- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Apa Sih Manfaat Inseminasi bagi Pasangan dalam Program Hamil?<\/a><\/h3>
Inseminasi buatan, yang juga dikenal sebagai inseminasi intrauterin (IUI), adalah salah satu metode bantuan reproduksi yang digunakan oleh pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. \n\n \n\n Prosedur ini melibatkan penyisipan sperma yang telah dipersiapkan secara khusus langsung ke dalam rahim wanita pada waktu yang tepat dalam siklus menstruasi. Meskipun tidak selalu berhasil pada setiap pasangan, inseminasi buatan memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi mereka yang memilihnya. \n\n Berikut adalah beberapa manfaat utama dari prosedur inseminasi bagi pasangan: \n\n \n \n Menyediakan Kesempatan bagi Pasangan dengan Masalah Fertilitas \n \n \n\n Inseminasi buatan memberikan kesempatan bagi pasangan yang mengalami masalah fertilitas untuk dapat hamil. Ini dapat menjadi alternatif yang lebih terjangkau dan kurang invasif dibandingkan dengan prosedur reproduksi yang lebih kompleks seperti fertilisasi in vitro (IVF). \n\n \n \n Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sperma yang Dipilih \n \n \n\n Sebelum inseminasi, sperma biasanya dipersiapkan dan dipilih untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Ini bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma yang mencapai sel telur, sehingga meningkatkan kemungkinan pembuahan. \n\n \n \n Menjadi Solusi untuk Kelainan Fungsional atau Struktural \n \n \n\n Inseminasi dapat menjadi pilihan bagi pasangan yang mengalami kelainan fungsional atau struktural pada sistem reproduksi, seperti masalah dengan kualitas sperma atau masalah pada rahim wanita. \n\n \n \n Menyediakan Kendali atas Waktu Konsepsi \n \n \n\n Inseminasi memungkinkan pasangan untuk memiliki kendali lebih besar atas waktu konsepsi. Dengan memantau siklus menstruasi wanita dan menentukan waktu yang tepat untuk inseminasi, pasangan dapat meningkatkan peluang keberhasilan. \n\n \n \n Proses Relatif Tidak Invasif \n \n \n\n Secara umum, prosedur inseminasi buatan dianggap sebagai proses yang relatif tidak invasif dan tidak menyakitkan. Ini dapat mengurangi ketidaknyamanan fisik dan stres emosional yang terkait dengan prosedur reproduksi yang lebih kompleks. \n\n \n \n Memperkuat Ikatan Emosional antara Pasangan \n \n \n\n Proses inseminasi dapat memperkuat ikatan emosional antara pasangan karena mereka bersama-sama menghadapi tantangan fertilitas dan bekerja sama untuk mencapai tujuan memiliki anak. \n\n Meskipun inseminasi buatan memiliki sejumlah manfaat, penting untuk diingat bahwa tidak semua pasangan akan berhasil hamil melalui metode ini. Keberhasilan inseminasi bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk usia, kesehatan reproduksi, dan penyebab ketidaksuburan yang mendasarinya. Konsultasikan di pelayanan gangguan kesuburan dan haid di RS Hermina Podomoro untuk menentukan apakah inseminasi buatan merupakan pilihan yang tepat bagi pasangan tertentu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Fakta dan Mitos Seputar Kemahilan<\/a><\/h3>
Banyak sekali mitos yang bersebaran di masyarakan, salah satunya adalah mengenai mitos seputar kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil menjadi khawatir akan hal-hal yang belum tentu kebenarannya, misal mitos mengenai ibu hamil tidak boleh makan nanas karena dapat menyebabkan keguguran. \n\n Memang sulit menghentikan atau membatasi berkembangnya mitos kehamilan di masyarakat. Oleh karena itu, ibu hamil perlu banyak menggali informasi yang sebenarnya agar tidak terlalu khawatir. \n\n Mari simak penjelasan mengenai sejumlah mitos kehamilan dibawah ini. \n\n \n\n Mitos seputar kehamilan dan faktanya \n\n 1. Makan nanas dapat menyebabkan keguguran \n\n Mitos yang cukup populer dalam masyarakat salah satunya adalah mengenai nanas, bahwa ibu hamil tidak boleh makan nanas karena dapat menyebabkan keguguran, faktanya itu tidak benar, nanas mengandung vitamin C yang tinggi dan baik di konsumsi oleh ibu hami. Tetapi tetap tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena nanas juga mengandung senyawa bromelain, karena dapat memecah protein dan menyebabkan mulut rahim menjadi lunak, akan tetapi menurut teori dibutuhkan ratusan nanas untuk dapat menyebabkan efek tersebut. \n\n 2. Makan pisang dempet dapat menyebabkan kelahiran kembar siam \n\n Mitosnya ibu hamil tidak boleh makan pisang bersama-sama, mitosnya bisa menyebabkan bayi yang dikandungnya terlahir kembar siam.Ada penelitian yang menyatakan bahwa bahan makanan hasil rekayasa genetika dapat berdampak buruk pada tubuh. \n\n Hal ini didasarkan pada serangga yang menjadi kebal terhadap pestisida dan gulma menjadi lebih liar karena penyerbukan dengan sari tumbuhan yang lebih baik.Orang Jawa percaya bahwa pisang dengan kelainan genetik mempengaruhi anak yang dikandung ibunya.Meski begitu, mitos ini belum bisa dibuktikan atau dijelaskan secara ilmiah. \n\n 3. Susu kedelai tidak baik buat Ibu Hamil \n\n Ada juga kepercayaan populer bahwa mengonsumsi susu kedelai dapat mempengaruhi perkembangan janin. Itu sama sekali tidak berdasar. Sebaliknya, kandungan zat besi pada susu kedelai bermanfaat bagi ibu dan janin. Susu kedelai mengandung senyawa penting seperti asam lemak, omega-3, dan asam folat untuk kesehatan janin. Secara khusus, omega-3 membantu pekembangan bayi, dan asam folat membantu mencegah cacat lahir. \n\n Artinya ibu hamil boleh minum susu kedelai tanpa khawatir akan mengganggu tumbuh kembang bayi. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 19 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
7 Fakta Mengenai Sub Spesialis Fetomaternal<\/a><\/h3>
1. Apa itu Subspesialis Fetomaternal? \n\n Adalah ilmu subspesialis dari pengembangan ilmu obstetri atau ilmu tentang kehamilan serta permasalahannya terutama kehamilan yang berisiko tinggi, dilakukan oleh seorang dokter subspesialis dengan kompetensi konsultan Fetomaternal dengan bergelar dokter disertai SpOGSubspKFM. (contoh : dr.John,SpOGSubspKFM) \n\n 2. Siapakah seorang konsultan Fetomaternal? \n\n Seorang konsultan fetomaternal adalah seorang spesialis obstetri & ginekologi (SpOG) yang melanjutkan pendidikan konsultan yang khusus menangani kasus-kasus risiko tinggi, seperti: riwayat kehamilan dengan keguguran (berulang) atau kematian janin berulang, kehamilan dengan kecacatan, deteksi dini kecacatan, atau deteksi dini kehamilan yang kemungkinan berisiko tinggi. Disamping itu melakukan pula tindakan khusus untuk penanganan kehamilan dengan risiko tinggi. \n\n 3. Layanan apa saja yang dapat ditangani oleh seorang Subspesialis Fetomaternal? \n\n Secara Umum dibagi beberapa jenis layanan fetomaternal, yaitu: \n\n \n Konsultasi prakonsepsi atau sebelum terjadi kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan baik pada masa yang akan datang. \n Deteksi Dini\n \n Deteksi dini peluang kecacatan seperti kelainan kromosom: misalnya pemeriksaan skrining pada 3 bulan pertama kehamilan (12-14 minggu) untuk deteksi down syndrome atau kecacatan berat lainnya \n Konsultasi bila terjadi kecacatan pada kehamilan \n Preventif atau pencegah \n Deteksi dini dan konsultasi pencegahan terjadinya kehamilan risiko tinggi, misalnya: riwayat kecacatan dalam keluarga, keguguran berulang, riwayat pertumbuhan terhambat atau yang terbanyak hipertensi dalam kehamilan atau preeklamsia \n \n \n Penanganan Kasus emergensi atau kasus kritis pada kehamilan\n \n Kasus kehamilan dengan kegawatan pada janin dan ibu \n Kasus kehamilan dengan penyulit penyakit lain seperti: penyakit jantung, kelenjar gondok atau tiroid, kasus autoimun termasuk lupus, kelainan ginjal, dll. \n \n \n \n\n 4. Siapa saja yang disarankan mendapatkan layanan seorang subspesialis Fetomaternal? \n\n Seorang ibu dengan karakteristik sebagai berikut: \n\n \n Seorang ibu yang berniat hamil pertama kali. \n Seorang ibu dengan riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang atau kematian janin, atau kejadian prematur atau pertumbuhan janin terhambat pada kehamilan sebelumnya, dianjurkan datang sebelum hamil. \n Seorang ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun dengan anjuran wajib bila diatas 40 tahun. \n Ibu hamil yang disertai masalah kesehatan termasuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, autoimun, penyakit jantung, dll. \n \n\n 5. Kapan harus melakukan konsultasi dengan seorang subspesialis Fetomaternal? \n\n Seorang ibu hamil dianjurkan mendapatkan layanan sub spesialis fetomaternal pada waktu, sebagai berikut: \n\n \n 3 bulan pertama (anjuran 12-14 minggu), dilakukan skrining 3 bulan kedua pada usia 18-22 minggu. \n 3 bulan kedua pada 18-22 minggu \n bulan kedua pada 32-34 minggu \n Bila seorang ibu dengan kasus berat dan diperlukan penanganan khusus, dapat dilakukan kontrol rutin di bawah pengawasan seorang konsultan Fetomaternal \n \n\n 6.Apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang dokter subspesialis Fetomaternal? \n\n \n Pemeriksaan USG : termasuk skrining dengan menggunakan alat diagnosis USG 2D/4D (catatan: penggunaan USG 4D tidak rutin dilakukan hanya tergantung kebutuhan saja) \n Pemeriksaan jantung janin dengan USG (fetal ekokardiografi): Pemeriksaan khusus jantung pada janin karena adanya kelainan jantung merupakan salah satu kelainan terbanyak pada janin. \n Pemeriksaan dan konsultasi laboratorium sebagai penunjang diagnostik tergantung kebutuhan seperti untuk deteksi dini preeklampsia (sflt-1/plgf), kecacatan (NIPT), infeksi TORCH, karyotyping (pemeriksaan kelainan kromosom), dll. \n Tindakan invasif terhadap produk kehamilan seperti: amniosentesis, amnioreduksi dan tindakan invasive lainnya. \n Perawatan dan tindakan khusus kasus-kasus risiko tinggi \n \n\n 7. Dimana seorang ibu mendapatkan layanan seorang konsultan Fetomaternal? \n\n Seorang ibu hamil dengan karakteristik risiko tinggi bisa mendapatkan layanan sub spesialis Fetomaternal di RSU Hermina Pasteur atau tempat lain yang mempunyai layanan tersebut. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Independent RS UBAYA Managed by Hermina<\/a><\/li>
- 20 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Apa Itu Morning Sickness ? <\/a><\/h3>
Morning Sickness adalah gejala mual dan muntah yang dialami oleh banyak ibu hamil. Gejala ini biasanya terjadi di pagi hari pada trimester awal kehamilan. Mual dan muntah pada trimester awal kehamilan sering disebabkan oleh perubahan hormon, peningkatan aliran darah ke uterus, dan sensitivitas terhadap bau dan rasa. \n\n Cara mengatasi mual dan muntah dengan perubahan gaya hidup yaitu : makan secara teratur (lebih baik makan dalam porsi kecil tetapi sering, hindari makanan berlemak dan pedas), beristirahat dengan cukup (cobalah tidur cukup dan hindari stres berlebihan), dan teknik akupresur (gunakan gelang akupresur atau pijatan lembut pada titik tertentu pada pergelangan tangan Anda). \n\n Cara mengatasi mual dan muntah dengan teknik pernapasan dan relaksasi yaitu : pernapasan dalam (lakukan pernapasan dalam dan perlahan untuk menenangkan tubuh Anda), visualisasi positif (bayangkan diri Anda bersantai di tempat yang tenang dan indah untuk meredakan stres), dan yoga atau meditasi (coba teknik yoga atau meditasi yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh Anda). \n\n Gejala mual dan muntah saat bangun pagi dapat dicegah dengan cara bangun dari tempat tidur perlahan untuk memberi waktu tubuh Anda untuk beradaptasi, sarapan seperti roti panggang atau oatmeal dapat membantu mengurangi mual, dan minum teh herbal seperti teh jahe atau kunyit, peppermint atau chamomile yang bisa membantu meredakan mual. \n\n Morning sickness juga dapat dicegah melalui asupan makanan yang tepat. Makanan yang disarankan adalah makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran, sereal roti gandum, dan beras merah, serta makanan ringan seperti biskuit gandum dan keripik sayuran. Makanan yang harus dihindari adalah makanan berlemak dan berminyak, makanan pedas dan beraroma kuat, dan makanan dengan kandungan kafein tinggi. \n\n Agar dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup selama kehamilan trimester awal, Anda dapat menerapkan tiga hal berikut : pilih pakaian yang tidak terlalu ketat untuk mengurangi tekanan pada perut, hindari bau makanan atau minuman yang kuat yang dapat memicu mual, dan konsultasikan dengan dokter obgyn Anda untuk mendapatkan nasihat khusus. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
KISTA OVARIUM<\/a><\/h3>
KISTA OVARIUM adalah kantong berisi cairan yang timbul pada indung telur atau ovarium. Kista ini umumnya muncul selama wanita mengalami masa subur atau menstruasi. \n\n Setiap wanita memiliki dua buah ovarium, masing-masing di sebelah kanan dan kiri rahim. Organ tubuh yang berukuran sebesar biji kenari tersebut menjadi bagian dari sistem reproduksi wanita. \n\n Ovarium memiliki fungsi utama untuk menghasilkan sel telur setiap bulan (dimulai dari masa pubertas hingga memasuki menopause), dan menghasilkan hormon estrogen serta progesteron. Fungsi ovarium sangat mungkin mengalami gangguan, salah satu yang sering ditemui adalah kista. \n \nGEJALA KISTA OVARIUM \nKetika kista masih berukuran kecil, biasanya penderita tidak akan merasakan adanya gejala. Setelah ukuran kista mulai membesar, gejala baru akan terasa. \nJENIS KISTA OVARIUM \n1. Kista Fungsional : \n a. Kista Folikel \n b. Kista Korpus Luteum \n2. Kista Patologis : \n a. Kista Dermoid \n b. Kista Adenoma \n c. Endometrioma \nDIAGNOSIS KISTA OVARIUM \nKista ovarium bisa terdeteksi saat penderita melakukan pemeriksaan USG. \n \nSahabat Hermina....jika ada keluhan di sekitar perut bagian bawah atau peranakkan, segeralah kontrol ke Hermina yah.... Atau bisa di diskusikan dengan dokter SpOG yang Sahabat Hermina kenal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Retensi Urine Pada Ibu Pasca Melahirkan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina , pada umumnya selama kehamilan sering mengalami buang air kecil. Tetapi pada satu atau dua hari setelah melahirkan mengalami hal tersebut lebih dari 6 jam bisa menyebabkan stress pada kandung kemih meninggalkan efek jangka panjang sehingga kondisi tersebut dinamakan retensi urine. Kejadian retensi urine berat pasca persalinan dapat menyebabkan komplikasi seperti distensi kandung kemih persisten, uremia, dan sepsis, yang dapat berujung pada kematian. Retensi urin pasca persalinan masih belum dimengerti dan memiliki mekanisme yang bervariasi.Gejala yang dapat menyertai retensi urin selain sulit BAK ialah mengedan saat berkemih,mengalami rasa tidak nyaman di daerah kemaluan dan rasa penuh di bagian tulang kemaluan. \n\n \n\n Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan apabila mengalami kesulitan untuk buang air kecil pasca persalinan,yaitu : \n\n \n Meminum banyak cairan dapat membantu untuk mencapai kapasitas cairan yang diperlukan untuk memunculkan keinginan untuk buang air kecil. Selain itu, meminum cukup cairan juga dapat membantu untuk mengatasi sembelit pasca persalinan. \n Mencoba untuk berjalan sesegera mungkin, agar gravitasi dan aktivitas dapat membantu sistem tubuh untuk kembali seperti semula. \n Meminta bantuan kepada keluarga ke kamar mandi untuk berjaga menunggu diluar kamar mandi. \n Jika belum dapat pergi ke kamar mandi dan harus menggunakan pispot untuk buang air kecil, mencoba untuk menggunakannya sembari duduk, dan jangan sungkan untuk meminta perawat untuk menghangatkannya terlebih dahulu (apabila dirawat di Rumah Sakit). \n Mengkompres area perineum bertujuan untuk tidak merasakan perih ketika buang air kecil. \n Temperatur yang hangat atau dingin dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil. Mencoba untuk merendam tubuh bagian bawah Anda ke air hangat atau menggunakan ice packs. \n Walaupun terdengar seperti melakukan hal yang mustahil atau konyol, tetapi dapat mncoba untuk menghidupkan air keran ketika akan buang air kecil. \n \n\n \n\n Apabila hal ini telah berlangsung lama, dan mengganggu aktivitas Sahabat Hermina, kami sarankan untuk segera berkonsultasi secara langsung ke Dokter Spesialis Obgyn/Kandungan di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
WASPADAI OBESITAS PADA IBU HAMIL<\/a><\/h3>
\n Sahabat Hermina, \n\n Perlu diketahui dan diwaspadai resiko serta bahaya obesitas pada Ibu Hamil. Karena faktanya kondisi kehamilan sering menimbulkan naiknya berat badan yang cukup signifikan karena asupan nutrisi yang tidak terkontrol serta berkurangnya gerak tubuh selama kehamilan. \n\n Pemeriksaan dan konsultasi sebelum kehamilan sangat dianjurkan pada Ibu hamil yang mengalami obesitas. Ibu akan disarankan menjalani program penurunan berat badan berupa diet, olahraga dan modifikasi gaya hidup sebelum merencanakan kehamilan. Sebisa mungkin miliki berat badan dengan IMT (Indeks Masa Tubuh) normal sebelum hamil. \n\n Ukurlah berat badan dan tinggi badan Ibu hamil pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Hal ini untuk memperoleh perhitungan IMT yang tepat sehingga Ibu hamil bisa mengetahui rekomendasi penambahan berat badan dan asupan nutrisi yang disarankan selama proses kehamilannya \n\n Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas saat hamil, antara lain: \n\n \n Porsi makan yang berlebihan dengan diet yang tidak seimbang. Terutama jika asupan harian ibu hamil terlalu banyak mengandung glukosa dan karbohidrat tanpa diselingi buah, sayur, dan lemak yang baik. \n Aktivitas ibu hamil yang kurang serta kegiatan berolahraga yang berkurang karena kondisi kehamilan \n Stres pada kehamilan yang memicu pada perilaku makan yang berlebihan \n \n\n Bahaya Obesitas Pada Kehamilan \n\n Apabila tidak ditangani, banyak resiko dari kondisi Obesitas dimasa kehamilan yang akan menganggu kesehatan, diantaranya adalah : \n\n \n Persalinan yang sulit atau lama \n Diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan sampai proses persalinan) \n Perdarahan pascapersalinan \n Gangguan jantung dan ginjal \n Sleep apnea (kondisi pernapasan saat tidur yang terganggu dan terputus-putus) \n Persalinan caesar \n Penggumpalan darah \n Preeklamsia (kenaikan tekanan darah tinggi) \n Keguguran atau bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa \n \n\n Cara Mengatasi Obesitas Saat Hamil: \n\n Banyak cara untuk mengatasi obesitas pada Ibu Hamil yang dapat dihindari sejak masa awal kehamilan, diantaranya adalah : \n \n\n \n 1. Menjaga asupan kalori \n\n Makan rutin 3 kali sehari. Menjaga tubuh agar tetap ideal saat hamil bukan berarti harus melakukan diet, namun bukan juga seenaknya memasukan berbagai macam makanan ke dalam tubuh. seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari janin yang sedang dikandungnya. Jadi untuk mencegah obesitas pada Ibu hamil dengan makan secara teratur 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Namun, yang perlu diingat yaitu, kualitas nutrisi yang harus selalu diperhatikan. \n\n Menyeimbangkan asupan nutrisi dan pola makan. Perhatikan komposisi makan dan camilan. Ganti beberapa menu yang kaya tepung, minyak, dan lemak dengan buah-buahan atau sayur. \n\n 2. Rutin memeriksakan diri pada dokter kandungan \n\n Banyak manfaat yang didapat dengan rutin mengkonsultasikan kehamilan, diantaranya : \n\n \n Bantu Mencegah Komplikasi \n \n\n Karena kondisi fisik yang cukup rentan mengalami komplikasi, ibu hamil harus rutin melakukan pengecekan. Komplikasi yang rentan dialami adalah hipertensi dan diabetes gestasional. Dengan melakukan pemeriksaan, ibu bisa mengetahui seberapa besar kemungkinan mengalami komplikasi tersebut. \n\n \n Tahu Perkembangan Janin \n \n\n Selain mengetahui kesehatan ibu, rutin melakukan pengecekan ke dokter kandungan juga bermanfaat untuk mengetahui kondisi tumbuh kembang janin. \n\n Mulai dari bagian tubuh mana saja yang sudah muncul, sampai kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ada pada janin. \n\n \n Bantu Ibu Mempersiapkan Kelahiran \n \n\n Selain memberikan informasi terkait kesehatan ibu dan calon bayi, rutin melakukan pemeriksaan ke dokter juga bisa menambah wawasan mengenai persalinan dan kesiapan ibu menjelang hari-H. \n\n 3. Mulai melakukan aktivitas fisik \n\n Lakukan olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah dan aman untuk kehamilan seperti seperti yoga, jalan santai, senam hamil, hingga berenang. Hal yang perlu ditegaskan, diskusikanlah terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk berolahraga. \n\n Tujuannya agar olahraga tak membahayakan ibu dan janin di dalam kandungan. Karena mungkin saja bumil memiliki kondisi tertentu sehingga tidak diperbolehkan melakukan jenis olahraga tertentu selama masa kehamilan. \n\n 4. Menjaga pikiran tetap positif \n\n Tanamkan rasa syukur dan pikiran yang menyenangkan. Lakukan-kegiatan kecil yang menyenangkan dan bisa membuat suasana rileks dan tenang. \n\n \n Berapa kenaikan berat badan ideal saat hamil? \n\n Perhatikan terlebih dahulu indeks massa tubuh Sahabat Hermina sebelum hamil. Menurut WHO, indeks massa tubuh untuk Wanita Asia terbagi menjadi empat. \n\n Underweight bila <18,5 , Normal bila 18,5-22,9, overweight bila 23-24,9 dan obesitas bila > 25. \n \n \n\n Cara menghitung indeks massa tubuh Sahabat adalah dengan menghitung berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Kenaikan berat badan ideal selama kehamilan adalah sebagai berikut ; \n\n\n \n \n \n Undereweight \n \n \n 12,5-18 kg \n \n \n \n \n Normoweight \n \n \n 11,5-16 kg \n \n \n \n \n Overweight \n \n \n 7-11,5 kg \n \n \n \n \n Obesitas \n \n \n 5-9 kg \n \n \n \n\n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami peningkatan berat badan berlebih saat hamil, segera konsultasikan ke Dokter Obgyn agar dapat dideteksi lebih lanjut dan melakukan perencanaan untuk mengatasi pola hidup yang tepat agar terhindar dari komplikasi kehamilan. \n\n \n\n Salam Sehat. \n\n \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kehamilan Ektopik Melalui USG 4D<\/a><\/h3>
Kehamilan merupakan momen yang membahagiakan bagi pasangan suami istri. Namun, tak jarang ada beberapa kondisi yang dapat mengganggu proses kehamilan yang seharusnya berjalan lancar. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah kehamilan ektopik. \n\n \nApa Itu Kehamilan Ektopik? \n\n Kehamilan ektopik terjadi ketika janin berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan berpotensi mengancam nyawa ibu. \n\n \nMengapa Bisa Terjadi Kehamilan Ektopik? \n\n Penyebab kehamilan ektopik dapat bervariasi, tetapi kondisi ini biasanya terjadi ketika adanya hambatan atau kerusakan pada saluran reproduksi wanita. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik: \n\n \n Kerusakan pada tuba falopi: Kebanyakan kasus kehamilan ektopik terjadi karena adanya kerusakan atau penyumbatan pada tuba falopi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi, penyakit menular seksual (seperti klamidia atau gonore), endometriosis, atau operasi sebelumnya pada saluran reproduksi. \n Peradangan tuba falopi: Peradangan pada tuba falopi, seperti salpingitis, dapat menyebabkan jaringan parut dan penyumbatan, yang meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. \n Kelainan struktural: Kelainan bawaan pada saluran reproduksi, seperti anomali pada bentuk atau ukuran tuba falopi, dapat mempengaruhi pergerakan embrio ke rahim dan menyebabkan kehamilan ektopik. \n Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya: Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di kehamilan berikutnya. \n Penggunaan alat kontrasepsi intrauterin (AKDR): Jarang, tapi mungkin terjadi, penggunaan AKDR dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Risiko ini lebih tinggi jika penggunaan AKDR terjadi saat sedang aktif mengalami infeksi saluran reproduksi. \n Faktor hormonal: Ketidakseimbangan hormon atau gangguan hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi pergerakan embrio dan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. \n \n\n Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam menangani kondisi ini. Salah satu metode deteksi dini yang sangat efektif adalah menggunakan USG 4D. \n\n \n\n Deteksi Dengan USG 4D \n\n RS Hermina Podomoro memiliki pelayanan kesehatan kandungan yang berkualitas. Dengan teknologi USG 4D, sahabat Hermina akan mendapatkan gambaran yang jelas dan detail mengenai kondisi kehamilan. USG 4D memungkinkan dokter untuk melihat gambaran tiga dimensi organ reproduksi dengan sangat jelas. Teknologi ini memberikan keuntungan tambahan dalam mendeteksi kehamilan ektopik, karena memungkinkan visualisasi yang lebih akurat dan detil dari organ tubuh. \n\n \nManfaat USG 4D Bagi Kehamilan Ektopik \n\n Melalui USG 4D, dokter dapat melihat tanda-tanda awal kehamilan ektopik, seperti adanya perdarahan internal, peningkatan ukuran tuba falopi, atau tanda-tanda kehamilan di lokasi yang tidak wajar. Dengan deteksi dini, tindakan medis yang tepat dapat segera dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. \n\n Pasien yang mengalami gejala seperti nyeri perut hebat, perdarahan abnormal per vaginam, atau pusing yang parah setelah mengalami kehamilan positif sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan USG 4D di RS Hermina Podomoro untuk memastikan kehamilan dan mendeteksi kemungkinan kehamilan ektopik. \n\n Kehamilan ektopik bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Tindakan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan ibu. Dengan mengarahkan pasien untuk melakukan USG 4D di RS Hermina Podomoro, deteksi dini kehamilan ektopik dapat dilakukan sehingga tindakan medis yang tepat dapat segera dilakukan. \n\n Penting bagi setiap wanita yang sedang hamil atau mencurigai kehamilan untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda kehamilan ektopik. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan USG 4D di RS Hermina Podomoro. Kesehatan dan keselamatan Anda adalah prioritas utama, dan deteksi dini adalah kunci untuk mengatasi kehamilan ektopik dengan baik. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Seputar Menstruasi<\/a><\/h3>
Pasti teman-teman sering mendengar banyaknya mitos tentang menstruasi, tapi apakah mitos tersebut adalah fakta atau sebaliknya? \n\n Mestruasi adalah keluarnya darah dari jalan lahir wanita karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma, hal ini terjadi setiap bulan pada siklus wanita yang normal. \n\n Siklus menstruasi normal memiliki kekerapan atau frekuensi berkisar antara 24-38 hari dengan durasi menstruasi sampai dengan 8 hari. Variasi keteraturan siklus kurang dari 9 hari dan volume rata-rata menstruasi dikatakan normal atau tidak sesuai dengan pengalaman perempuan tersebut. Gejala menstruasi adalah terdiri dari fase pra menstruasi dan saat menstruasi. \n\n Pada fase pra menstruasi, gejala yang biasa dirasakan adalah diantaranya sakit kepala, perut kembung, nyeri perut, nyeri di payudara, timbul jerawat di kulit, perubahan suasana hati (mood). Fase ini berlangsung selama periode mendekati menstruasi. \n\n Fase menstruasi terjadi akibat otot rahim yang mengalami kontraksi, gejala yang bisa dirasakan diantaranya nyeri perut, mual, pusing, dan perut seperti diremas. \n\n Setelah mengenal mengenai menstruasi yang normal, berikut kita jabarkan mitos-mitos yang beredar dimasyarakat. \n\n \n Tidak boleh keramas saat menstruasi \n \n\n Ini adalah mitos, mitos yang beredar dimasyarakat mengatakan bahwa keramas bisa menyumbat pembuluh darah. Faktanya tidak ada hubungan antara keramas dan tidak lancarnya haid. Mandi keramas dengan air hangat bertujuan melemaskan otot-otot kepala sehingga diharapkan orang yang sedang menstruasi menjadi lebih relaks. \n\n \n Konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar \n \n\n Mitos yang sering beredar di masyarakat adalah konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar. Hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Menstruasi yang tidak lancar disebabkan oleh hormon yang mengatur menstruasi tidak seimbang, stres, dan pola makan. Untuk membuat menstruasi menjadi lebih lancar adalah dengan makan-makanan yang bergizi, minum air putih yang cukup, dan rajin berolahraga. \n\n \n Tidak boleh minum dingin saat sedang menstruasi \n \n\n Mitos tentang tidak bolehnya minum dingin saat menstruasi adalah benar mitos. Faktanya minum air dingin tidak berpengaruh pada keterlambatan menstruasi seseorang. Hal-hal yang membuat menstruasi terlambat diantaranya adalah masalah pada dinding rahim, masalah hormonal, dan psikologis seperti stresor internal. \n\n \n Tidak boleh berenang \n \n\n Ini adalah mitos. Faktanya tekanan air di kolam renang tidak akan menyebabkan terhambatnya keluar darah menstruasi, sehingga berenang tidak akan menghentikan menstruasi. \n\n \n Harus menghindari aktivitas atau olah raga pada saat menstruasi. \n \n\n Ini adalah mitos. Faktanya olah raga dapat mengurangi gejala-gejala menstruasi. Olah raga dapat membuat tubuh merasa lebih baik, lebih mudah fokus dan lebih berenergi. Olah raga juga dapat mengurangi rasa kram, nyeri punggung dan nyeri kepala yang dirasakan. \n\n Masih banyak mitos dan fakta tentang menstruasi yang dapat kita pelajari. Hal yang paling baik untuk menghindari mitos adalah komunikasi dengan teman-teman tentang hal tersebut dan membaca artikel atau tulisan-tulisan yang membahas tentang menstruasi dari laman resmi yang dapat dipercaya. Bila teman-teman masih belum merasakan cukup informasi maka dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 24 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Diabetes Melitus Dalam Kehamilan<\/a><\/h3>
\n\n Diabetes melitus dalam kehamilan atau dalam dunia medis dikenal dengan Diabetes Melitus Gestational (DMG) merupakan peningkatan resistensi insulin pada kehamilan normal (Ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Kondisi tersebut terjadi karena Toleransi glukosa terganggu yang terjadi selama masa kehamilan. Namun, kondisi tersebut biasanya akan menghilang setelah melahirkan. \n\n Penyebab diabetes gestasional belum diketahui secara pasti. Peningkatan jumlah hormon tersebut mengakibatkan tubuh kesulitan memproses gula darah. Sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan menyebabkan terjadinya diabetes gestasional. \n\n Faktor Risiko Diabetes Melitus Gestational (DMG): \n-Riwayat melahirkan bayi dengan berat > 4 kg \n-Berat badan ibu yang melebihi normal (obesitas) \n-Riwayat Hipertensi atau preeklampsia \n-Usia ibu hamil lebih dari 30 tahun \n-Riwayat diabetes melitus dalam keluarga \n-Pada kehamilan sebelumnya terdapat Riwayat diabetes melitus gestasional (DMG) \n\n -Menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) \n \nRisiko pada Ibu: \n-Risiko untuk melahirkan caesar akibat bayi berukuran besar. \n-Preeklampsia (naiknya tekanan darah dalam kehamilan) \n-Polihidramnion (jumlah air ketuban banyak) \n-Sebagian besar wanita yang menderita diabetes melitus gestasional (DMG), kemungkinan setelah 5-10 tahun akan menderita diabetes melitus tipe 2. \n\n Risiko pada bayi: \n\n \n Bayi kuning \n Bayi lahir kurang bulan (premature) bisa mengalami sindrom gangguan pernapasan (suatu kondisi yang membuat sulit bernapas). \n Berat badan lahir yang berlebihan. Bayi tumbuh terlalu besar sehingga menjadi lebih mungkin terjepit di jalan lahir dan mengalami cedera lahir. \n Gula darah rendah (hipoglikemia) setelah lahir. Pada bayi dengan periode hipoglikemia yang parah bisa menyebabkan kejang. \n Meningkatkan risiko obesitas pada bayi dan kedapannya dapat menderita diabetes melitus tipe 2. \n Kelahiran mati. \n \n\n Cara Mencegah DMG: \n\n \n Konsumsi makanan sehat. Pilih makanan yang tinggi serat dan rendah lemak dan kalori (buah, sayuran dan biji-bijian. \n Tetap berolahraga sebelum dan selama kehamilan. \n Saat merencanakan kehamilan, kelola berat badan sebelumnya untuk mendapatkan kehamilan yang lebih sehat. \n Patuhi jadwal kontrol dengan dokter Spesialis Obgyn. \n Jika memiliki 1 atau lebih faktor risiko diabetes gestasional, baiknya segera memeriksakan diri. \n \n\n Selama kehamilan dan setelah lahir diabetes melitus gestasional DMG bisa menyebabkan masalah bagi ibu dan bayi. Akan tetapi risiko tersebut dapat dicegah jika kondisi ini terdeteksi sejak awal kehamilan dan ditangani oleh dokter Spesialis Obgyn. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kecukupan Nutrisi Ibu Hamil selama Bulan Puasa<\/a><\/h3>
Sahabat hermina wajib tau, boleh gak sih sahabat hermina yang saat ini hamil baik di trimester awal, maupun trimester akhir ikut berpuasa pada bulan ramadhan? \n\n Puasa pada bulan ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, dan tentunya sahabat hermina yang saat ini menunggu kehadiran buah hati pasti ingin ikut menunaikan kewajiban tersebut. \n\n Berpuasa pada prinsipnya diperbolehkan jika ibu dan calon bayinya dinyatakan sehat oleh Dokter dan tidak didapatkan kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai.Ada beberapa kekuatiran yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil untuk berpuasa selama bulan ramadhan, terutama pengaruhnya pada kesehatan dan berat badan bayi. \n\n Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang melibatkan lebih dari tiga puluh ribu ibu hamil, dimana hampir 19.000 diantaranya melakukan ibadah puasa selama bulan ramadhan, didapatkan tidak ada perbedaan pada rata-rata berat badan bayi jika ibu masih mendapatkan nutrisi yang mencukupi. Oleh karena itu berpuasa tidak semata-mata akan mengakibatkan berat bayi rendah, asalkan kebutuhan kalori dan nutrisi harian yang dibutuhkan ibu hamil dapat dipenuhi saat sahur dan berbuka. Selain itu berpuasa juga tidak meningkatkan resiko kelahiran prematur pada kehamilan yang sehat. \n\n Ada hal-hal yang perlu dipahami sebelum ibu menunaikan ibadah puasa, terutama terkait kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. \n\n Ibu hamil memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi di tiap trimesternya dibandingkan wanita tidak hamil. Pada trimester pertama wanita hamil dengan berat badan ideal akan membutuhkan 1800 kkal/hari, pada trimester kedua 2200 kkal/ hari, sedangkan pada trimester ke 3 kebutuhan kalori ibu hamil mencapai 2400 kkal/hari. \n\n Kebutuhan kalori ibu hamil juga berbeda-beda sesuai status gizi ibu sebelum kehamilan. Ibu hamil dengan berat badan yang rendah cenderung membutuhkan asupan kalori lebih tinggi dan ditargetkan peningkatan berat badan yang lebih dibanding dengan status gizi normal. berikut adalah targetb peningkatan berat badan selama kehamilan yang disarankan untuk ibu hamil di Indonesia. Ibu dengan BMI < 18.5 disarankan untuk mengalami peningkatan berat badan 12.5-18 kg selama kehamilan, BMI 18.5-22.8 ditargetkan untuk meningkatkan berat badan 11.5-16 kg, BMI antara 22.9-27.5 diharapkan dapat menjaga peningkatan berat badan antara 7-11.5 kg, sedangkan untuk ibu dengan BMI >27.5 diharapkan dapat menjaga meningkatan berat badan < 7 kg selama kehamilan. \n\n \n\n Pemantauan berat badan merupakan salah satu metode pemantauan kecukupan kalori bagi ibu hamil. umumnya peningkatan berat badan dominan terjadi saat usia kehamilan memasuki akhir trimester kedua hingga akhir trimester ketiga (0.3-0.5 kg/ minggu). Hal ini perlu menjadi pertimbangan dan perhatian saat ibu memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadhan. kecukupan target kalori dan berat badan yang ingin dicapai harus dapat dipenuhi dari konsumsi makanan dan minuman saat sahur dan berbuka puasa. \n\n Jenis makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Konsumsi gizi seimbang yang mengandung cukup karbphidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral harus terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan ibu dan bayi. \n\n Pilihan makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin daan mineral. Roti, sereal, nasi, dan pasta merupakan contoh makanan tinggi karbohidrat. Mereka berubah menjadi energi utama bagi tubuh ibu dan bayi. Produk whole grain dan fortifikasi mengandung asam folat dan zat besi. Konsumsi sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber utama vitamin A dan C, asam folat, zat besi, potasium, magnesium dan serat yang baik bagi janin disarankan hingga 4-5 porsi sehari. Pilih buah dan jus segar tentunya lebih baik dibandingkan buah beku atau kalengan yang ditambahkan gula atau pemanis. \n\n Daging, unggas, ikan, kacang kering, telur, dan kacang-kacangan disaranakn untuk dikonsumsi 3 porsi sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin B, protein, zat besi, dan seng. Selain itu protein, kalsium, dan fosfor juga dapat diperoleh dari konsumsi susu, yogurt dan keju. Ibu hamil tetap membutuhkan lemak dalam jumlah sedang. Lemak memberikan energi jangka panjang untuk pertumbuhan dan dibutuhkan untuk perkembangan otak. \n\n Oleh karena itu jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu dipersiapkan dengan baik saat sahur dan berbuka. \n\n Selain nutrisi, kebutuhan cairan juga harus dipertimbangkan, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2-3 liter cairan per hari untuk menghindari kekurangan cairan atau dehidrasi. Cairan ini termasuk di dalamnya konsumsi air putih, susu, jus, serta makanan berbentuk cair seperti sup. Konsumsi cairan seperti susu dan jus ini tentunya selain memenuhi kebutuhan cairan ibu, juga dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori hariannya. \n\n Walaupun demikian ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa pada trimester pertama cenderung memiliki resiko 1.5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin dibandingkan yang tidak berpuasa. Hal ini terkait proses pembentukan plasenta dan organ-organ penting yang seluruhnya terjadi pada trimester pertama dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecukupan mikronutrien, vitamin dan mineral pada awal kehamilan. Oleh karena itu bagi ibu hamil trimester awal yang ingin berpuasa, disarankan untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan nya ya. \n\n Tips untuk ibu hamil yang ingin menunaikan ibadah puasa \n\n \n Kontrol kepada Dokter Spesialis kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan baik dan tidak membutuhkan perhatian khusus sehingga ibu tidak disarankan berpuasa. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin yang kurang, diabetes pada kehamilan, status gizi ibu yang kurang, ibu dengan gangguan lambung yang berat dan lain-lain. \n Kontrol berat badan secara rutin untuk memantau kecukupan kalori harian selama bulan puasa. \n Konsumsi vitamin dan obat-obatan yang diberikan secara rutin setiap sahur atau berbuka puasa. \n Perbanyak minum air putih susu maupun jus saat sahur dan berbuka sehingga mencegah dehidrasi. Jenis minuman berkafein tinggi sebaiknya dihindari. Pantau warna urin, karena warna urin yang pekat merupakan salah satu tanda kekurangan cairan. \n Konsultasi dengan spesialis gizi untuk ibu-ibu yang membutuhkan diet khusus, misalnya alergi terhadap makanan tertentu, intolerensi laktosa, vegetarian dan lain-lain. \n Istirahat cukup, karena metabolisme ibu hamil cenderung meningkat dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. \n Tidak boleh memaksakan diri, demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. \n \n\n Perlu diingat bahwa kondisi kehamilan setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa diperlakukan diperlakukan sama rata. Oleh karena itu penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi sebelum memutuskan layak atau tidaknya seorang ibu hamil berpuasa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil \n\n Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein dan urin, pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan darah malaria di wilayah endemis malaria, pemeriksaan tes sifilis di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis, pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV, dan pemeriksaan BTA pada Ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis. \n\n 1) Pemeriksaan golongan darah \n\n Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. \n\n 2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) \n\n Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. \n\n 3) Pemeriksaan protein dan urin \n\n Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil. \n\n 4) Pemeriksaan kadar gula darah \n\n Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga). \n\n 5) Pemeriksaan darah Malaria \n\n Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi. \n\n 6) Pemeriksaan tes Sifilis \n\n Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan. \n\n 7) Pemeriksaan HIV \n\n Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV. \n\n 8) Pemeriksaan BTA \n\n Ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis dilakukan pemeriksaan BTA sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan di fasilitas rujukan. \n\n \n\n Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Sehingga dalam implementasi pelayanan ANC terpadu tersebut, telah dibuat dan dikembangkan checklist ANC Terpadu untuk memudahkan tenaga kesehatan melakukan penapisan awal dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap ibu hamil. Checklist tersebut secara terpadu dapat dipergunakan oleh masing-masing provider ( Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan, Nutrisionis, dan Petugas Laboratorium ). Pada bagian akhir checklist, seorang Dokter Umum akan menyimpulkan apakah seorang ibu hamil dalam kondisi sehat atau sebaliknya ( memiliki masalah dalam kehamilannya ). \n\n Dengan ANC terpadu yang berkualitas, diharapkan semua kehamilan dapat terkawal dengan baik. Sehingga upaya terobosan ini diharapkan menjadi salah satu kunci untuk menurunkan kejadian kesakitan maupun kematian pada ibu maupun bayi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>