- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering, Kenali 5 Penyakit Ini<\/a><\/h3>
Buang air kecil sedikit tapi sering merupakan gejala yang sering kali diabaikan, namun bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Banyak orang menganggap hal ini sebagai gangguan kecil atau bahkan normal, tetapi sebenarnya itu bisa menjadi petunjuk dari kondisi medis yang memerlukan perhatian segera. \n\n Penyebab Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering \n\n Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mengalami gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering: \n\n \n \n Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada kandung kemih atau saluran kemih dapat menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang konstan dan sering kali disertai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil. \n \n \n Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan peningkatan produksi urin, sehingga menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering dari biasanya. \n \n \n Batuk Kronis: Batuk kronis bisa menekan kandung kemih dan menyebabkan kebocoran urine atau rasa ingin buang air kecil yang tidak terkendali. \n \n \n Kandung Kemih Hiperaktif: Kandung kemih hiperaktif adalah kondisi di mana kandung kemih tidak bisa mengendalikan keinginan buang air kecil, sehingga seseorang merasa perlu buang air kecil lebih sering. \n \n \n Batu Ginjal: Batu ginjal yang terbentuk di dalam kandung kemih atau saluran kemih dapat mengganggu aliran urine dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang terus-menerus. \n \n \n\n Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter \n\n \n\n Meskipun gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering mungkin terlihat sepele, namun itu bisa menjadi tanda masalah yang serius. Konsultasikan dengan dokter Anda segera jika Anda mengalami gejala ini, terutama jika disertai dengan tanda-tanda lain seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, demam, atau perubahan warna atau bau urine. \n\n Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin melibatkan tes urin, tes darah, atau pemeriksaan pencitraan seperti USG atau CT scan. Selain itu, ada salah satu pemeriksaan yakni Uroflowmetri yang dapat mengevaluasi pola aliran urine saat seseorang buang air kecil. \n\n \n\n Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter akan memberikan diagnosis yang tepat dan menyarankan pengobatan yang sesuai. \n\n Kesimpulan \n\n Saat mengalami gejala buang air kecil sedikit tapi sering, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Di RS Hermina Podomoro, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan lengkap dan mendapatkan perawatan yang sesuai berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tim medis. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh perawatan terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. \n\n Kesehatan Anda adalah prioritas utama, dan langkah-langkah ini dapat membantu mencegah kemungkinan komplikasi yang lebih serius di kemudian hari. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Ciri Tanda Gejala Batu Saluran Kemih dan Cara Mengobatinya<\/a><\/h3>
\n\n Lebih dari 90 persen urine Anda adalah air. Sisanya mengandung mineral, seperti garam, dan produk limbah, seperti protein. Urine pekat sendiri memiliki warna yang bervariasi, mulai dari kuning tua hingga cokelat, tergantung pada jenis limbah dan mineral yang dikandungnya. \n\n Urine pekat sering kali disebabkan oleh dehidrasi atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Ini mungkin karena prostat yang membesar, masalah kandung kemih, atau infeksi saluran kemih (ISK). \n\n Definisi \n\n Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di saluran kemih, baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra. Ini merupakan salah satu penyakit pada sistem urologi manusia. \n\n Batu saluran kemih terbuat dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Kebanyakan batunya berupa krikil kecil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit ketika tetap berada di ginjal. \n\n Batu saluran kemih merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi. Bahkan, penyakit ini menempati urutan ke-tiga terbanyak di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan penyakit BPH (pembesaran prostat jinak). \n\n Sayangnya, data pasien dengan penyakit batu saluran kemih belum terdata dengan baik di Indonesia. Meski demikian, diperkirakan ada sekitar 0,6% penduduk Indonesia yang menderita batu ginjal yang mungkin berkaitan dengan penyakit ini. \n\n \n\n Ciri-ciri dan Gejala \n\n \n \n Nyeri berat di samping dan belakang, di bawah tulang rusuk. \n \n \n Nyeri yang menjalar ke perut bawah dan pangkal paha. \n \n \n Nyeri yang datang dalam gelombang dan berfluktuasi dalam intensitas. \n \n \n Nyeri saat buang air kecil. \n \n \n Urine yang berwarna merah muda, merah, atau cokelat. \n \n \n Urine keruh atau berbau tidak sedap. \n \n \n Mual dan muntah. \n \n \n Buang air kecil lebih sering daripada biasanya. \n \n \n Demam dan panas-dingin jika ada infeksi. \n \n \n Buang air kecil dalam jumlah sedikit. \n \n \n\n \n\n Faktor Risiko \n\n \n \n Riwayat pribadi atau keluarga. Jika seseorang di keluarga Anda memiliki batu ginjal, Anda lebih mungkin untuk terkena batu saluran kemih juga. Apabila Anda juga pernah memiliki satu atau lebih batu ginjal, risiko Anda lebih tinggi untuk terkena batu saluran kemih kembali. \n \n \n Dehidrasi tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu saluran kemih. Orang yang tinggal di iklim hangat dan mereka yang banyak berkeringat dapat lebih berisiko daripada lainnya. \n \n \n Diet tertentu. Menjalani diet tinggi protein, sodium, dan gula dapat meningkatkan risiko untuk terkena beberapa jenis batu ginjal (termasuk batu saluran kemih). Risikonya semakin besar apabila Anda diet tinggi sodium. Terlalu banyak sodium dalam diet meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Obesitas Body mass index (BMI) alias indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan kenaikan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Penyakit pencernaan dan operasi. Operasi bypass lambung, penyakit radang usus, atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan pada proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan kanker, meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam urine. \n \n \n Kondisi medis lainnya. Penyakit dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko batu saluran kemih termasuk asidosis tubulus ginjal, systinuria, hiperparatiroidisme, obat-obatan tertentu dan beberapa infeksi saluran kemih. \n \n \n\n \n\n Diagnosis \n\n \n \n Tes darah : Tes darah dapat menginformasikan apabila terlalu banyak kalsium atau asam urat dalam darah Anda. Hasil tes darah membantu memonitor kesehatan ginjal dan dapat memungkinkan dokter memeriksa kondisi medis lainnya. \n \n \n Tes Urine : Tes pengumpulan urine 24 jam dapat menunjukkan bila tubuh membuang terlalu banyak mineral pembentuk batu atau terlalu sedikit zat pencegah batu. Untuk tes ini, dokter dapat meminta Anda untuk menjalani dua pengumpulan urine dalam dua hari berturut-turut. \n \n \n Pencitraan. Tes pencitraan dapat menunjukkan batu dalam saluran kemih Anda. Pilihan berkisar dari X-ray perut hingga computerized tomography (CT) berkecepatan tinggi atau berenergi ganda yang dapat menunjukkan adanya batu-batu yang sangat kecil. \n \n \n Prosedur pencitraan lainnya. Meliputi USG, tes non-invasif, dan urografi intravena (intravenous pyelogram), atau pencitraan CT (CT urogram) dengan menggunakan senyawa media kontras yang dapat memperjelas gambaran saluran kemih Anda. \n \n \n Analisis batu yang dikeluarkan. Anda akan diminta untuk buang air kecil melalui saringan yang akan menangkap batu yang keluar. Dokter nantinya akan memeriksa batu tersebut di lab. \n \n \n\n \n\n Pengobatan \n\n \n \n Minum air. Minum sebanyak 2-3 liter air sehari dapat membantu membersihkan sistem perkemihan Anda. Kecuali jika dokter menganjurkan sebaliknya, minum cukup cairan (terutama air putih) untuk memproduksi urine yang jernih atau hampir jernih. \n \n \n Pereda nyeri. Mengeluarkan batu ginjal dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk meredakan nyeri ringan, dokter dapat menganjurkan pereda nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya), acetaminophen (Tylenol, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve). \n \n \n Terapi medis. Dokter dapat memberikan obat untuk membantu Anda mengeluarkan batu ginjal. Jenis obat ini, dikenal sebagai alpha blocker, mengendurkan otot-otot di saluran kemih, membantu Anda mengeluarkan batu ginjal dengan lebih cepat dan hanya sedikit nyeri. \n \n \n Prosedur Operasi. Extracorporeal shock wave lithostripsy (ESWL), Operasi pengangkatan batu ginjal, Ureteroskopi, Nefrolitotomi Perkutan (PCNL) \n \n \n\n Pencegahan \n\n \n \n Minum air di sepanjang hari \n \n \n Kurangi konsumsi makanan yang mengandung oksalat \n \n \n Pilih diet rendah garam \n \n \n Kurangi asupan protein hewani \n \n \n Pastikan kebutuhan kalsium terpenuhi dengan baik \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyakit Kanker Prostat dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Apa itu Kanker Prostat? \n\n \nKanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang umum dijumpai pada pria. Kanker ini berkembang ketika sel-sel di dalam kelenjar prostat tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor ganas. Meskipun penyebab pasti kanker prostat belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatan kanker prostat. \n\n Penyebab Kanker Prostat \n\n \nPenyebab kanker prostat masih menjadi subjek penelitian intensif. Namun, faktor-faktor seperti usia lanjut, riwayat keluarga dengan kanker prostat, genetika, dan paparan hormon tertentu diyakini berperan dalam peningkatan risiko. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang kaya lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik, juga dapat berkontribusi pada perkembangan kanker prostat. \n\n Gejala Kanker Prostat \n\n \nGejala awal kanker prostat seringkali tidak terlihat atau sulit diidentifikasi. Pada tahap awal, beberapa pria mungkin mengalami gejala seperti kesulitan buang air kecil, aliran urin yang lemah, atau seringnya buang air kecil terutama pada malam hari. Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh pembesaran prostat yang tidak bersifat kanker, tetapi juga perlu diperhatikan. Pada tahap lanjut, kanker prostat dapat menyebabkan nyeri panggul, kesulitan ereksi, atau darah dalam air seni atau sperma. \n\n Bagaimana Pencegahan Kanker Prostat? \n\n \nPencegahan memiliki peran penting dalam mengurangi risiko kanker prostat. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah menjaga pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kaya serat, serta meningkatkan aktivitas fisik. Selain itu, penting untuk menjaga berat badan yang sehat dan menghindari merokok. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter mengenai risiko kanker prostat juga sangat dianjurkan. \n\n Pengobatan Seperti Apa Yang Harus Dilakukan? \n\n \nPengobatan kanker prostat tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia pasien, stadium kanker, dan kesehatan umum. Beberapa opsi pengobatan yang umum meliputi operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, atau pengamatan aktif. Setiap metode pengobatan memiliki keuntungan dan risiko tertentu, dan keputusan terbaik harus dibuat setelah konsultasi dengan tim medis yang berpengalaman. \n\n Selain pengobatan konvensional, penelitian terus berlanjut untuk mengembangkan terapi baru yang lebih efektif dan berdampak minim terhadap kualitas hidup pasien. Terapi inovatif seperti imunoterapi dan terapi gen adalah area penelitian yang menjanjikan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap kasus kanker prostat adalah unik, dan pendekatan pengobatan harus disesuaikan. \n\n Jaga kesehatan prostatmu dengan serius! Segera periksakan kanker prostat ke spesialis urologi di RS Hermina Podomoro. Dapatkan diagnosis dini dan perawatan terbaik untuk masa depanmu. Jadilah pria yang tangguh dan berani hadapi tantangan! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab Sering Buang Air Kecil <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Urine diproduksi oleh ginjal dan berguna untuk membuang racun, bakteri, dan residu berbahaya dari dalam tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa urine menjadi proses detoksifikasi paling alami. \n\n Frekuensi buang air kecil ini bisa berbeda-beda setiap orang tergantung seberapa banyak asupan cairan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari. \n\n Adapun beberapa penyebabnya, diantaranya: \n\n \n\n 1. Terlalu Banyak Minum Air \n\n Ketika minum terlalu banyak, maka tubuh akan mengeluarkan apa yang tidak perlu. Meskipun begitu, kebutuhan air setiap orang memang tidak bisa diukur secara merata tergantung pada tingkat aktivitas, berat badan tubuh, dan Kesehatan \n\n \n\n 2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein \n\n Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan sering buang air kecil. \n\n Kafein bersifat diuretik, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil karena diuretik meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal. Jadi, meskipun minum kopi dan teh baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak, ya. \n\n \n\n 3. Tanda Awal Kehamilan \n\n Pada trimester pertama, volume darah akan meningkat sehingga ginjal harus memproses cairan berlebih yang menguap di kandung kemih. Sering buang air kecil nyatanya menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini bisa berlanjut pada trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perlu diwaspadai apabila merasa nyeri atau terasa terbakar saat buang air kecil, bisa jadi itu merupakan gejala dari infeksi saluran kemih saat hamil. \n\n 4. Infeksi Saluran Kemih \n\n \n\n Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri, biasanya berasal dari usus, membuat jalan ke kandung kemih, uretra, ureter atau ginjal. Salah satu gejalanya adalah sering buang air kecil dengan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sakit pinggang, atau muncul darah di dalam urine. \n\n \n\n 5. Gejala dari Penyakit Diabetes \n\n Sering buang air kecil ternyata bisa menjadi gejala dari diabetes tipe 1 dan 2. \n\n Hal ini disebabkan karena kelebihan gula yang menumpuk dalam darah, yang membuat ginjal bekerja keras untuk menyaring dan menyerapnya. \n\n Tentunya sering buang air kecil bukan menjadi satu-satunya gejala, ada gejala lainnya seperti penurunan berat badan secara drastis, pandangan kabur, merasa lapar terus-menerus, dan terdapat luka yang sulit disembuhkan. \n\n \n\n 6. Vaginitis \n\n Vaginitis juga menjadi penyebab sering buang air kecil. Vaginitis adalah kondisi di mana vulva membengkak, meradang, dan nyeri disebabkan karena infeksi. Gejala vaginitis di antaranya nyeri dan tidak nyaman pada kemaluan, serta sering buang air kecil.Saat mengalami vaginitis, biasanya keputihan berwarna putih keabuan atau kuning kehijauan, bertekstur kental, dan berbau amis. \n\n \n\n 7. Overactive Bladder \n\n Overactive bladder (OAB) alias beser adalah saat kandung kemih butuh dikosongkan lebih sering daripada biasanya. OAB juga membuat kita harus bolak-balik ke toilet lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, juga buang air kecil di tengah malam lebih dari 1 kali. \n\n \n\n 8. Batu Kandung Kemih \n\n Mirip seperti batu ginjal, batu kandung kemih terjadi saat mineral di urine menyatu dan membentuk batu-batu keras berukuran kecil. \n\n \n Sering buang air kecil, terutama di malam hari \n Sakit perut bagian bawah \n Nyeri saat buang air kecil \n Berdarah saat buang air kecil \n Urine berwarna gelap \n \n\n 9. Stres dan Cemas \n\n Sering air kecil ternyata bisa disebabkan karena kecemasan, gugup, atau stres. \n\n Hal ini terjadi karena reaksi tubuh saat menghadapi stres atau kejadian lainnya yang membuat kita tertekan. \n\n Bila Moms sering mengalami kecemasan atau stres di kehidupan sehari-hari, carilah cara untuk menghadapinya agar frekuensi buang air kecil bisa kembali normal. \n\n \n\n 10. Interstitial Cystitis \n\n Penyebab sering buang air kecil berikutnya adalah penyakit interstitial cystitis (IC). IC adalah infeksi kandung kemih kronis yang sering dialami wanita. \n\n Interstitial Cystitis Association menyebutkan tanda-tanda IC di antaranya: \n\n \n Sering buang buang air kecil di siang dan malam hari, kondisi yang parah bisa mencapai 60 kali buang air kecil dalam sehari \n Keinginan buang air kecil yang tak tertahankan \n Nyeri di bagian bawah perut dan area vagina atau penis \n Nyeri saat berhubungan seks \n \n\n \n\n 11. Menopause \n\n \n\n Berkurangnya level estrogen saat sedang menopause bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.Estrogen berperan untuk mendukung bagian samping kandung kemih, sehingga saat estrogen berkurang, kita akan lebih sering buang air kecil, bahkan sampai susah menahannya. \n\n Oleh sebab itu, perempuan yang sudah mulai masuk fase menopause akan sering ke kamar mandi di malam hari. \n\n Umumnya, Anda akan disarankan dokter urologi ,ketika ditemukan tanda dan gejala yang mengacu pada penyakit di saluran kemih atau sistem reproduksi. \n\n Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter urologi jika mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat \n Nyeri perut bawah, punggung, atau pinggang, disertai mual dan muntah \n Nyeri saat buang air kecil \n Selalu merasa ingin buang air kecil, padahal baru saja buang air kecil \n Volume urine hanya sedikit \n Tidak dapat menahan buang air kecil \n Adanya benjolan pada testis \n Disfungsi seksual \n Ada masalah kesuburan pada pria \n \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan keluhan seperti diatas bisa langsung kunsultasi dengan dr. Her Bayu Widyasmara, SpU yang praktek di RS Hermina Mekarsari. Cek Jadwal praktek dan Appoinment https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-her-bayu-widyasmara-spu \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 31 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Penyebab Bantu Ginjal<\/a><\/h3>
Salah satu tugas ginjal adalah memfiltrasi dan mensekresi air dan sisa metabolisme dari dalam tubuh. Batu ginjal terbentuk salah satunya pada keadaan supersaturasi urine yaitu kondisi dimana substansi yang menyusun batu terdapat dalam jumlah besar dalam urin, sedangkan volume urin dan kimia urin yang menekan pembentukan batu menurun. Batu ginjal mempunyai komponen dasar kalsium sekitar 75% berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran oksalat dan fosfat. \nSebab lain terjadinya batu ginjal adalah proses nukleasi dimana natrium hidrogen urat, asam urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. \nBatu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium amonium fosfat (MAP), xanthin dan sistin. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran kemih, mulai dari ginjal, saluran ureter yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih, kandung kemih, hingga saluran urethra yang membawa urine ke luar tubuh. \nBatu ginjal cenderung bermigrasi atau mengalir untuk keluar dari tubuh. Keluhan yang muncul mullai dari rasa nyeri tumpul yang tidak berkembang sampai keluhan nyeri yang teramat sangat (kolik) yang muncul akibat batu sudah mulai bergerak melalui saluran kemih, menimbulkan obstruksi, dan mengganggu ginjal. \nApa saja gejala awal yang perlu diwaspadai? Berikut ini beberapa di antaranya : \n1. Nyeri \nTerdiri dari nyeri tumpul dan nyeri kolik. Batu di ginjal (ruang-ruang ginjal) menimbulkan nyeri tumpul di pinggang yang kadang sulit untuk ditunjuk lokasi persisnya. Batu ginjal yang turun ke ureter disebut batu ureter, menimbulkan nyeri kolik yaitu nyeri yg diakibatkan sumbatan pada saluran yang muncul mendadak dengan intensitas nyeri yang semakin lama semakin meningkat, disertai gejala otonom berupa mual, muntah, dan keringat dingin. Lokasi sumbatan batu di sepanjang ureter juga menimbulkan sensasi nyeri yang khas. \n2. Hematuri atau kencing berdarah \nHematuri atau kencing berdarah yang bisa dilihat dengan mata (gross hematuri) ataupun terlihat dari pemeriksaan laboratorium mikroskopis sedimentasi urin (hematuri mikroskopik). \n3. Hipertensi \nHipertensi yang terjadi biasanya ringan dan takikardia (denyut nadi cepat) disebabkan nyeri \n4. Retensi urine \nUrine tidak bisa dikeluarkan spontan akibat sumbatan batu pada urethra, buli, ataupun ureter distal \n5. Tampak batu pada lobang kemaluan. \nNah bagi Sahabat Hermina yang mengalami gejala tersebut segera lakukan konsultasi untuk mencegah kondisi medis lainnya. \nSumber : dr. Vinny Verdini, Sp.U \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 31 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>