- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 16 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengawal Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini<\/a><\/h3>
Orangtua merupakan faktor penting dalam menjaga, merawat, serta mengawal tumbuh kembang anak. Dalam proses perkembangannya, orangtua harus sigap dan peduli terhadap kondisi anak sejak masa awal kehidupan anak, karena tumbuh kembang anak dapat bermasalah jika orangtua tidak sigap dan kurang memperhatikan kondisi anak. \n\n \n\n Pada saat bayi memasuki usia tiga bulan. Bayi cenderung mulai menunjukkan aktivitas motorik, seperti mengangkat kepala. Namun, jika hal ini tidak ditemukan pada bayi dan orangtua tidak peduli, maka proses tumbuh kembang anak dapat menjadi lambat hingga nanti menginjak usia dewasa. \n\n \n\n Pertumbuhan anak dapat dipantau dengan melihat tinggi badan, berat badan, lingkat kepala, dan hal lain yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu. Tentu hal ini berbeda dengan perkembangan anak yang tidak dapat diukur dengan alat ukur yang terstandarisasi. Perkembangan ini meliputi kapan Si Kecil mulai bisa bicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya. Perkembangan anak tidak dapat diukur dengan alat, tetapi melihat dari cara Si Kecil beraktivitas, bersikap, dan bicara. \n\n \n\n Lantas apa yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak? \n\n \n\n Tumbuh kembang anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, genetik, kromosom, ras, dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi stimulasi orangtua, keadaan ekonomi, sosial, dan nutrisi. \n\n \n\n Di periode emas anak, Anda harus lebih jeli dan cermat dalam memantau tumbuh kembang anak, karena akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak selanjutnya. Dengan pantauan dan stimulasi yang tepat, tumbuh kembang anak akan optimal dan kelainan tumbuh kembang anak dapat dicegah sejak dini. \n\n \n\n Komponen Tumbuh Kembang Anak \n\n \n\n Tumbuh kembang anak memiliki empat komponen, yaitu, motorik kasar, motorik halus, sensorik, dan personal sosial. \n\n \n\n 1. Motorik kasar meliputi gerakan yang mulai dilakukan setiap anggota gerak tubuhnya, seperti berdisi, berlari, dan lainnya. \n\n \n\n 2. Motorik halus merupakan sentuhan yang mulai ditunjukkan, seperti usaha untuk meraih suatu benda yang ada di sekitarnya. \n\n \n\n 3. Kemampuan sensorik memperlihatkan bayi mulai mengeluarkan suara seperti ocehan seakan ingin menyampaikan sesuatu. \n\n \n\n 4. Kemampuan personal sosial lebih kepada kondisi lingkungan sekitar tempat ia tinggal. \n\n \n\n Keempat komponen ini harus dikawal sedini mungkin oleh para orangtua. Jika melihat ada hal yang janggal, hendaknya segera konsultasikan dengan pihak medis. \n\n \n\n Permasalahan yang dapat timbuh pada keempat komponen tumbuh kembang anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu: \n\n \n\n 1. Faktor turunan atau gen, contohnya anak yang mengidap down syndrom akan sulit untuk diobati. \n\n \n\n 2. Faktor lingkungan. Ketika anak tumbuh di lingkungan yang sunyi dan sepi dapat memengaruhi cara komunikasi anak yang nantinya cenderung jadi pendiam dan enggan untuk berbicara. Kondisi tersebut dapat diobati dengan rekayasa lingkungan melalui program terapi. \n\n \n\n 3. Faktor virus yang menyerang saat kehamilan dapat ditanggulangi dengan terapi. Ketika ada anak yang terlambat bicara atau bergerak, maka akan dilakukan intervensi untuk melatih anak tersebut. \n\n \n\n Tips Mengawal Tumbuh Kembang Anak \n\n \n\n 1. Kawal Tumbuh Kembang Anak Sejak Bayi \n\n Mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak harus dilakukan oleh orangtua sejak dini. Apabila terlambat dalam menemukan kejanggalan dalam tumbuh kembang anak, maka dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. \n\n \n\n 2. Jaga Nutrisi \n\n Jaga nutrisi tubuh agar tubuh dapat berkembang secara optimal dengan menjaga asupan dan pola makan, serta berolahraga. \n\n \n\n 3. Seimbangkan Aktivitas \n\n Para orangtua hendaknya jangan memandang anak sebagai orang dewasa mini yang artinya menghendaki anak agar melakukan sesuai keinginan orangtua dan memaksakan anak untuk beraktivitas seperti belajar mulai dari pagi hingga malam hari, karena akan menganggu proses tumbuh kembang, serta dapat memengaruhi tingkat stres anak. \n\n \n\n 4. Beri Stimulasi yang Tepat \n\n Dalam rangka mengawal tumbuh kembang anak, Anda juga perlu memberikan stimulai yang tepat seperti memberikan permainan yang sesuai dengan usia anak. Beri anak ruang untuk eksplorasi dengan lingkungannya agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. \n\n \n\n \n\n Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil sejak dalam masa kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupannya agar Si Kecil dapat tumbuh optimal dan baik. \n\n \n\n \n\n \n\n Narasumber : dr. Ikhsan Ali, M.Kes, Sp.A \n\n \n\n Spesialis Anak (Pediatri) \n\n \n\n Untuk membuat janji silahkan klik link berikut ini :https://www.herminahospitals.com/doctors/dr-ikhsan-ali-m-kes-sp-a \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 10 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Peran Dokter Perinatologi <\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, dokter perinatologi merupakan seorang dokter spesialis anak yang mengambil pendidikan subspesialisasi dalam penanganan bayi baru lahir sampai berusia 28 hari dengan masalah kesehatan yang kritis, seperti lahir prematur, berat lahir rendah, cacat lahir, infeksi, susah bernapas,dan menstabilisasi bayi baru lahir yang memiliki masalah yang mengancam jiwa. \n\n Berikut ini adalah beberapa kondisi pada bayi prematur yang ditangani dokter anak ahli perinatologi: \n\n \n Gangguan pernapasan karena paru-paru yang belum terbentuk sempurna \n Gangguan sistem pencernaan yang menyebabkan bayi prematur belum bisa menerima ASI atau susu formula \n Hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis \n Hipoglikemia atau gula darah rendah \n Penyakit kuning karena organ hati yang belum berkembang sepenuhnya \n Infeksi bakteri atau virus karena sistem kekebalan tubuh yang belum mampu melakukan perlawanan \n \n\n \n\n Sementara itu, masalah kesehatan pada bayi cukup bulan yang ditangani dokter anak ahli perinatologi meliputi: \n\n \n Asfiksia perinatal yang membuat bayi rentan mengalami gangguan oksigen otak, kejang, gagal ginjal, atau gagal jantung \n Cacat bawaan, seperti cacat jantung, dan kelainan sistem pencernaan \n Infeksi, seperti pneumonia, meningitis, atau sepsis, yang didapat dari sebelum lahir atau sesaat setelah lahir \n Penyakit akibat kelainan genetik yang diturunkan \n Hiperbilirubin atau bayi kuning \n Cedera yang terjadi saat lahir atau setelah dilahirkan \n \n\n \n\n Umumnya dokter perinatologi akan bekerja di ruangan khusus yang disebut Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Adapun bantuan yang dapat diberikan kepada bayi sakit di ruangan ini dapat berupa: \n\n - Penggunaan inkubator \n\n Bayi yang lahir muda atau prematur memerlukan udara yang hangat. Karena itu, bayi prematur perlu dimasukkan ke inkubator untuk menjaganya tetap hangat dan nyaman, sehingga membantunya tumbuh dengan cepat. \n\n - CPAP dan Ventilator \n\n Mesin CPAP dan ventilator berfungsi menjaga kestabilan pernapasan bayi, terutama bayi dengan berat lahir rendah. \n\n - Terapi cahaya \n\n Sebagian bayi yang baru lahir mengalami penyakit kuning karena organ hati belum dapat menghilangkan kadar bilirubin. Sebagai upaya penyembuhan, dianjurkan untuk melakukan terapi cahaya. \n\n \n\n Kapan Anda Harus Menemui Dokter Anak Ahli Perinatologi? \n\n - Jika dokter kandungan mendeteksi bahwa bayi Anda mengalami kondisi yang akan membutuhkan perawatan intensif saat lahir nanti \n\n - Jika kehamilan Anda berisiko tinggi, misalnya karena Anda menderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau memiliki riwayat memakai narkoba \n\n - Jika bayi yang baru Anda lahirkan mengalami kondisi di bawah ini: \n\n \n Sesak napas atau terlihat kesulitan bernapas \n Demam \n Kulit dan bagian putih mata menguning \n Berat badan tidak bertambah atau semakin menurun \n Jantung berdetak tidak normal \n Terlihat tidak kuat untuk menyusu atau minum susu formula \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, tidak peru ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Anda dengan dokter perinatologi agar kesehatan ibu dan bayi dapat dikontrol dengan baik hingga hari kelahiran dan tumbuh kembang bayi dapat sempurna. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 30 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pengaruh Tidur untuk Tumbuh Kembang Bayi<\/a><\/h3>
Bayi atau balita membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang dari orang dewasa guna mendukung perkembangan mental dan fisik mereka. Dalam proses pertumbuhan bayi atau balita, tidur merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan makan, minum, rasa aman, atau bermain. Si Kecil butuh tidur agar tubuhnya dapat beristirahat, sehingga menjadi segar dan mendapatkan energi baru. Menurut para peneliti di Eropa, pada waktu tidur, otak kita menyaring dan menyimpan informasi, mengganti bahan kimia, dan memecahkan masalah. \n\n Kurang lebih 2/3 kehidupan bayi baru lahir digunakan untuk tidur, interaksi sistem saraf dengan mekanisme lain, seperti mengatur temperatur, pola nafas, dan tekanan darah. Seluruh kejadian selama tidur merupakan refleksi dari aktivitas neuron tertentu di susunan saraf pusat, yang berubah secara dramatis sesuai dengan perkembangan bayi. Berikut adalah jumlah waktu tidur bayi atau anak, tergantung pada usia mereka, yaitu: \n\n -Bayi usia 0-3 bulan disarankan untuk tidur sebanyak 14-17 jam per hari. \n\n -Bayi usia 4-11 bulan disarankan untuk tidur sebanyak 12-15 jam per hari. \n\n -Batita usia 1-2 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 11-14 jam per hari. \n\n -Balita 3-5 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 10-13 jam per hari. \n\n \n\n TIPS bagi Orangtua: \n\n -Latih bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur, dan siang hari adalah waktu untuk bangun. mengajak bermain hanya di siang hari saja, tidak di malam hari. \n\n -Latih bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. \n\n -Letakkan si kecil di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan Anda atau di ruangan lain. \n\n -Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakanlah lampu tidur yang redup. \n\n -Ketika ia terbangun ajari anak untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu. Tenangkan dengan kata-kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur. Jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit. Dan seterusnya hingga 15 menit. Malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit, yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya seorang anak memerlukan waktu hingga 2 sampai 3 malam. Jika gagal, hentikan dulu prosedur ini, dan coba lagi setelah 1 bulan (cara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston's Children hospital). \n\n \n\n TIPS Mengatur Tidur Anak: \n\n -Ajarkan ritual sebelum tidur seperti cuci kaki, menggosok gigi, meredupkan lampu, berdoa atau membacakan cerita. \n\n -Biasakan waktu tidur yang teratur. \n\n -Jangan lakukan kegiatan yang mengasyikkan sebelum tidur. \n\n -Ajarkan anak untuk tidur sendirian, dan yakinkan kalau Anda tidak berada jauh dari kamar tidurnya. \n\n -Jika terbangun dan menangis jangan langsung datangi kamarnya, lakukan metode Ferber. \n\n -Jangan mengunci kamar tidur. \n\n -Kamar tidur anak harus nyaman, menarik, tetapi tidak boleh ada TV, video games, atau terlalu banyak mainan. \n\n \n\n Kualitas tidur anak selain bagus untuk perkembangan buah hati, tetapi juga untuk kesejahteraan orangtua. Bayi atau anak yang tidur dengan pulas juga dapat membuat orangtua merasa lebih bahagi dan tidur tanpa rasa cemas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>