila si kecil perempuan \n Buang tisu basah ke kantong popok \n Angkat bagian bokong si kecil, lalu singkirkan popok kotor dari bawahnya. Buang popok kotor ke kantong popok, kemudian ikat dan buang kantong ke tempat sampah \n Dapat dioleskan krim khusus sesuai anjuran dokter pada kulit si kecil jika terdapat ruam popok \n \n\n \n\n \n\n Mengganti Popok yang Bersih \n\n \n Langkah selanjutnya adalah membuka popok bersih dan menempatkan pada bayimu dengan menyelipkannya di bawah bokong dan menggeser ke arah pinggang, di mana posisi perekat berada di belakang. Tarik popok bagian depan ke arah perut bayimu \n Untuk bayi laki-laki arahkan kelaminnya ke bawah untuk mencegah air kencingnya berada di bagian atas. Bagi bayi baru lahir yang belum copot tali pusar, perhatikan agar popok tidak menutupi tali pusar \n Pastikan bagian popok berada di antara kaki bayimu dengan seimbang. Lalu kencangkan popok dengan membuka perekatnya, yang kemudian ditarik ke arah perut untuk direkatkan. Jangan terlalu kencang saat merekatkannya agar bayi merasa nyaman \n Setelah itu, jangan lupa untuk kembali mencuci tangan setelah mengganti popok si kecil \n \n\n \n\n Walaupun si kecil tidak buang air besar, bunda harus tetap membersihkan bagian depan dan belakang si kecil. Bersihkan juga area kulit di sekitarnya dengan lap, usap menggunakan lap atau handuk bersih yang kering. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 07 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Anak Makan sambil Main Gadget? Pahami Dampak Bagi Kesehatannya<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Memberikan tontonan di gawai saat memberi makan balita adalah kebiasaan baru bagi banyak orang tua di masa saat ini, karena dapat membuat balita diam dan “seolah” menikmati makanannya. Namun ternyata kemudahan tersebut akan menjadi malapetaka bagi orang tua. Menonton gawai di usia balita 1-5 tahun berhubungan dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Menurut penelitian oleh Pearson et al tahun 2018, balita yang makan sambil menonton gawai menunjukkan konsumsi rendah buah dan sayuran serta peningkatan asupan makanan tidak sehat seperti snack, biskuit, coklat karena balita lebih mudah makan makanan tersebut saat menonton gawai dan ternyata kesemuanya adalah tinggi kadar gula, garam dan lemak. Pada penelitian ini juga disebutkan bahwa orang tua menjadi contoh yang kuat bagi balita untuk mengadopsi gaya makannya. \n\n Makanan yang dimakan saat menonton gawai akan tidak disadari oleh balita sehingga balita akan terus merasa tidak kenyang. Secara tidak langsung kebiasaan ini akan membuat balita menjadi obesitas. Selain itu, balita terkasih ini akan mencontoh gaya makan dari orang tuanya. Bila orang tua sering terlihat oleh anaknya makan sambil memegang gawai, maka secara tidak langsung balita akan mengikuti. \n\n Apakah dampak makan sambil menonton gawai hanya berupa penambahan berat badan berlebih atau obesitas saja? \n\n Ternyata, dari penelitian Jusiene et al tahun 2019, dijelaskan bahwa anak kurang dari 5 tahun yang memiliki kebiasaan makan sambil menonton gawai memiliki dampak negatif yang luas. Di antaranya adalah keterlambatan perkembangan dari berbicara, memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah, tidak mampu mengontrol atau mengekspresikan emosi serta menurunnya kemampuan akademik di masa yang akan datang. Penggunaan gawai juga akan menghambat perkembangan sensoris. Oleh karenanya orang tua seharusnya memberikan kesempatan bagi balitanya untuk lebih banyak beraktivitas fisik, seperti mengajak jalan-jalan, bermain di rumah ataupun di luar rumah. Hal ini akan membuat balita cepat merasa lapar. Balita yang lapar kemungkinan besar akan makan dengan lahap tanpa bantuan gawai. Ketika balita kondisinya tidak lapar hal ini akan membuat konsumsi menonton gawai menjadi meningkat. Peran orang tua dalam hal ini menjadi sangat penting. Orang tua harus dapat menyediakan kegiatan yang positif bagi balita dengan mengajaknya bermain, menyediakan makanan yang sesuai dengan usianya agar mudah dicerna. Dan tidak lupa, balita akan menjadi “cermin” dari orang tuanya, sehingga jadilah orang tua yang dapat memberi panutan bagi anaknya dengan tidak makan sambil memegang gawai. \n\n Lalu apa saja yang dapat dilakukan orang tua? \n\n 1. Lakukan apa yang Anda ajarkan kepada balita. Jangan hanya membuat balita tidak menonton gawai saat makan, sedangkan orang tuanya tidak memberi contoh yang benar. Terapkan aturan di dalam rumah agar tidak ada yang memegang gawai saat makan. \n\n 2. Terapkan aturan tidak ada gawai atau televisi menyala saat makan. Jangan menyalakan televisi saat makan, dan tidak boleh menaruh gawai di atas meja makan. Balita dapat diikutkan perannya sebagai pengingat semua anggota keluarga untuk setuju dengan peraturan ini. Hal ini akan membuat balita senang karena dilibatkan dalam kedisiplinan saat makan. \n\n 3. Saat makan berikan perhatian penuh kepada balita. Upayakan tidak ada percakapan yang tidak melibatkan balita Anda. \n\n 4. Buat sesi makan menjadi hal yang menyenangkan. Dengan cara diskusi antar keluarga mengenai pengalaman sehari-harinya, membicarakan beberapa topik yang menyenangkan sehingga gawai benar-benar tidak dibutuhkan saat sesi makan berlangsung. \n\n 5. Buat jadwal makan yang tetap. Berikan balita jadwal makan besar 3 kali sehari dan 2 makanan snack di antaranya. Jadwal makan yang tetap akan membuat kebiasaan yang baik ke depannya. \n\n 6. Pastikan balita pada kondisi lapar. Kondisi lapar akan membuat balita fokus untuk makan. Jauhkan makanan snack saat sesi makan besar. \n\n 7. Masak makanan yang disukai balita. Walaupun begitu masakan harus tetap bervariasi. \n\n 8. Buat balita menikmati setiap makanan yang dihidangkan. Hal ini dapat diupayakan dengan mengajak balita ke tempat perbelanjaan, serta libatkan juga balita saat masak agar balita dapat lebih menghormati makanan yang telah disajikan. \n\n 9. Jangan memberikan tekanan pada balita. Jangan memaksa balita untuk menghabiskan makanannya. Pastikan durasi maksimal setiap sesi makan besar adalah 30 menit. Biarkan tubuhnya sendiri yang menentukan apakah ia sudah kenyang atau belum. \n\n Selalu jaga kesehatanya Si Kecil dan berikan edukasi nyata oleh orang tuanya seperti memberi contoh makan tidak sambil menggenggam gadget. \n\n Dibuat oleh :dr. Irfan Abdurraafi, MARS \n\n Ditinjau oleh :dr Erman SpA \n\n Referensi : \n\n Pearson, N, dkk. 2018. Clustering and correlates of screen-time and eating behaviours among young children. Pearson et al. BMC Public Health (2018) 18:753 \n\n Jusiene, R, dkk. 2019. Screen Use During Meals Among Young Children: Exploration of Associated Variables. Medicina (Kaunas), 2019 Oct; 55(10): 688. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 02 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Belum Ada Obat untuk Sembuhkan Polio<\/a><\/h3>
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio pada 19 November 2022 setelah ditemukannya kasus polio pada anak usia 7 tahun yang tidak pernah mendapatkan imunisasi polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Hingga kini (22/11/2022) ditemukan ada tiga pasien penderita polio disana (Detikhealth). \n\n Ketua Umum IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyebut bukan tidak mungkin penyebaran virus berpindah ke banyak provinsi lain seperti yang pernah terjadi tahun 2005 dimana tidak hanya ditemukan kasus polio di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat tetapi juga di beberapa provinsi lain. \n\n Tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas dari polio dengan keberhasilan program imunisasi. Namun cakupan imunisasi terus menurun terutama selama masa pandemi, yang menjadi penyebab muncul kembali KLB (Kejadian Luar Biasa) \n\n Polio (poliomielitis) adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus polio termasuk golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total. Polio banyak dialami oleh anak-anak, tetapi bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terpapar penyakit polio sehingga pencegahan yang tepat menjadi tindakan yang efektif untuk menghindari paparan virus penyebab polio. \n\n Penularan polio lewat orang ke orang melalui fekal-oral (dari tinja penderita) atau lebih jarang melalui air atau makanan terkontaminasi dan berkembang biak di usus. Dapat menyerang semua umur terutama usia dibawah 5 tahun. Masa inkubasi virus polio memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi 7-21 hari. Kebanyakan orang (90%) tidak memiliki gejala atau gejala sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain gejala awal berupa demam, lelah, nyeri kepala, muntah, kaku kuduk dan nyeri pada anggota tubuh. Satu dari 200 kejadian menyebabkan kelumpuhan ireversibel. 5-10% diantaranya meninggal akibat otot pernafasan lumpuh. \n\n Polio hanya dapat dicegah dengan vaksinasi sebagai salah satu upaya pencegahan yang paling efektif (vaksinasi sebaiknya dilakukan sejak dini) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tidak ada pengobatan untuk polio, namun penyakit ini bisa diatasi dengan melakukan beberapa perawatan yang sesuai dengan anjuran dokter seperti melakukan bed rest, memberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri, obat antispasmodic untuk membuat otot menjadi rileks, antibiotic untuk mengobati infeksi saluran kemih, mesin yang membantu pernapasan dan fisioterafi. \n\n Jika memiliki tanda-tanda atau gejela-gejala penyakit polio dan merasa belum yakin pernah mendapatkan vaksin sebaiknya segera pergi ke dokter untuk menanyakan penyakit yang diderita. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 25 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Awas!! Kenali Polio<\/a><\/h3>
Polio adalah penyakit yang sangat berbahaya karena bisa menimbulkan terjadinya lumpuh dan cacat seumur hidup. Penyebab penyakit ini karena adanya infeksi virus yang menyerang sistem saraf. \n\n \n\n Gejala yang dialami adalah lumpuh layuh. \n\n \n\n Apa itu lumpuh layuh? Lumpuh layuh adalah semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan bersifat layuh dan lemas pada seluruh tubuh secara mendadak pada anak dibawah usia 15 tahun. \n\n \n\n Cara penularan polio adalah melalui air atau makanan yang tercemar oleh tinja yang mengandung virus polio. Virus ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui Fekal-Oral tersebut masuk melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah. \n\n \n\n Selain belum mendapatkan vaksin polio, beberapa kondisi ini juga memperberat resiko tertularnya polio \n\n \n\n - tinggal di daerah sanitasi yang buruk \n\n \n\n - akses air bersih terbatas \n\n \n\n - bekerja sebagai petugas kesehatan yang menangani pasien polio \n\n \n\n - melakukan perjalan perjalanan ke daerah yang pernah mengalami wabah polio \n\n \n\n Virus ini biasa menyerang anak dibawah usia 5 tahun dan belum mendapatkan imunisasi polio. Gejala lain yang bisa ditemukan adalah gangguan pada saraf pernapasan sehingga terjadi kesulitan bernapas. \n\n \n\n Gejala polio dapat dibagi menjadi dua jenis \n\n \n\n Polio non paralisis \n\n Jenis polio ini tidak menyebabkan kelumpuhan. Muncul 6-20 hari setelah terkena virus dan bersifat ringan \n\n \n\n Gejala yang dialami diantaranya \n\n \n\n - demam \n\n \n\n - sakit kepala \n\n \n\n - lemas \n\n \n\n - nyeri tenggorokan \n\n \n\n - otot lemah \n\n \n\n - muntah \n\n \n\n Polio paralysis \n\n Jenis polio yang menyebabkan terjadinya kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Kondisi ini adalah jenis polio yang paling berbahaya. \n\n \n\n Dalam waktu 1 minggu, gejala yang bisa muncul diantaranya hilang refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, dan tungkai dan lengan terasa lemah. \n\n \n\n Imunisasi adalah pencegahan efektif pada penyakit polio. Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank. \n\n \n\n Segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika buah hati mengalami gejala serupa. Karena polio dapat dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan dalam beberapa waktu setelah terinfeksi \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 10 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Gangguan Pertumbuhan dengan Deteksi Dini Hipotiroid Kongenital<\/a><\/h3>
Dalam rangka mencegah adanya berbagai risiko masalah kesehatan serius pada bayi yang baru lahir, Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil menteri Kesehatan kembali mengingatkan mengenai bahaya kelainan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi lahir. \n\n Hipotiroid kongenital sangat di anjurkan untuk dideteksi sedini mungkin, yaitu saat bayi baru lahir. Deteksi dini hipotiroid kongenital melalui skrining pada bayi baru lahir adalah strategi terbaik saat ini. Selain untuk mencegah gangguan pertumbuhan, deteksi dini hipotiroid kongenital dengan pemeriksaan skrining juga dapat mencegah anak mengalami gangguan intelektual di kemudian hari. \n\n Hipotiroid kongenital adalah gangguan fungsi kelenjar tiroid yang dialami sejak lahir (kongenital), sehingga bayi memiliki kadar hormon tiroid yang rendah (hipotiroid). Kondisi ini ditemukan pada 1 dari 2000-3000 bayi yang lahir di Indonesia. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hipotiroid kongenital. \n\n Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dilakukan dengan memeriksa TSH. Pemeriksaan TSH pada bayi aterm dilakukan pada usia 2 – 4 hari atau saat akan keluar dari rumah sakit. Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dinyatakan positif jika kadar TSH ≥ 20 mU/L. Bayi dengan hasil skrining positif harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang serum TSH dan FT4. Diagnosis hipotiroid kongenital ditegakkan bila kadar TSH tinggi dan FT4 rendah. Pada bayi yang tidak dilakukan skrining diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis dan pemeriksaan serum TSH dan FT4. \n\n \n\n Pemberian terapi awal 2 minggu pertama menunjukkan hasil bermakna dalam outcome intelektual. Berat ringannya hipotiroid kongenital ditentukan dari kadar T4 (makin tinggi makin baik). \n\n Pemantauan yang perlu dilakukan : \n\n 1. Laboratorium \n\n \n \n Menentukan cukup tidaknya dosis obat yg diberikan (FT4 atau t4 total & TSH berkala) \n \n \n Darah diambil paling cepat 4 jam setelah pemberian tiroksin \n \n \n Dilakukan 2 minggu setelah terapi awal levotiroksin \n \n \n Pemantauan selanjutnya 1-3 bulan sampai usia 12 bulan, 2-4 bulan di usia 1-3 th, usia 3 th sampai pertumbuhan berhenti teratur setiap 3-12 bulan \n \n \n Jika ada perubahan dosis levotiroksin TSH dan FT4 diulang 4-6 minggu \n \n \n\n 2. Target pemeriksaan \n\n \n \n Kadar TSH < 5 mU/L dalam 2 minggu setelah terapi dimulai \n \n \n Kadar FT4 dalam kadar nilai rentang sesuai usia \n \n \n\n 3. Reevaluasi hipotiroid kongenital \n\n \n \n Dilakukan usia 3 th \n \n \n Evaluasi berupa pemeriksaan fungsi tiroid lanjut & radiologi rujuk konsultan endokrin \n \n \n\n 4. Jadwal dan pemantauan kunjungan rawat jalan \n\n 5. Edukasi \n\n \n \n Penyebab hipotiroid kongenital \n \n \n\n \n \n Pentingnya skrining awal, diagnosis dan terapi dini \n \n \n Pentingnya minum obat secara teratur sesuai jadwal \n \n \n Tidak menghentikan pengobatan tanpa instruksi dokter \n \n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mendapati buah hati gejala seperti di sampaikan jangan tunggu nanti, silahkan langsung konsultasi ke Dokter Spesialis Anak RS Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Tahapan Tumbuh Kembang Anak yang Optimal<\/a><\/h3>
Memahami tahap tumbuh kembang anak amatlah penting sebagai bagian dari pola pengasuhan orang tua. Tumbuh dan kembang anak tidak hanya mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak masa bayi hingga remaja, tapi juga perubahan emosi, kepribadian, perilaku, pemikiran, dan bicara. Perkembangan anak sejalan dengan pemahaman dan interaksi mereka terhadap dunia di sekitarnya. Keterampilan seperti tersenyum, merangkak, atau berjalan untuk pertama kalinya disebut sebagai tonggak tumbuh kembang anak atau developmental milestones. Orang tua perlu mencatat dan memahami tonggak ini untuk memastikan perkembangan anak yang optimal. \n\n Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Di antaranya genetik, jenis kelamin, nutrisi, aktivitas fisik, masalah kesehatan, lingkungan, dan hormon. Perkembangan anak laki-laki dan perempuan pun secara umum berbeda. \n\n \n\n Stimulasi Tumbuh Kembang Otak Anak \n\n \n\n Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas anak. Semakin banyak stimulasi yang orang tua berikan kepada anak maka sel saraf otak akan bertambah dan saling berhubungan. Sebaliknya jika anak tidak pernah diberi stimulasi, maka perkembangan sel saraf tidak optimal. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. \n\n Perkembangan keterampilan anak terjadi sangat cepat pada dua tahun pertama usianya. Untuk itu penting bagi para orang tua selalu memperhatikan dan melatih kemampuan motorik, sensorik dan bahasa sesuai dengan tahapan usia. \n\n Stimulasi yang kurang pada anak dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang, bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Berikut ini stimulasi yang dapat diberikan sesuai usianya: \n\n \n\n 1. Usia 0-4 Bulan \n\n Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang. Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh anak. Ajak anak tersenyum, bicara, dan mendengarkan musik untuk membantu pertumbuhan otak dan memori. Anak dapat dilakukan tummy time selama 5-10 menit secara bertahap dan dilakukan ketika anak tidak tidur. \n\n \n\n 2. Usia 4-6 Bulan \n\n Sering tengkurapkan Anak. Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan benda yang besar dan berwarna agar cepat merespons suara. \n\n \n\n 3. Usia 6-12 Bulan \n\n Ajari Anak untuk duduk, ajak main ci-luk-ba, ajari memegang dan makan biskuit, ajari memegang benda kecil dengan 2 jari, aari berdiri dan berjalan dengan berpegangan, ajak bicara sesering mungkin, latih mengucapkan ma.. ma.. pa.. pa, beri mainan yang aman dipukul-pukul. \n\n \n\n 4. Usia 1-2 Tahun \n\n Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain. \n\n \n\n 5. Usia 2-3 Tahun \n\n Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan kecil di tempatnya. \n\n \n\n 6. Usia 3-5 Tahun \n\n Minta Anak menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika bicara , jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi Anak ketika mencoba hal-hal baru. \n\n \n\n Seluruh orang tua pasti berharap bahwa tumbuh kembang anaknya dapat optimal, jika dirasakan ada yang tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak dari tahap awal sampai dengan tahap selanjutnya silahkan langsung konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak RS Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>