- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kesehatan telinga<\/a><\/h3>
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk mengetahui kondisi organ telinga. Biasanya tes ini dilakukan dengan bantuan alat khusus bernama otoskop. Nantinya, alat bantu berbentuk kerucut ini akan dimasukkan ke dalam telinga untuk membantu dokter melihat kondisi organ ini. Dengan bantuan otoskop, dokter akan mencari tahu kemungkinan ada atau tidaknya gangguan pada telinga. \nPada umumnya pemeriksaan jenis tes rutin, sehingga bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja. Umumnya tes telinga dilakukan pada anak-anak, terutama yang memiliki keluhan atau gejala pada telinga. Selain itu, tes ini juga bisa dilakukan jika seseorang diduga mengalami infeksi pada telinga atau gangguan lainnya. \nMenjaga kesehatan telinga adalah langkah penting untuk menjaga kualitas pendengaran dan mencegah masalah telinga potensial. Berikut beberapa tips untuk merawat kesehatan telinga : \n1. Bersihkan telinga dengan aman \nAnda bisa membersihkan bagian luar telinga dengan cara yang aman. Gunakan waslap atau handuk bersih untuk membersihkan bagian luar telinga. Jika ada penumpukan kotoran di saluran telinga, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk membersihkannya secara aman. \nBersihkan dirinya sendiri. Jangan menggunakan cotton bud atau benda tajam lainnya untuk membersihkan telinga Anda, karena dapat menyebabkan kerusakan atau mendorong kotoran lebih dalam. \n2. Hindari kebisingan yang berlebihan \nPaparan suara keras dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran Anda. Pakailah pelindung telinga saat bekerja di lingkungan yang bising atau saat berada di acara yang berisik. \n3. Jangan menyodorkan benda asing ke dalam telinga \nHindari memasukkan benda-benda asing seperti mainan, makanan, atau benda lain ke dalam telinga Anda. Ini dapat menyebabkan cedera atau obstruksi yang berbahaya. \n4. Perhatikan infeksi telinga \nJika Anda mengalami rasa sakit, gatal, atau keluar cairan dari telinga Anda, bisa jadi itu adalah tanda infeksi telinga. Segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. \n5. Kurangi penggunaan headphone atau earphone \nJika Anda sering menggunakan headphone atau earphone, hindari mengatur volume terlalu tinggi dan batasi waktu penggunaan. Gunakanlah headphone atau earphone yang berkualitas baik untuk \n\n Ingatlah bahwa pendengaran adalah indera yang berharga, dan perawatannya harus dilakukan dengan hati-hati. Jika sahabat hermina mengalami keluahan tersebut segera lakukan konsultasi dengan ahlinya memiliki masalah dengan telinga atau pendengaran, segera hubungi profesional kesehatan untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 24 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Apa itu Serumen Telinga?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tahukah bahwa serumen atau kotoran telinga ternyata bukan hanya sebatas kotoran telinga, tapi serumen memiliki manfaat untuk telinga kita. Serumen adalah produksi dari kelenjar lemak dan kelenjar keringat yang ada di sepertiga depan telinga kita. Serumen memiliki berbagai konsistensi, ada yang lunak, lengket, kering ataupun keras, warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kecoklatan. \n\n Serumen berfungsi sebagai penyaring/pembersih liang telinga. Serumen akan menangkap partikel atau benda asing dalam ukuran mikro sehingga tidak masuk lebih dalam yang selanjutnya secara alami partikel tersebut akan dikeluarkan dengan bantuan gerakan rahang bawah saat mengunyah. Serumen juga berfungsi sebagai pelembab/lubrikasi yang dapat mencegah liang telinga menjadi kering dan gatal. Zat lubrikasi ini diperoleh dari kandungan lemak yang tinggi dari produksi kelenjar keringat. Fungsi lain dari serumen yaitu sebagai antibakteri dan antijamur. Terdapatnya lisosim dalam serumen dan pH rendah akan membuat suasana yang sukar untuk pertumbuhan kuman. Dan yang terakhir, serumen memiliki bau yang khas yang tidak disukai serangga sehingga mencegah serangga masuk ke dalam liang telinga. \n\n Pada kondisi normal, serumen tidak akan menyebabkan gangguan atau keluhan. Pada dasarnya, telinga memiliki cara membersihkan diri yang dibantu gerak rahang saat mengunyah, dan terbilas air pada saat mandi. Sahabat hermina tidak perlu mengorek-ngoreknya menggunakan cottonbud (kapas lidi) atau ear candling, tindakan mengorek-ngorek ini justru bisa menyebabkan telinga menjadi iritasi atau bengkak bahkan hingga mengalami infeksi, serta dapat melukai gendang telinga. \n\n Cara membersihkan telinga, sahabat hermina cukup mengeringkan bagian luar telinga saja dengan handuk kering atau tisu kering karena biasanya serumen bisa berpindah dengan sendirinya dari liang telinga ke luar telinga. Namun, terkadang serumen tersebut tidak bisa keluar dan justru mengendap di dalam liang telinga. \n\n Pada kondisi tertentu, serumen dapat menyebabkan gangguan yaitu bila terjadi penumpukan serumen yang berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada liang telinga yang disebut sebagai serumen obsturan atau impacted cerumen. Keadaan ini dapat menimbulkan keluhan telinga berdenging, rasa tidak nyaman di telinga bahkan sampai terasa nyeri dan juga kurang pendengaran. \n\n Jika sahabat hermina gemar mendengarkan musik menggunakan earphone, ada baiknya hindari untuk menggunakan dalam jangka waktu yang lama untuk menjaga kesehatan telinga. Pemakaian earphone juga sangat berisiko untuk mendorong serumen masuk ke dalam, kemudian serumen menjadi keras dan sulit untuk dibersihkan. \n\n Faktor lain yang menyebabkan penumpukan serumen di liang telinga yaitu bentuk liang telinga yang bervariasi terutama dalam hal ini liang telinga yang sempit, produksi serumen yang berlebihan, melakukan tindakan mengorek telinga sehingga serumen terdorong ke bagian dalam liang telinga kemudian terjadi penumpukan. \n\n Bila terjadi penumpukan serumen, dapat dilakukan pembersihan dengan pemilin kapas. Pada kasus tipe serumen yang keras, serumen akan diambil dengan cara dikait, atau bisa mengunakan tetes telinga pelunak kotoran seperti fenol gliserol untuk melunakkan dan selanjutnya dilakukan pembersihan/ penyemprotan (irigasi) serumen yang ada di liang telinga. \n\n Setiap telinga memiliki bentuk dan konsistensi serumen yang berbeda-beda. Untuk pembersihan serumen di liang telinga yang aman, sebaiknya dilakukan oleh dokter/spesialis THT sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. \n\n Bila sahabat Hermina memiliki keluhan telinga ada baiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter THT di RS Hermina Balikpapan. Mari kita jaga kesehatan telinga dengan cara menghindari mengorek telinga dengan cotton bud serta menghindari penggunaan earphone yang terlalu lama. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Telinga Berdenging Tanda Sedang Digosipkan Orang Lain, Tetapi Karena...<\/a><\/h3>
Meskipun tinnitus sering dikaitkan dengan gangguan pendengaran, hal itu tidak menyebabkan gangguan tersebut, dan gangguan pendengaran juga tidak menyebabkan tinnitus. Faktanya, beberapa orang dengan tinnitus tidak mengalami kesulitan mendengar, dan dalam beberapa kasus mereka bahkan menjadi sangat sensitif terhadap suara (hiperakusis) sehingga mereka harus mengambil langkah untuk meredam atau menutupi suara dari luar. Paparan suara keras dalam waktu lama adalah penyebab paling umum dari tinnitus. Hingga 90% orang dengan tinnitus memiliki beberapa tingkat gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. Kebisingan menyebabkan kerusakan permanen pada saraf pendengaran di koklea, organ berbentuk spiral di telinga bagian dalam atau sering disebut rumah siput. Tukang kayu, pilot, musisi rock, pekerja perbaikan jalan, dan penata taman termasuk di antara mereka yang pekerjaannya berisiko, seperti halnya orang yang bekerja dengan gergaji mesin, senjata api, atau perangkat keras lainnya atau yang berulang kali mendengarkan musik keras. Paparan tunggal terhadap suara yang sangat keras tiba-tiba juga dapat menyebabkan tinnitus. \n\n Kebanyakan orang yang mencari bantuan medis untuk tinnitus mengalaminya sebagai subjektif, suara konstan seperti dering konstan di telinga atau suara berdengung di telinga, dan sebagian besar memiliki beberapa derajat gangguan pendengaran. Hal-hal yang menyebabkan gangguan pendengaran (dan tinnitus) termasuk suara keras, obat-obatan yang merusak saraf di telinga (obat ototoksik), kotoran telinga, masalah telinga tengah (seperti infeksi dan tumor pembuluh darah), dan penuaan. Tinnitus juga bisa menjadi gejala penyakit Meniere, yaitu gangguan mekanisme keseimbangan di telinga bagian dalam. Tinnitus dapat muncul di mana saja di sepanjang jalur pendengaran, dari telinga luar melalui telinga tengah dan dalam ke korteks pendengaran otak, di mana ia diterjemahkan (dalam arti tertentu, dicetak). Salah satu penyebab paling umum dari tinitus adalah kerusakan sel-sel rambut di koklea (lihat "Jalur pendengaran dan tinnitus"). Sel-sel ini membantu mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik pada saraf. Jika jalur atau sirkuit pendengaran di otak tidak menerima sinyal yang mereka harapkan dari koklea, otak pada dasarnya mengkompensasi pada jalur tersebut untuk mendeteksi sinyal - dengan cara yang sama seperti Anda menaikkan volume radio mobil ketika Sahabat Hermina mencoba mencari sinyal stasiun. Kebisingan listrik yang dihasilkan berupa tinnitus — suara bernada tinggi jika gangguan pendengaran berada dalam rentang frekuensi tinggi dan bernada rendah jika berada dalam rentang frekuensi rendah. Tinnitus semacam ini menyerupai ilusi nyeri tungkai pada orang yang diamputasi - otak memproduksi sinyal saraf abnormal untuk mengkompensasi input yang hilang. \n\n Kebanyakan tinnitus adalah "sensorineural," yang berarti bahwa itu disebabkan oleh gangguan pendengaran pada tingkat koklea atau saraf koklea. Tapi tinnitus mungkin berasal dari tempat lain. Tubuh kita biasanya menghasilkan suara (disebut suara somatik) yang biasanya tidak kita sadari karena kita mendengarkan suara eksternal. Apa pun yang menghalangi pendengaran normal dapat membawa suara somatik ke perhatian kita. Misalnya, Sahabat Hermina mungkin mendapatkan suara bising saat kotoran telinga menyumbat telinga luar. Tinnitus yang lama dapatdampak emosional negatif pada Sahabat Hermina, sehingga tidak akan mempengaruhi hidup Sahabat Hermina. Deteksi tinitus sejak dini dapat meningkatkan angka kesembuhan. Sahabat Hermina akan melihat peningkatan dalam tidur Sahabat Hermina, kemampuan untuk berkonsentrasi, depresi dan kecemasan. \n\n Gangguan pada telinga merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat menimbulkan gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya, seperti meningitis. Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter THT untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala gangguan pada telinga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciledug<\/a><\/li>
- 11 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kapan harus periksa ke Dokter Spesialis THT ?<\/a><\/h3>
\n\n Kapan Waktu Yang Tepat Datang ke poli THT ? \n\n a. Gangguan Telinga: berkurang pendengaran, nyeri dan keluar cairan, benda asing, trauma telinga DLL \n\n b. Gangguan Hidung: mimisan, pilek berulang, bersin pada waktu/saat tertentu berulang, hidung tersumbat DLL \n\n c. Gangguan Tenggorok: rasa tenggorokan mengganjal/nyeri berulang, gangguan suara, lendir mengalir ke tenggorok berulang DLL \n\n d. Gangguan tidur: mengorok, tidur sering tersedak, sering mengantuk/kurang konsentrasi saat aktifitas \n\n \n\n Pelayanan THT : \n\n a. Melakukan pemeriksaan organ telinga, hidung dan tenggorok dengan sistematis dengan metode terkini yaitu endoskopi \n\n b. Melakukan Operasi bagian Telinga, Hitung dan Tenggorok \n\n c. Melakukan deteksi dini pendengaran bayi baru lahir \n\n \n\n Jika mengalami keluhan, bisa langsung konsultasikan ke dokter spesialis THT di RS Hermina Ciledug \n\n Untuk cek jadwal dan pendaftaran bisa melalui : \n\n 1. Mobile Apps Halo Hermina \n\n 2. Call Center 1500-488 \n\n 3. Website : www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 27 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Penyebab Terjadinya Gangguan Pendengaran?<\/a><\/h3>
Telinga adalah organ pendengaran yang berperan penting dalam aktiftas sehari-hari. Peran penting telinga adalah menghantarkan dan menerima suara atau bunyi. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Saat terjadi gangguan pada salah satu bagian telinga maka akan terjadi gangguan dalam proses mendengar. Akibat yang sering timbul biasanya tidak dapat mendengar dengan jelas atau pendengaran samar, pada kasus berat penderita tidak dapat mendengar sama sekali. \n\n \n\n \n\n Pengertian Gangguan Pendengaran \n\n \n\n Seringnya terpapar suara yang nyaring/keras dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan pendengaran, gangguan pendengaran juga bisa disebabkan oleh faktor usia. Pendengaran dapat dikatakan terganggu apabila sinyal suara gagal mencapai otak. \n\n \n\n Pada umumnya, gangguan pendengaran berkembang secara bertahap, tidak hilang secara tiba-tiba. Namun tidak menutup kemungkinan pendengaran akan menghilang total. \n\n \n\n \n\n Penyebab Gangguan Pendengaran \n\n \n\n Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh bererapa faktor, namun terdapat 3 tipe yang dapaat menjadi penyebab gangguan pendengaran, di antaranya: \n\n \n\n - Gangguan pendengaran konduktif \n\n Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika proses penghantaran bunyi atau suara terganggu akibat adanya gangguan pada telinga. Beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran konduktif adalah: \n\n \n Pilek atau Rhinitis menyebabkan penumpukan cairan di telinga bagian tengah \n Infeksi telinga tengah atau otitis media \n Infeksi telinga luar atau otitis eksterna \n Gendang telinga robek atau perforasi membran timpani \n Tumor atau pertumbuhan jaringan yang tidak normal di telinga bagian luar dan telinga bagian tengah, seperti kolesteatoma \n Kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat saluran telinga atau serumen prop \n Gangguan atau kerusakan pada tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga dengan hidung dan tenggorokan \n Adanya benda asing yang tersangkut saluran saluran telinga, seperti batu kerikil atau manik-manik \n \n\n \n\n - Gangguan pendengaran sensorineural \n\n Gangguan pendengaran sensorineural terjadi ketika ada kerusakan telinga bagian dalam dan gangguan pada jalur saraf antar telinga bagian dalam dan otak. Beberapa kondisi dan penyakit bisa menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural adalah: \n\n \n Penyakit autoimun yang menyerang telinga atau penyakit Meniere \n Penggunaan obat yang menimbulkan efek samping pada telinga, seperti antibiotik aminoglikosida, obat kemoterapi, aspirin dosis tinggi, dan loop diuretic \n Kondisi genetik \n Gangguan pembentukan telinga bagian dalam \n Proses penuaan yang disebut juga presbikusis \n Pukulan atau cedera di kepala \n Paparan suara keras yang berlangsung dalam waktu lama, seperti bekerja di proyek dengan kebisingan tinggi, menggunakan hedset dengan suara yang keras. \n \n\n \n\n - Gangguan pendengaran campuran \n\n Gangguan pendengaran campuran terjadi ketika timbul gangguan pendengaran konduktif bersamaan dengan gangguan pendengaran sensorineural. Kondisi ini dapat menunjukan adanya kerusakan pada telinga bagian luar, tengah, dan bagian dalam, atau jalur saraf ke otak. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika mengalami keluhan dalam pendengaran segera konsultasikan keluhan yang Anda alami kepada dokter spesialis THT RS. Hermina terdekat. Selalu jaga kesehatan telinga Sahabat Hermina. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Gangguan Penghidu<\/a><\/h3>
Gangguan penghidu (indera penciuman) adalah berkurangnya kemampuan menghidu (hiposmia) hingga hilangnya kemampuan menghidu (anosmia). Penyebabnya bermacam-macam, di antaranya adalah gangguan mekanik hingga kerusakan saraf olfaktori. Secara umum 40% kasus anosmia berhubungan dengan anosmia pasca virus dewasa, sehingga diduga bila SARS-CoV-2 pun dapat menyebabkan anosmia pada penderita yang terinfeksi. Harus disingkirkan dahulu kemungkinan-kemungkinan lainnya seperti rhinitis alergi, rhinosinusitis akut, rhinosinusitis kronis, dan beberapa keadaan lainnya (riwayat trauma, rinoplasti dll). Walaupun anosmia bukan merupakan gejala utama presentasi klinik COVID-19, perlu diwaspadai sebagai salah satu indikator spesifik kasus terinfeksi COVID-19 bila dirasakan anosmia timbul secara mendadak tanpa disertai sumbatan hidung. \n\n Pemeriksaan gangguan penghidu yang lebih cepat pada masa pandemi adalah dengan uji alkohol yang dilakukan hanya dalam waktu 5 menit. Namun, tetap harus konfirmasi swab untuk memastikan positif COVID-19. Bahaya anosmia untuk jangka panjang yaitu menimbulkan rasa tidak nyaman baik untuk diri sendiri maupun terhadap lingkungan sekitar. Dapat pula meimbulkan rasa cemas berlebih terutama orang tua hingga menimbulkan stress. \n\n Perbaikan gangguan penghidu yang berkaitan dengan COVID-19 yang telah dilaporkan dalam beberapa penelitian didapatkan angka kesembuhan yang cukup bervariais. Lechien dkk menyebutkan 44% mengalami perbaikan, Klopfenstein dkk menyebutkan 98% penderita mengalami perbaikan dalam 28 hari. Rerata waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan gejala anosmia adalah 7,2 hari berdasarkan laporan oleh Kaye dkk. \n\n Dampak resiko terbahaya dari anosmia, jika memang ternyata hasil swab pasien anosmia tersebut positif COVID-19, dilaporkan bahwa penyebaran infeksi virus ke otak melalui bulbus olfaktorius penghidu kita, dan penyebarannya sangat cepat via trans-neuronal pathway. \n\n Perlu diperhatikan, penderita dengan gangguan penghidu tanpa penyebab yang jelas, timbul mendadak (kurang dari 12 hari) tanpa disertai hidung tersumbat memerlukan pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis COVID-19. Meskipun demikian, tetap harus konfirmasi dengan tes swab untuk memastikan positif COVID-19. \n\n Selalu laksanakan kebersihan THT ( tangan, hidung, dan tidur) sebagai upaya promotif, serta menjaga kesehatan diri dan meningkatkan sistem imunitas alamiah sebagai upaya preventif. Rutin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, cuci hidung dengan larutan NaCl 0,9% 10-50 cc sebelum dan sesudah bangun tidur, serta menjaga kualitas tidur. Lakukan secara rutin kombinasi penggunaan cuci hidung menggunakan larutan NaCl 0,9% dan kortikosteroid intranasal serta dekongestan topikal sebagai dasar terapi yaitu fisiologi siklus regenerasi sel-sel penghidu hidung. \n\n Secara garis besar manfaat cuci hidung diantaranya membersihkan debu dan kotoran yang menumpuk pada hidung. Dapat pula mengurangi gejala pada kasus alergi dan sinusitis. Mencegah peradangan dan infeksi pada rongga hidung. Membuat hidung terasa bersih dan segar juga termasuk manfaat mencuci hidung. \n\n Apa yang terjadi ketika partikel di rongga hidung tidak dibersihkan? Jika tidak dibersihkan, dapat menyebabkan banyak gejala termasuk hidung tersumbat, gangguan telinga (telinga gatal), infeksi hidung berulang, pilek bahkan suara serak (dari post nasal drip). \n\n Nah, Sahabat Hermina, tidak perlu takut dan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala di atas. Semakin cepat mengunjungi rumah sakit untuk berobat, semakin cepat pula penanganan yang tepat dilakukan. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 27 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>