- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal apa itu Radiologi?<\/a><\/h3>
Pemeriksaan Radiologi masih cukup awam bagi masyarakat, meskipun begitu radiologi memiliki banyak fungsi yang sangat cukup penting untuk mengetahui kondisi penyakit dalam tubuh seorang pasien. \n\n Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang untuk mengetahu atau mendiagnosis bagian dalam tubuh manusia dengan menggunakan teknologi pencitraan, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dokter yang mengkhususkan dirinya dalam bidang ilmu radiologi disebut juga sebagai dengan ahli radiologi atau radiolog. \n\n Radiolog sendiri bertindak sebagai konsultan ahli yang bertugas untuk memberikan rekomendasi pemeriksaan yang dibutuhkan, menafsirkan gambar medis dari hasil pemeriksaan, serta menggunakan hasil tes untuk pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. \n\n \n\n Pemeriksaan radiologi merupakan prosedur penting untuk mendiagnosis penyakit seorang pasien \n\n Jika tanpa adanya teknologi pencitraan radiologi baik berupa gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik , maka penyakit akan sangat sulit untuk di diagnosis atau di deteksi dan pengobatan yang ada pun tidak akan bekerja secara optimal. Yang berdampaknya, semakin banyak orang yang sakit dan meninggal dunia dikarenakan penyakitnya tidak terdiagnosis sejak dini. \n\n Berikut beberapa kondisi yang diketahui melalui pemeriksaan radiologi adalah : \n\n \n Penyakit jantung \n Kanker \n Tumor \n Stroke \n Gangguan pada persendian dan tulang \n Gangguan fungsi hati dan ginjal \n Gangguan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid \n Kelainan pada paru-paru \n Gangguan pada saluran pencernaan dan juga saluran reproduksi \n \n\n \n\n Bidang radiologi dapat dibagi menjadi 2 bidang yang berbeda : \n\n \n Radiologi intervensi \n \n\n Bidang radiologi intervensi merupakan prosedur tindakan medis yang minim sayatan (invasif minimal)untuk mendiagnosis maupun pengobatan penyakit. Dari hasil gambar yang didapatkan melalui teknologi pencitraan, dokter juga dapat memasukkan kateter, kabel, kamera, dan instrumen kecil lainnya ke dalam bagian tubuh tertentu pasien. Dibandingkan dengan prosedur medis yang harus melibatkan pembedahan terbuka, teknik invasif minimal memilik risiko yang sangat kecil dan lebih cepatnya waktu pemulihan. \n\n Dokter ahli yang dibidang (radiologi) sering juga dilibatkan untuk pengobatan penyakit jantung, penyumbatan di vena dan arteri, kanker, fibroid dirahim, sakit punggung, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan masih banyak yang lainnya. \n\n Prosedur Radiologi Intervensi diantaranya yaitu: \n\n \n Embolisasi untuk penghentian pendarahan \n Kemoterapi dengan melalui pembuluh darah arteri \n Biopsi jarum dari organ yang berbeda, seperti kelenjar tiroid dan paru-paru \n Biopsi payudara, yang dipandung dengan teknik stereotactic atau ultrasound \n Pemasangan kateter \n \n\n \n\n \n Radiologi diagnostik \n \n\n Radiologi diagnosis dapat membantu para dokter-dokter dan staf kesehatan medis untuk melihat struktur di dalam tubuh sahabat hermina dengan menggunakan teknologi pencitraan. Hal ini dilakukan untuk: \n\n \n Mengetahui kondisi kesehatan tubuh bagian dalam pasien \n Mengdiagnosis gejala yang dikelahkan oleh pasien \n Berguna untuk screening berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, kanker, paru, stroke, gangguan pada sendi dan tulang, epilepsi, stroke, infeksi gangguan pada kelenjar tiroid dan lainnya. \n Membantu memantau seberapa baik kondisi tubuh pasien merespons perawatan atau pengobatan. \n \n\n \n\n Radiologi diagnostik pun memiliki berbagai jenis pemeriksaan yang paling umum antaranya : \n\n \n Computer tomography, ada yang dikenal juga dengan sebutan CT/CAT scan, termasuk CT angiografi \n MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan MRA (Magnetic Resonance Angiography) \n Foto rontgen \n Pemeriksaan nuklir, seperti tiorid scan, bone scan, dan tes stres jantung tahllium \n PET (Positron Emission Tomography), yang sering dikenal juga dengan PET Imaging, PET Scan, atau PET-CT ketika dikombinasikan dengan jenis pemeriksaan CT \n USG atau disebut juga Ultrasound \n \n\n \n\n Oleh karena itu, Sahabat Hermina betapa bermanfaatnya pemeriksaan radiologi pada tubuh kita untuk mengdiagnosis atau mendeteksi dini penyakit dalam tubuh. Agar pasien yang menderita penyakit dalam tubuhnya segera dapat di tangani secepat mungkin oleh dokter yang ahli dibidangnya. Walau begitu, tidak semua penyakit langsung mendapatkan pemeriksaan radiologi. sebab ganya dokter dokter radiologi yang berhak dalam memutuskan apakah perlu dilakukan tindakan pemeriksaan radiologi lebih lanjut atau tidak, sehingga sangat penting untuk sahabat hermina yang ingin melakukan pemeriksaan radiologi untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan radiologi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 23 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bijak Gunakan Earphone di Masa Pandemi Covid-19<\/a><\/h3>
Pada era pandemi seperti saat ini, sebagian besar pengguna komputer atau laptop menggunakan earphone pada saat bekerja, belajar, atau beraktivitas secara keseluruhan untuk memudahkan mendengarkan percakapan saat belajar atau rapat virtual, ataupun untuk mendengarkan musik. \n\n \n\n Meskipun begitu, terlalu sering memakai earphone juga berdampak negatif pada kesehatan karena dapat memengaruhi indra pendengaran. Oleh karena itu lebih baik gunakan earphone dengan frekuensi suara yang tidak terlalu keras dan mengurangi durasi pemakaiannya. \n\n \n\n Mendengarkan musik, menerima telepon, atau melakukan hal apapun dengan gadget memang lebih asik dengan menggunakan earphone, karena menggunakan earphone lebih praktis dan memudahkan Sahabat Hermina saat berkomunikasi atau mendengarkan musik dengan suara jernih. \n\n \n\n Akan tetapi, risiko dari penurunan pendengaran akibat mendengarkan musik lewat earphone ini juga akan semakin meningkat terutama bila kita terbiasa menggunakannya di tempat bising. Pasalnya, volume lagu yang diputar tanpa disadari akan sangat kencang untuk menutupi kebisingan tersebut. Tak hanya itu, ternyata risiko penurunan pendengaran juga akan meningkat ketika kita mendengarkan menggunakan earphone saat sedang melakukan aktivitas berat, misalnya berolahraga sambil mendengarkan musik, dibandingkan saat sedang berisitirahat. Kebiasaan cara pakai earphone yang salah juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada telinga, seperti rasa nyeri serta telinga terasa penuh dan berdenging. \n\n \n\n Volume suara musik rata-rata dari penggunaan earphone normalnya bisa sebesar 95-105 desibel. Semakin kita naikkan volumenya, semakin besar desibel suaranya. Lebih dari 105 desibel sudah dianggap sebagai polusi suara yang berbahaya bagi pendengaran. Jika mau dibandingkan, suara asli kita saat mengobrol dengan teman bangku sebelah adalah 60 desibel, sementara suara sambaran petir bisa mencapai 120 desibel yang bisa merusak pendengaran hanya setelah 9 detik. Ketika terus-terusan didera oleh volume kencang, sel-sel sensorik di dalam telinga yang seharusnya bekerja menangkap sinyal suara tersebut akan kelelahan. \n\n \n\n Bagian dalam earphone juga harus rajin dibersihkan, karena earphone yang kotor adalah ladang tumbuh kembang bakteri. Earphone yang kotor setidaknya menjadi rumah bagi 68% bakteri. Selain itu, kebiasaan meminjamkan earphone ke orang lain juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. \n\n \n\n Bahkan di masa pandemi COVID-19 ini, virus tersebut dapat menempel di earphone yang tidak bersihkan secara rutin. Minimal, bershikan earphone 2 kali dalam sebulan. \n\n \n\n Bila merasa jenuh saat sedang olahraga atau melakukan aktivitas berat lainnya dan ingin mendengarkan musik, Sahabat Hermina dapat mencoba tips berikut ini: \n\n - Cobalah dengarkan musik dengan volume setengah dari volume kebisingan \n\n - Jangan gunakan earphone melebihi 1,5 jam dalam satu kali sesi; beri waktu telinga untuk sesekali beristirahat sebelum lanjut mendengarkan musik lagi dan batasi volume suaranya maksimal 85 dB \n\n - Rutinlah membersihkan earphone dan jangan membiasakan diri berbagi earphone dengan orang lain \n\n - Bila Anda akan melakukan suatu aktivitas di tempat bising, cobalah luangkan waktu untuk berhenti sejenak dan pergi ke tempat sepi untuk mengistirahatkan telinga sebelum kembali ke tempat tersebut \n\n \n\n Terlalu sering menggunakan earphone akan merusak pendengaran. Menurut dr. Doddy sumahardika,SpTHT-KL (Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher), menggunakan earphone terlalu lama bahkan dapat membuat tuli saraf, khususnya NIHL (Noice Induced Hearing Loss). Jika terjadi tuli syaraf maka tidak dapat diobati. \n\n \n\n Gejala awal NIHL yang harus Sahabat Hermina perhatikan, yaitu: \n\n \n Gangguan pendengaran temporer seperti suara denging \n Sulit mendengar kala suasana ramai \n Nyeri telinga yang sangat tajam dan terjadinya mendadak \n Di saluran telinga berisi nanah atau darah \n Penurunan atau kehilangan pendengaran di satu telinga atau di semua bagian yang terkena \n Terasa berdering di telinga (tinitus) \n Ada sensasi berputar (vertigo) \n Mual atau muntah akibat vertigo \n Pusing \n \n\n \n\n Faktor resiko juga dapat dlihat dari kebiasaan pengguna seperti: \n\n \n Merokok \n Mempunyai riwayat jantung \n DM (Diabetes Melitus) \n Hiperdemia \n Obat-obatan ototksik \n \n\n \n\n Penggunaan earphone yang berlebihan juga mengalami efek lain yaitu nyeri, iritasi dan infeksi. Cara agar tetap baik menggunakan earphone adalah: \n\n \n\n - Lakukan Trik 60/60 \n\n Ketika menggunakan earphone, jangan mendengarkan musik lebih dari 60 menit per hari, dan 60 persen dari volume maksimal. Kekuatan suara lebih dari 85 dB (setara dengan suara buldoser) dapat memengaruhi pendengaran. \n\n \n\n Jika didengarkan selama 8 jam nonstop, telinga bisa rusak secara permanen. Berikan waktu istirahat untuk telinga Anda. Bila Anda adalah tipe orang yang harus mendengarkan musik kapan pun dan di mana pun, beralihlah ke speaker ketika Anda sedang menyetir atau di rumah. \n\n \n\n - Tidak Lebih dari Satu Jam dalam Sehari \n\n Seperti anjuran dari WHO, batasi penggunaan earphone dan headset tidak lebih dari 1 jam dalam sehari. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak menggunakan alat tersebut ketika hendak tidur guna menghindari pemakaian lebih dari durasi yang dianjurkan. \n\n \n\n Perlu Anda ketahui, saat tertidur, telinga semakin tertekan karena menerima gelombang suara yang besar dari pemakaian earphone, apalagi kondisi koklea (rumah siput) cukup sensitif terhadap gelombang suara. \n\n \n\n Saat mendengarkan musik semalaman hingga tertidur, telinga sudah tak lagi ‘mendengarkan’. Ada pula dugaan bahwa mendengarkan lagu saat tidur dengan earphone atau headset membuat otak jadi kurang beristirahat. \n\n \n\n Parahnya, gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh alat tersebut juga dapat merusak sel-sel pada otak \n\n \n\n - Jaga Kebersihan Telinga \n\n Penggunaan earphone atau headset bisa saja membuat telinga tersumbat oleh kotoran. Jika Anda tidak membersihkan telinga dengan benar, kotoran tersebut bisa terus menumpuk dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. \n\n \n\n Bagaimana cara membersihkan telinga yang benar? Untuk hal ini, Anda bisa menyeka bagian luar telinga menggunakan cotton bud. \n\n Pastikan untuk tidak menggunakan cotton bud untuk mengorek telinga bagian dalam, karena justru membuat kotoran makin terdorong masuk. \n\n \n\n Nah, untuk mengeluarkan kotoran yang ada di dalam telinga, Anda bisa mengandalkan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotek. Teteskan obat tersebut ke liang telinga Anda dan tunggu hingga dua atau tiga hari. \n\n \n\n Setelahnya, miringkan kepala Anda dan teteskan air hangat ke dalam saluran telinga yang sebelumnya telah diberikan obat. Setelah beberapa saat, miringkan kepala Anda ke arah berlawanan agar kotoran mengalir keluar dengan sendirinya. \n\n \n\n Jika kotoran telinga sudah berhasil keluar, telinga Anda menggunakan handuk bersih. Seka secara perlahan, agar tidak terjadi iritasi. \n\n \n\n \n\n - Pilih Earphone yang Tepat \n\n Sebagian orang menggunakan earphone atau headset untuk meredam suara bising yang ada di sekitar. Sebetulnya baik earphone maupun headphone, jika standar kualitasnya bagus, maka keluaran suara yang dihasilkan pun akan baik. \n\n \n\n Supaya tidak menimbulkan efek samping yang merugikan, Anda bisa menggunakan earphone atau headset yang memiliki fitur peredam bising (noise limiter). Tetap ingat untuk membatasi volume suara agar tidak lebih tinggi dari ukuran yang dianjurkan, ya! \n\n \n\n - Perhatikan Higienitas Earphone atau Headset \n\n Layaknya telinga, earphone atau headset juga perlu dibersihkan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mencegah perkembangan kuman pada benda kesayangan Anda. \n\n \n\n Cara membersihkan earphone dan headset cukup dengan melepaskan bagian silikonnya, dan redam menggunakan air yang dicampur sabun. Setelah beberapa menit, angkat dan seka menggunakan handuk bersih hingga benar-benar kering. \n\n \n\n Untuk bagian yang tidak boleh kena air, Anda bisa membersihkannya menggunakan sikat gigi kering secara perlahan-lahan. \n\n \n\n - Jangan memakai earphone lebih dari satu jam. \n\n - Jangan mendengarkan musik terlalu keras. \n\n - Melindungi indera pendengaran ketika berada di tempat yang bising \n\n - Pertimbangkan untuk memakai earplug \n\n \n\n \n\n Bila terjadi keluhan pendengaran dapat diperiksakan ke dokter spesialis THT-KL agar mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Yang terpenting jaga kesehatan telinga dengan mengurangi mendengarkan suara yang terlalu keras atau bising dalam waktu lama agar kesehatan pendengaran tetap terjaga. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 23 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>