- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Amandel, Penyebab Dan Penanganannya<\/a><\/h3>
Amandel merupakan dua kelenjar getah bening yang letaknya pada sisi kiri dan kanan tenggorokan belakang. Jika amandel mengalami peradangan ini artinya ada infeksi yang terjadi pada dua kelenjar kecil di tenggorokan tersebut. Biasanya yang sering mengalami kondisi radang ini adalah anak-anak. Lalu bagaimana cara mengetahui amandel sedang meradang ? \n\n Definisi Radang Amandel Dan Gejalanya \n\n Radang amandel atau tonsilitis yaitu suatu peradangan dan pembengkakan pada amandel. Amandel adalah bagian dari sistem limfatik. Ia memiliki peranan untuk mencegah infeksi kuman penyakit yang menyerang tubuh. \n\n Radang amandel ini terjadi umumnya akibat dari infeksi virus atau bakteri. Biasanya radang amandel dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan hari. Namun tak jarang radang juga bisa menjadi kronis. Artinya radang menyerang lebih dari 10 hari atau sering kambuh selama berhari-hari. \n\n Adapun gejala dari penyakit ini kebanyakan muncul pada 2 sampai 4 hari setelah penderita tertular. Gejala atau ciri yang paling tampak dari radang amandel ini yaitu: \n\n \n Adanya pembengkakan dan warna merah pada amandel \n Suara berubah serak \n Radang tenggorokan \n Sakit atau sulit saat menelan \n Demam \n Kelenjar limpa mengalami pembengkakan. \n \n\n Jika radang amandel terjadi pada anak maka bisa muncul gejala tambahan yaitu rewel, tidak nafsu makan dan air liur yang berlebihan. Perlu waspada jika muncul gejala penyerta misalnya ruam merah pada kulit. Pembengkakan amandel ini bisa saja berkaitan dengan demam berdarah. \n\n Bila melihat dari gejala amandel, penyebab dan penanganannya, amandel atau tonsilitis terbagi menjadi 3 macam yakni tonsilitis akut, kronis dan berulang. Gejala pada radang amandel akut biasanya berupa: \n\n \n Demam \n Tenggorokan sakit \n Halitosis atau nafas berbau \n Sulit dan sakit ketika menelan \n Mengalami dehidrasi \n Bengkak pada kelenjar limpa \n Sleep apnea atau mendengkur \n Merasa lemas dan lelah \n Muncul bercak warna putih kekuningan pada amandel \n \n\n Apabila gejala ini muncul maka jangan khawatir karena radang akut ini malah lebih mudah untuk sembuh. Pengobatan dapat dilakukan di rumah saja. Selama pengobatan mungkin akan membutuhkan antibiotik untuk membantu mempercepat hilangnya gejala tonsilitis. \n\n Tonsilitis kronis, biasanya radang ini terjadi lebih dari 10 hari. Gejalanya pun hampir sama dengan radang amandel akut. Hanya saja pada tonsilitis kronis terjadi kesulitan saat membuka mulut dan terbentuknya batu amandel. Batu amandel ini merupakan akibat dari menumpuknya sel, air liur serta sisa makanan yang ada pada celah amandel. \n\n Tonsilitis berulang, biasanya memiliki karakter tersendiri. Radang amandel ini kerap terjadi selama 5 sampai 7 kali dalam setahun. Bisa juga terjadi 5 kali dalam 2 tahun atau 3 kali selama 3 tahun berturut-turut. \n\n \n\n Penyebab Radang Amandel \n\n Penyebab penyakit ini 70% berasal dari infeksi virus. Namun sebenarnya tak hanya virus, penyebab lainnya juga bisa berasal dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan radang tenggorokan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penyebab terjadinya radang amandel. \n\n \n Infeksi virus \n \n\n Ada beberapa jenis virus yang biasanya menjadi penyebab tonsilitis. Virus tersebut antara lain, Adenovirus, Influenza, Parainfluenza, Enterovirus serta Mycoplasma. Tak hanya virus tersebut, ada juga virus lain yang dapat menyebabkan radang amandel yaitu Hepatitis A dan HIV. \n\n \n Infeksi bakteri \n \n\n Bakteri juga dapat menyebabkan terjadinya radang amandel dan yang paling sering menyebabkan radang tonsilitis adalah Streptococcus. Penularannya bisa melalui udara yang telah terkontaminasi bakteri. Juga melalui kontak yang terjadi misalnya saat bersin atau saat berbagi alat makan. \n\n \n Biofilm \n \n\n Biofilm adalah kumpulan mikroorganisme biasanya bakteri yang lengket serta membentuk sebuah selimut di atas permukaan tubuh. Radang amandel juga dapat terjadi akibat dari biofilm yang ada pada lipatan amandel. Ini merupakan hasil riset dari Journal of Inflammation Research tahun 2018. \n\n \n Faktor bawaan atau genetik \n \n\n Satu lagi penyebab radang amandel yang tak dapat diabaikan yaitu karena faktor genetik atau bawaan. Kebanyakan tonsilitis yang berasal dari faktor genetik adalah radang amandel yang berulang. \n\n Hal ini biasanya terjadi pada anak yang memiliki kelainan genetik sehingga menyebabkan sistem kekebalan tubuhnya kurang baik. Dengan kekebalan tubuh yang kurang baik menyebabkan tubuh tak mampu melawan serangan bakteri Streptococcus group A. \n\n \n\n Cara Penanganan Radang Amandel \n\n Untuk menangani radang amandel akibat infeksi virus biasanya dapat dilakukan di rumah saja. Dengan cara banyak minum air putih, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi obat pereda nyeri. Biasanya radang akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari. Jika tonsilitis tak juga sembuh, jangan ragu untuk mengunjungi dokter. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik. Atau jika radang amandel benar-benar kronis dan terjadi berulang, dokter juga bisa menyarankan operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi. \n\n Jika sahabat hermina menemukan gejala amandel, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis THT di RS. Hermina terdekat atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 10 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bronkhitis<\/a><\/h3>
Batuk merupakan salah satu penyakit yang sering kita temui. Suara batuk yang berulang-ulang sering kali mengganggu lingkungan, apalagi di masa pandemi seperti ini. \n\n Bagi orang-orang yang di sekitarnya ketika melihat atau mendengar orang yang sedang batuk pasti akan khawatir dan berpikir untuk melakukan tes usap. Salah satu penyakit yang ditandai dengan batuk adalah bronkhitis. \n\n Bronkhitis adalah peradangan pada bronkial dimulai dari trakea sampai ke saluran udara kecil dan alveoli, dengan kondisi tersebut pasien diharuskan untuk berobat. \n\n \n\n Tanda dan Gejala Bronkhitis \n\n Berikut ini adalah tanda dan gejala bronkhitis, yaitu: \n\n - Batuk \n\n - Batuk dengan dahak yang berlebihan \n\n - Dahak berwarna bening, kuning, hijau bahkan ada yang disertai darah \n\n - Demam \n\n - Mual dan muntah \n\n - Badan pegal linu \n\n - Pada kondisi tertentu timbul nyeri di dada, sesak napas, timbul suara nyaring \n\n \n\n Penanda Bronkhitis \n\n Warna dahak dapat mengindikasikan penyebab dari bronchitis: \n\n - Dahak yang berwarna kuning kehijauan biasanya berasal dari infeksi bakteri \n\n - Dahak yang berwarna putih bening, mengindikasikan peradangan karena polusi udara atau inveksi virus \n\n - Adanya bercak darah pada dahak biasanya disebabkan oleh iritasi saluran nafas bagian bawah \n\n \n\n Penyebab Bronkhitis \n\n Berikut ini adalah hal-hal yang menyebabkan bronkhitis: \n\n - Infeksi bakteri dan virus \n\n - Perokok baik aktif maupun pasif \n\n - Polusi udara \n\n - Menghirup material batu bara, semen, atau silica \n\n - Penyakit komplikasi yang bisa timbul karena bronkhitis adalah pneumonia, batuk darah dan bronkhitis kronis. \n\n \n\n Pencegahan yang bisa dilakukan : \n\n Jaga kebersihan makanan \n\n Cuci tangan sebelum makan \n\n Hindari merokok \n\n Konsultasi rutin dengan dokter \n\n Menggunakan masker \n\n Lakukan vaksin influenza \n\n Bronkhitis merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dengan menjaga pola hidup sehat, tidak merokok, hidup di tempat yang bersih dan hindari polusi \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 26 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dampak Penggunaan Headset pada Telinga<\/a><\/h3>
Headset merupakan speaker atau alat pengeras suara berukuran kecil yang dipasang di telinga. Mendengarkan musik dan menonton film dari laptop atau handphone dengan headset memang terasa menyenangkan dan lebih nyaman karena tidak menimbulkan suara yang mengganggu orang lain. Sebagai alat yang dirasa sangat menguntungkan, tak banyak orang yang kemudian tidak bisa lepas untuk menggunakannya. Banyak orang yang menggunakan earphone hingga lupa waktu alias tidak ada batasan waktu. \n\n \n\n Alih-alih ingin mendapatkan kenyamanan saat melakukan beragam aktivitas, ternyata ada dampak buruk bagi kesehatan dari keseringan menggunakan headset. Penggunaan headset yang tidak sesuai anjuran berpotensi menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kesehatan pendengaran. Berikut beberapa bahaya headset terhadap telinga Anda: \n\n 1. Gangguan Pendengaran \n\n Ketika Anda menggunakan headset dengan suara melebihi 85 desibel (dB), kondisi ini bisa menyebabkan ketulian atau gangguan pendengaran. Bahkan, penggunaan di atas 15 menit juga berisiko memicu gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran ada yang bersifat sementara dan permanen. Gangguan pendengaran sementara biasanya hanya berlangsung singkat dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, gangguan pendengaran permanen bisa saja terjadi jika Anda mendengarkan musik dengan suara yang sangat keras dalam jangka waktu lama, terlebih melalui headset. \n\n 2. Infeksi Telinga \n\n Salah satu bahaya headset bagi kesehatan telinga Anda adalah risiko infeksi telinga. Infeksi bisa disebabkan oleh penggunaan headset secara bergantian dengan orang lain karena bakteri dari telinga orang lain akan mudah berpindah ke telinga Anda, begitu pun sebaliknya. \n\n 3. Tinnitus \n\n Tinnitus adalah kondisi ketika Anda mendengar suara berdengung. Menurut beberapa penelitian, kebiasaan mendengarkan musik menggunakan headset dengan volume suara tinggi selama 3 jam atau lebih dapat meningkatkan risiko terjadinya tinnitus. Tinnitus bisa semakin parah dan membuat pendengaran Anda terganggu, jika Anda sudah terlalu lama atau sering mendengarkan suara keras. \n\n 4. Hilangnya pendengaran \n\n Efek samping sering pakai headset yang cukup berbahaya adalah kehilangan pendengaran. Kondisi ini biasanya terjadi secara bertahap dan terkadang baru terdeteksi melalui tes pendengaran. Kemampuan mendengar Anda mungkin telah berkurang atau hilang apabila Anda mulai menaikkan volume suara ketika menonton film, tidak jelas mendengar suara, atau kesulitan mendengar dan memahami pembicaraan orang lain. Jika sudah mengalami kehilangan pendengaran, Anda mungkin akan membutuhkan alat bantu dengar untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain atau mendengarkan suara. \n\n \n\n Bagaimana cara mengetahui gejala kurang dengar akibat bising? \n\n - Suara jadi tidak jelas \n\n - Sulit dengar saat orang lain berbicara \n\n - Telinga berdenging (biasanya pada malam hari) \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina, meskipun nyaman, yuk perhatikan juga durasi pemakaian headset. Disarankan bagi Anda untuk beristirahat sejenak di setiap jamnya untuk membantu telinga pulih dari gelombang suara yang dihasilkan oleh headset, serta jangan mendengarkan musik terlalu keras. Khusus pengguna headset dan sejenisnya, jangan mendengar volume lebih dari 60% dan sebaiknya jangan mendengar lebih dari 60 menit sehari agar telinga Anda tetap dapat berfungsi dengan baik hingga usia lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Amandel pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, pastinya kita tidak asing dengan istilah amandel. Amandel adalah gumpalan jaringan di kedua sisi belakang tenggorokan yang membantu sistem kekebalan melindungi tubuh dari infeksi. Ketika amandel ini mengalami infeksi, maka kondisi tersebut dikenal dengan sebutan tonsilitis. Namun, orang Indonesia lebih sering menyebutnya dengan amandel saja. Amandel yang mengalami infeksi ditandai dengan warnanya yang merah, bengkak, serta menyebabkan sakit tenggorokan. \n\n Amandel memang rentan menyerang anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun. Sahabat Hermina tidak perlu langsung panik ketika mendapati amandel anak yang meradang. \n\n Radang amandel bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Beberapa virus penyebab amandel, yaitu virus flu, adenovirus, dan virus Epstein-Barr. Sedangkan bakeri sering menjadi penyebab umum radang amandel dan bakteri yang paling sering menyerang adalah streptokokus grup A. \n\n \n\n Gejala umum yang dialami Si Kecil ketika mengalami amandel antara lain: \n\n \n Amandel membengkak atau memerah \n Muncul lapisan atau bercak putih maupun kuning pada amandel \n Sakit tenggorokan \n Kesulitan atau sakit saat menelan \n Suara yang serak \n Demam \n Batuk \n Bau mulut \n Tidur mengorok atau mendengkur \n Kelenjar getah bening membesar \n Sakit kepala \n Sakit telinga \n \n\n \n\n Cara mengobati amandel itu sendiri tergantung dengan penyebab timbulnya. Radang amandel yang disebabkan oleh virus biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, Si Kecil mungkin perlu mendapatkan resep antibiotik dari dokter. Setelah diberi antibiotik, radang amandel biasanya akan mereda dalam dua atau tiga hari. \n\n \n\n Namun, pastikan antibiotik yang dikonsumsi Si Kecil dosisnya sudah tepat dan dihabiskan walaupun gejalanya sudah benar-benar hilang. Tujuannya agar bakteri ini tidak menjadi resisten terhadap obat-obatan. \n\n Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat membantu meredakan radang amandel pada anak, seperti: \n\n \n Istirahat yang cukup \n Cukup minum air putih untuk mencegah dehidrasi \n Konsumsi minuman pereda sakit tenggorokan, seperti teh atau air hangat yang dicampur madu \n Konsumsi permen pereda tenggorokan. Anak usia 4 tahun sudah bisa mengonsumsi permen ini \n Menggunakan alat pelembap udara agar terhindar dari udara kering yang dapat memperburuk iritasi pada tenggorokan \n Hindari paparan asap rokok \n Konsumsi parasetamol untuk meredakan demam dan rasa nyeri. Namun, pastikan berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu terkait penggunaannya \n \n\n \n\n Ketika Si Kecil mengalami infeksi berulang, dokter anak mungkin merekomendasikan untuk operasi amandel untuk mengangkat amandel. Tonsilektomi adalah salah satu operasi paling umum dan aman yang dilakukan pada anak-anak saat ini. Biasanya hanya membutuhkan waktu 20 menit dan anak bisa pulang beberapa jam setelah operasi. \n\n \n\n Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya amandel pada anak yaitu: \n\n \n Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang \n Menghindari jajanan atau makanan yang mengandung gula tambahan dan garam berlebih serta makanan yang digoreng \n Menghindari makanan dan minuman dingin seperti es krim, makanan yang mengandung pengawet dan penyedap serta berbagai makanan tidak sehat lainnya \n Banyak mengonsumsi sayur-sayuran yang direbus dan buah-buahan segar \n Istirahat yang cukup \n Jaga kebersihan rumah agar mengurangi kemungkinan debu yang masuk ke mulut dan kerongkongan \n Banyak mengonsumsi air putih dan jus buah seperti jus jeruk, jus nanas, jus jambu biji, tetapi usahakan jangan dikonsumsi dalam keadaan dingin karena mengonsumsi air/jus yang terlalu dingin dapat menyebabkan pembengkakan amandel \n Kompres leher dengan air hangat secara rutin selama menderita penyakit amandel \n Berkumur dengan air garam hangat sebanyak 3 kali sehari \n \n\n \n\n Jika Si Kecil mengalami gejala-gejala yang sudah dijelaskan diatas tadi, segeralah konsultasikan ke dokter spesialis THT untuk mendapatkan penanganan sesuai kondisi Si Kecil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>