- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 30 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bahaya dan Kenali Penyebab Benjolan Payudara<\/a><\/h3>
Benjolan atau tumor payudara merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Tumor payudara secara definisi merupakan suatu benjolan abnormal yang tumbuh tidak pada tempatnya yaitu pada payudara. \n\n \n\n Penyebab Tumor Payudara \n\n Penyebab tumor payudara itu sendiri adalah multifaktorial, yang bisa kita nilai adalah faktor resikonya. Faktor resiko tumor payudara dapat kita bagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko tumor payudara yang tidak dapat dimodifikasi adalah jenis kelamin, jenis kelamin wanita lebih memiliki resiko terkena tumor payudara dibanding laki-laki meskipun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat mengalami tumor payudara. Selain itu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan juga ras. Sedangkan faktor resiko tumor payudara yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup seperti berat badan yang berlebih, pola makan, kebiasaan jarang berolahraga. \n\n \n\n Benjolan pada payudara sering dikaitkan dengan keganasan atau kanker, padahal tidak semua benjolan pada payudara merupakan suatu keganasan atau kanker. Benjolan pada payudara ada yang bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas. Benjolan payudara yang bersifat jinak pertumbuhannya lambat dan biasanya memiliki bentuk benjolan yang bisa digerakkan. Kebalikan dari itu, benjolan yang bersifat ganas pertumbuhannya lebih cepat dan bentuk benjolannya keras tidak bisa berpindah atau bergerak. \n\n \n\n Benjolan payudara yang perlu diwaspadai atau dicurigai merupakan suatu keganasan: \n\n \n \n Membesarnya cepat \n \n \n Timbul nyeri yang menetap \n \n \n Lama kelamaan ada perubahan pada bentuk payudara seperti permukaan kulit payudara yang seperti kulit jeruk \n \n \n Keluar cairan kemerahan pada puting susu \n \n \n Luka borok pada payudara pada payudara yang ada benjolan \n \n \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina menemukan ada benjolan pada payudara, jangan terlalu panik dan segeralah menuju fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan apakah benar ini merupakan suatu benjolan atau bukan. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG atau mamografi untuk dapat menegakkan diagnosa dengan tepat dan dapat melakukan penanganan yang tepat dan cepat. Sehingga komplikasi kanker yang kemungkinan akan muncul dapat dihindari. \n\n \n\n Butuh pemeriksaan patologi anatomi atau biopsi untuk menentukan apakah jenis benjolan payudara merupakan suatu keganasan atau tidak. Sampel jaringan pada benjolan di ambil dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium di laboratorium patologi anatomi. Namun masih banyak masyarakat yang takut melakukan pemeriksaan ini. Padahal apabila dilakukan lebih dini maka diagnosa dan penanganan akan dilakukan lebih cepat dan tepat sehingga semakin tinggi peluang kesembuhannya. \n\n \n\n Simak penjelasan selengkapnya di Hermina Podcast pada link berikut! (klik disini) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Tumor Pembuluh Darah (Hemangioma) Pada Anak, Apakah Berbahaya ?<\/a><\/h3>
Gambaran Umum \n\n Hemangioma infantil (HI) adalah jenis tumor pembuluh darah yang terbentuk akibat pertumbuhan sel-sel pembuluh darah (vascular endothelial cells) yang terlalu berlebihan. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi baru lahir yang terlihat sebagai bintik merah atau penebalan berwarna merah di kulit. Sebagian kecil hemangioma infantil dapat menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak, namun dapat juga menyebabkan masalah yang serius apabila terletak di daerah tertentu seperti di sekitar mata atau mulut. \n\n \n\n Tanda dan Gejala \n\n Hemangioma infantil biasanya terlihat sebagai bintik merah atau penebalan berwarna merah. Tampilan fisik hemangioma infantil dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan ukurannya. Hemangioma infantil yang terletak di permukaan umumnya terlihat seperti penebalan atau benjolan berwarna kemerahan atau kebiruan. Hemangioma infantil yang terletak di organ dalam, seperti hati atau otak, tidak dapat terlihat secara fisik, akan tetapi hanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan khusus seperti ultrasonografi (USG) atau magnetic resonance imaging (MRI). Fase atau perubahan pada keadaaan Hemangioma infantil dapat dijelaskan sebagai berikut ini: \n\n \n \n Fase proliferasi. Sel-sel pembuluh darah terus berkembang dan menyebabkan peningkatan ukuran hemangioma. Fase ini dapat terjadi pada beberapa minggu setelah lahir dan dapat berlangsung selama beberapa bulan. \n \n \n Fase plateau. Pertumbuhan hemangioma mulai melambat dan tidak terlihat perubahan ukuran yang signifikan. Fase ini biasanya terjadi pada usia 6-12 bulan dan dapat berlangsung selama beberapa tahun. \n \n \n Fase involusi. Sel-sel pembuluh darah mulai hilang dan hemangioma mengecil. Fase ini biasanya terjadi pada usia 2-5 tahun dan dapat berlangsung selama beberapa tahun. Pada sebagian kasus, Hemangioma infantil biasanya akan hilang sepenuhnya pada akhir fase involusi ini. \n \n \n\n \n\n Faktor Risiko \n\n Berbagai penelitian menunjukkan kemungkinan adanya faktor-faktor biomolekul yang mempengaruhi perubahan sifat pertumbuhan sel-sel pembuluh darah, sehingga pembentukan pembuluh darah menjadi tidak normal dan terlalu cepat (hiperproliferasi vasculogenesis). Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami hemangioma infantil antara lain: \n\n Jenis kelamin: Bayi perempuan lebih mungkin mengalami hemangioma infantil dibandingkan bayi laki-laki. \n\n Usia ibu saat hamil: Ibu hamil yang lebih tua lebih mungkin mengalami anak dengan hemangioma infantil. \n\n Rasa sakit ibu selama kehamilan: Ibu hamil yang mengalami rasa sakit yang berlebihan selama kehamilan lebih mungkin mengalami anak dengan hemangioma infantil. \n\n Rokok: Ibu hamil yang merokok lebih mungkin mengalami anak dengan hemangioma infantil. \n\n \n\n Penanganan \n\n Hemangioma infantil dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan tertentu dan apabila diperlukan dapat dilakukan tindakan bedah atas indikasi. Beberapa modalitas terapi untuk penanganan Hemangioma infantil adalah sebagai berikut: \n\n Propranolol merupakan obat golongan beta-blocker yang bekerja dengan cara mengurangi produksi hormon yang menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah. Propranolol merupakan terapi lini pertama yang terbukti cukup efektif untuk mengobati hemangioma. Prednison adalah obat yang juga dapat digunakan untuk mengobati hemangioma infantil. Prednison bekerja dengan cara mengurangi inflamasi/peradangan serta mengurangi ukuran hemangioma. \n\n Terapi bedah adalah pilihan pengobatan untuk hemangioma infantil yang terletak di daerah tertentu seperti di sekitar mata atau mulut, atau apabila hemangioma menyebabkan masalah lain seperti gangguan bernapas atau hemangioma berada pada lokasi yang rentan mengalami infeksi. Pada hemangioma infantil yang terletak di daerah tersebut, terapi bedah dapat dipertimbangkan. Terapi bedah pada hemangioma infantil biasanya dilakukan oleh dokter bedah plastik atau dokter bedah vaskuler yang terlatih dalam menangani masalah pembuluh darah. Beberapa jenis terapi bedah yang dapat dilakukan untuk mengobati hemangioma infantil termasuk: \n\n \n \n Pembedahan laser (Pulsed Dye Laser): Penggunaan laser untuk mengeluarkan sebagian atau seluruh jaringan hemangioma. \n \n \n Bedah plastik: Teknik pembedahan khusus dengan menggunakan kulit donor atau jaringan lain untuk menutupi luka setelah hemangioma diangkat. \n \n \n Embolisasi: Teknik untuk menyumbat pembuluh darah yang memberikan pasokan darah pada jaringan hemangioma dengan bahan kimia tertentu. \n \n \n\n Pasien bayi/balita dengan kemungkinan diagnosis Hemangioma Infantil, juga dapat dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter anak Sub Spesialis Hemato Onkologi dan dokter bedah agar mendapat penanganan yang lebih komprehensif. \n\n Adanya kondisi Hemangioma dapat terdeteksi dengan pemeriksaan fisis. Tim Dokter dapat menilai kesehatan anak ataupun mendeteksi kemungkinan adanya hemangioma pada pasien dan merencanakan tata laksananya. Orang tua dapat segera berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga dapat berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis melalui aplikasi "Halo Hermina.” \n\n \n\n Referensi: \n\n Chamli A, Aggarwal P, Jamil RT, et al. Hemangioma. [Updated 2022 Oct 25]. In: Stat Pearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538232/ \n\n Fei, Q., Lin, Y., & Chen, X. (2020). Treatments for infantile Hemangioma: A systematic review and network meta-analysis. EClinicalMedicine, 26. https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2020.100506 \n\n Novoa, M., Baselga, E., Beltran, S., Giraldo, L., Shahbaz, A., Pardo-Hernandez, H., & Arevalo-Rodriguez, I. (2019). Interventions for infantile haemangiomas of the skin: abridged Cochrane systematic review and GRADE assessments. British Journal of Dermatology, 180(3), 527–533. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/bjd.17407 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
CEGAH TUMOR DENGAN GERAKAN C-E-R-D-I-K<\/a><\/h3>
\n\n Halo Sahabat Hermina, mendengar kata Tumor adalah momok yang menakutkan. Namun apa sih sebenernya Tumor itu? Tumor adalah benjolan yang muncul akibat pertumbuhan sel - sel tubuh yang berlebihan. Hal ini bisa terjadi saat dimana pembentukan sel-sel tubuh baru terus terjadi tetapi sel- sel yang seharusnya mati masih tetap bertahan. \n\n Tumor bersifat jinak maupun ganas. Tumor jinak tidak menyebar dan menyerang sel- sel normal disekitarnya, sedangkan tumor ganas bersifat menyebar kebagian tubuh lain dan menyerang sel - sel di sekitarnya. \n\n Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu tumbuhnya tumor, diantaranya: \n\n \n \n Terlalu banyak makan berlemak \n \n \n Paparan sinar matahari dan radiasi yang berlebihan \n \n \n Infeksi virus atau bakteri \n \n \n Konsumsi obat-obatan imunosupresif \n \n \n Konsumsi minuman beralkohol \n \n \n Merokok \n \n \n Obesitas \n \n \n\n Gejala utama tumor adalah munculnya benjolan yang dapat terlihat dari luar tetapi ada juga yang tidak terlihat dari luar jika tumbuh di organ dalam misalnya di tenggorokan, usus, pankreas, rahim, ginjal ,dan sebagainya. Benjolan yang tumbuh di organ dalam akan diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dokter. \n\n Pada kasus tumor yang bersifat ganas atau kanker, seringkali muncul gejala seperti demam, lemas, hilang nafsu makan, sulit menelan, perubahan warna kulit, berat badan turun drastis, terdapat perdarahan atau memar yang tidak diketahui penyebabnya Segera periksakan diri ke Dokter bila muncul gejala- gejala di atas. Karena bisa jadi gejala-gejala tersebut menandakan adanya tumor ganas dalam tubuh. \n\n Tumor yang bersifat jinak bisa menjadi ganas dan berubah menjadi kanker bila tidak dilakukan deteksi awal atau pencegahan. Resiko kematian akibat keganasan akibat tumor yang tidak disadari pertumbuhannya oleh penderita dapat dicegah dengan gerakan CERDIK : \n\n \n \n Cek kesehatan secara berkala \n \n \n Enyahkan asap rokok \n \n \n Rajin aktivitas fisik \n \n \n Diet sehat dengan kalori seimbang \n \n \n Istirahat yang cukup \n \n \n Kelola stres \n \n \n\n Ketika mengalami gejala- gejala diatas, segeralah hubungi dokter bedah, dr. Riza Maulana Nasution, SpB di RS Hermina Metland Cibitung agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Beliau praktek pada hari Senin-Jumat pukul 14.00-21.00 dan Sabtu pukul 14.00-19.00 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 12 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Beda Ganas atau Jinaknya Tumor Payudara<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, jika Anda menemukan benjolan di sekitar payudara, jangan langsung panik. Bisa jadi, benjolan tersebut adalah tumor payudara yang sifatnya jinak dan bisa jadi disebabkan oleh perubahan hormonal sebelum menstruasi atau menjelang menopause. Tetapi, tidak ada salahnya kita tetap waspada dan memperhatikan benjolan yang tumbuh disekitar payudara. Secara umum, ada dua jenis tumor payudara, yaitu tumor payudara ganas dan tumor payudara jinak. Keduanya tentu tidak sama dan tidak banyak orang yang mengetahui apa perbedaannya. Jadi apa perbedaan antara tumor payudara ganas dan tumor payudara jinak? \n\n Beda Tumor Payudara Jinak dan Tumor Payudara Ganas \n\n Perbedaan paling mendasar antara tumor payudara ganas dan jinak adalah perkembangannya. Secara umum, tumor ganas berkembang menjadi sel kanker, sedangkan tumor jinak adalah non-kanker dan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi mungkin memerlukan perawatan khusus. Perbedaan lainnya secara lebih spesifik adalah sebagai berikut: \n\n 1. Batasan Tumor \n\n Benjolan tumor payudara jinak memiliki batas yang jelas dengan jaringan di sekitarnya. Sementara, tumor payudara ganas tepi benjolan tidak memiliki batas yang jelas. Permukaannya juga biasanya tidak merata. \n\n 2. Kenyal atau Padatnya \n\n Benjolan tumor payudara jinak bersifat kenyal dan lunak. Semantara tumor payudara ganas biasanya terasa keras dan kaku. \n\n 3. Pergerakan \n\n Benjolan dari tumor payudara jinak biasanya mudah dipindahkan. Sebaliknya, jika tumor payudara ganas, benjolan tidak dapat bergerak sama sekali, seolah-olah telah menyatu dengan jaringan di sekitarnya. \n\n 4. Pertumbuhan \n\n Jika tumor jinak, pertumbuhan dan ukurannya relatif lambat dan sama. Namun, tumor ganas payudara tumbuh dengan cepat dan terlihat menonjol di payudara. \n\n 5. Rasa Nyeri \n\n Ketika benjolan di sekitar payudara ditekan, perhatikan juga rasa nyerinya. Jika ganas, benjolan biasanya tidak nyeri untuk diraba. Tumor jinak terasa nyeri saat memiliki benjolan. \n\n 6. Perubahan Permukaan Kulit \n\n Tumor payudara yang bersifat ganas, lebih mudah untuk dideteksi karena terdapat perubahan jaringan dan tekstur permukaan kulit di sekitar tumor. Dalam kebanyakan kasus, puting juga tertarik ke dalam yang disebabkan karena pembentukan jaringan parut di dalam payudara. \n\n Tumor payudara sering muncul sebagai benjolan keras tunggal atau benjolan di bawah kulit. Sebagian besar jinak, tetapi beberapa jenis tumor payudara dapat berkembang menjadi kanker. Oleh karena itu Sahabat Hermina, deteksi dini menjadi hal yang dianjurkan untuk menghindari keterlambatan penanganan. Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin menjadi langkah awal yang bagus. Dan ketika menemukan hal-hal yang janggal, skrining bisa dilakukan dengan bantuan ahli untuk mendapatkan diagnosis dan hasil pemeriksaan yang lebih akurat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 26 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
4 Tanda Tumor Tulang yang Perlu di Waspadai<\/a><\/h3>
Pengertian Tumor Tulang \n\n \n\n Tumor adalah benjolan pada jaringan lunak atau tulang yang tidak seharusnya berada di tempat tersebut. \n\n \n\n Sebagian tumor tulang dapat bersifat jinak atau ganas, sehingga tidak menyebar. Sebagian lain tumor tulang bersifat ganas. Berikut penjelasannya: \n\n \n\n - Tumor Tulang Jinak (Benign) \n\n Tumor tidak memiliki potensi menyebar ke bagian tubuh lainnya dan memiliki kemampuan rekurensi yang rendah. \n\n \n\n - Tumor Tulang Ganas (Malignant) \n\n Tumor bersifat agresif yang memiliki potensi menyebar baik lokal atau ketempat yang jauh dan memiliki kemampuan rekurensi yang tinggi. \n\n \n\n \n\n 4 Tanda dan Gejala Tumor Tulang \n\n \n\n Berikut ini adalah empat tanda dan gejala tumor tulang, yaitu: \n\n \n\n 1. Nyeri \n\n Merupakan gejala yang paling umum pada tumor tulang. Pada awalnya, nyeri yang dirasakan ringan, tetapi semakin memberat dalam perjalanan penyakit. Selain itu, nyeri tidak membaik dengan pengobatan dan bersifat kronik \n\n \n\n 2. Benjolan atau Bengkak \n\n Umumnya terjadi pada bagian yang terdapat tumor yang disertai dengan adanya gangguan pada pergerakan sendi di sekitarnya. Biasanya disebabkan oleh adanya penekanan dari tumor kepada jaringan lunak disekitarnya. \n\n \n\n 3. Gangguan Pergerakan \n\n Umumnya disebabkan oleh tumor yang berada di sekitar sendi dan menyebabkan gangguan mekanik pada sendi yang menyebabkan keterbatasan ruang gerak. \n\n \n\n 4. Patah Tulang \n\n Patah tulang yang terjadi akibat trauma yang tidak sebanding dan terjadi akibat adanya kerusakan pada struktur tulang akibat tumor. Biasanya menandakan tumor ganas atau tumor jinak yang agresif. \n\n \n\n \n\n Perbedaan Tumor Tulang Jinak dan Ganas \n\n \n\n Tentu ada perbedaan antara tumor jinak dan ganas, di antaranya: \n\n \n\n - Tumor Jinak \n\n \n Tidak nyeri atau nyeri ringan \n Pembesaran tidak cepat \n Ukuran <5cm \n Tidak disertai gejala sistemik (Demam, lemas dan penurunan berat badan) \n \n\n \n\n \n\n - Tumor Ganas \n\n \n Nyeri ringan hingga berat, disertai saat istirahat atau malam dan nyeri progresif \n Ukuran umumnya >5cm \n Disertai gejala sistemik \n Tanda penyebaran dengan pembesaran kelenjar di sekitar tumor \n \n\n \n\n \n\n Penegakan Diagnostik \n\n \n Pemeriksaan X-Ray \n Pemeriksaan nuklir \n Pemeriksaan MRI \n Pemeriksaan biopsi, merupakan baku emas untuk menegakkan iagnose tumor tulang \n \n\n \n\n \n\n Tatalaksana \n\n \n\n Ada berbagai jenis cara pengangkatan tumor, yaitu: \n\n \n\n - Eksisi tumor dengan pembedahan \n\n Eksisi bergantung terhadap agresivitas dari tumor atau bisa dikatakan tumor yang diambil tergantung dari besar dan jenis tumornya. \n\n \n\n - Eksisi intralesional atau kuretase \n\n umumnya digunakan pada tumor jinak tertentu. \n\n \n\n - Eksisi marginal \n\n Mengelilingi tepi lesi digunakan pada tumor jinak atau intermediet. \n\n \n\n - Eksisi luas \n\n Dilakukan dengan mengambil jaringan sehat yang jauh dari tumor, umumnya pada tumor ganas. \n\n \n\n - Eksisi radikal \n\n Dilakukan dengan mengambil sluruh bagian dari tulang dan otot, umumnya pada tumor ganas. \n\n \n\n - Kemoterapi neoadjuvant dan adjuvant \n\n Hanya dilakukan pada tumor ganas dengan risiko penyebaran (metastasis). \n\n Kemoterapi ditujukan untuk: \n\n \n Mengurangi ukuran tumor \n Membatasi penyebaran ke tempat lain \n Mendukung tindakan operasi yang akan dilakukan khususnya limb salvage surgery \n \n\n \n\n - Radioterapi \n\n Dilakukan dengan pemberian radiasi untuk menghancurkan tumor ganas yang sensitive terhadap radiasi (Ewing’s sarcoma). \n\n Indikasi: \n\n \n Terapi tambahan untuk tumor dengan ukuran besar, lokasi sulit (dekat pembuluh darah atau infiltrasi local luas) \n Terapi alternatif untuk amputasi \n Terapi untuk tumor sumsum tulang (myeloma, lymphoma) \n Terapi paliatif \n \n\n \n\n \n\n Jika seseorang mengalami salah satu gejala yang telah disebutkan sebelumnya di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Untuk melakukan pemeriksaan, Sahabat Hermina dapat membuat janji dengan dokter spesialis bedah tulang konsultan onkologi dr. Waluyo Sugito, SpOT (K) Onk di RS Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Perbedaan Tumor dan Kanker?<\/a><\/h3>
Istilah tumor diberikan pada segala benjolan abnormal yang timbul pada tubuh, baik yang kelihatan dipermukaan ataupun yang tersembunyi di dalam tubuh. \n\n Tumor dibagi menjadi dua golongan tumor yaitu tumor jinak dan tumor ganas. \n\n Tumor jinak adalah benjolan tumbuh secara lamban dan bersimpai atau berselaput pembungkus sehingga mudah dioperasi dan diangkat. Tumor ganas disebut juga kanker, tumbuh cepat, tidak bersimpai tumbuhnya menyusup ke bagian yang lain melalui pembuluh darah dan saluran getah bening \n\n Dapat disimpulkan bahwa kanker adalah suatu penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel sel jaringan tubuh yang diluar kontrol \n\n Hal ini disebabkan oleh mutasi gen yang mengontrol pertumbuhan sel. Mutasi gen ini sampai menjadi kanker memerlukan waktu yang lama dari beberapa tahun sampai puluhan tahun. \n\n \n\n Siapa Saja yang Dapat Terkena Kanker? \n\n Kanker dapat menimpa semua orang dan semua golongan umur, tetapi lebih sering menimpa orang yang berusia diatas 40 tahun. Pada umumnya kanker tidak diturunkan, tetapi ada beberapa jenis kanker yang secara genetik dapat diturunkan. \n\n Namun perlu diketahui bahwa kanker tidak ditularkan dari seseorang ke orang lain. \n\n \n\n Apa Penyebab Kanker? \n\n Secara garis besar dapat terjadi karena herediter dan sporadic. Kanker disebabkan oleh berubahnya “instruksi” terhadap pembelahan dan pertumbuhan sel oleh gen. 6-10 % sudah mempunyai “bakat”, tetapi perlu faktor pencetus seperti pada sebagian kasus, adanya kerusakan pada gen oleh berbagai zat-zat di sekitar kita dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. \n\n Faktor-faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker karena kerusakan gen tersebut adalah: \n\n - Bahan kimia, seperti yang terdapat pada rokok dan bahan kimia industri \n\n - Sinar matahari yang berlebih \n\n - Jenis virus tertentu, seperti Human Papiloma Virus (HPV), Epstein-Barr, dan Hepatitis B serta C \n\n - Pemberian hormon berlebih \n\n - Rangsangan berupa benturan dan gesekan pada salah satu bagian tubuh secara berulang dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan luka yang tidak sembuh-sembuh terutama pada tahi lalat \n\n - Makanan tertentu, seperti makanan yang diawetkan dengan mengasinkan mengandung zat pewarna yang tidak aman. Menu yang berlebihan lemak serta kurang serat (sayur-sayuran dan buah-buahan) \n\n \n\n Gaya hidup sehat dapat mencegah kanker. Merokok berkontribusi 5 hingga 16 jenis kanker, bukan hanya kanker paru saja. Karena itu, jangan merokok dan mulai berhenti merokok dari sekarang. Jalankan diet sehat dan olahraga jika mengalami obesitas. Diet yang tinggi lemak dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kanker, oleh karena itu, dianjurkan banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan. \n\n \n\n Bagian Tubuh Mana Saja yang Dapat Terserang Kanker? \n\n Kanker dapat timbul pada semua bagian tubuh. Oleh karena itu dikenal berbagai jenis kanker berdasarkan organ tubuh yang terkena, seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker tulang, kanker paru, kanker hati, kanker lambung dan usus besar, kanker darah, dan sebagainya. \n\n Kanker pada awalnya tumbuh pada satu bagian tubuh. Dalam pertumbuhannya, sel-sel kanker dapat menyebar lebih luas ke bagian-bagian lain, yang disebut anak sebar (metastasis). \n\n \n\n 7 Gejala Kanker yang Perlu Diwaspadai: \n\n Waktu buang air besar besar atau kecil ada perubahan kebiasaan, bentuk yang berubah atau adanya darah \n\n Alat pencernaan terganggu dan susah menelan \n\n Suara serak atau batuk yang tidak sembuh \n\n Payudara atau di tempat lain ada benjolan \n\n Andeng andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi makin besar, gatal atau memerah \n\n Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh \n\n Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh \n\n \n\n Bagaimana Cara Mencegah Kanker? \n\n Upaya pencegahan kanker atau mengurangi resiko terkena kanker dapat dilakukan dengan cara hidup sehat dan menghindari kebiasaan tidak sehat antara lain: \n\n • Hindari makan tinggi lemak, makanan yang diawetkan dan makanlah makanan berserat 3-4 x sehari \n\n • Hindari berganti-ganti pasangan seks \n\n • Hindari merokok \n\n • Hindari pajanan sinar matahari yang berlebihan \n\n • Periksakan kesehatan secara berkala \n\n \n\n Apakah Kanker Dapat Disembuhkan? \n\n Tidak semua kanker yang telah dideteksi dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati dengan tepat dan cepat, maka lebih besar kemungkinan untuk sembuh. Jadi penting untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara berkala. \n\n \n\n Tidak semua jenis kanker dapat dideteksi secara dini, tetapi ada beberapa jenis kanker yang dapat dideteksi dini, yaitu kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kulit, kanker prostat dan kanker usus besar \n\n \n\n Bagaimana Pengobatan Kanker? \n\n Pengobatan kanker pada umumnya sama yaitu dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa cara, antara lain: \n\n \n Pembedahan (Operasi) \n Penyinaran (Radioterapi) \n Obat pembunuh sel-sel kanker dengan sitostatika (kemoterapi) \n Peningkatan daya tahan tubuh (Imunoterapi) \n Pengobatan dengan hormon \n \n\n \n\n Keberhasilan pengobatan bergantung pada tingkat atau stadium kanker. Oleh karena itu, disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan agar Sahabat Hermina dapat memantau kesehatan diri, serta jangan lupa untuk selalu menjaga pola hidup sehat. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Benign Prostatic Hyperplasia<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, seiring dengan bertambahnya usia menyebabkan seorang pria memiliki risiko yang semakin tinggi untuk terkena BPH. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah penyakit yang sangat sering mengakibatkan masalah pada pria yang terjadi ketika sel-sel prostat tumbuh tidak normal. Ketika prostat membesar, prostat menekan uretra, saluran yang membawa urin ke kandung kemih. \n\n Benign prostatic hyperplasia (BPH) ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun. Meskipun BPH bukanlah penyakit yang mengancam jiwa, tetapi secara serius dapat mempengaruhi kualitas hidup. \n\n \n\n Ada beberapa kondisi yang bisa memicu terjadi BPH. Berikut beberapa faktor risiko yang harus diwaspadai: \n\n \n Usia \n \n\n Proses penuaan akan menginduksi penghambatan proses maturasi sel sehingga perkembangan sel-sel yang berdiferensiasi berkurang dan mengurangi tingkat kematian sel \n\n \n Genetik \n \n\n Diperkirakan lebih dari 50% pria menderita penyakit BPH secara genetik \n\n \n Obesitas \n \n\n Pada obesitas, terjadi peningkatan kadar estrogen yang berpengaruh terhadap pembentukan BPH melalui peningkatan sensitisasi prostat terhadap androgen dan menghambat proses kematian sel-sel kelenjar prostat \n\n \n Penyakit Diabetes Mellitus \n \n\n Peningkatan kadar glukosa puasa plasma berhubungan dengan peningkatan ukuran prostat dan peningkatan risiko pembesaran prostat \n\n \n Jarang melakukan aktifitas fisik dan olahraga \n \n\n \n\n Gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita BPH yaitu: \n\n 1. Nookturia atau buang air kecil berlebih pada malam hari \n\n 2. Inkontinensia urin atau ngompol atau tidak terasa saat berkemih \n\n 3. Aliran urin tersendat-sendat \n\n 4. Mengeluarkan urin disertai darah \n\n 5. Merasa tidak tuntas setelah berkemih \n\n \n\n Untuk menentukan apakah pasien menderita BPH, pemeriksaan yang dapat dilakukan selanjutnya adalah: \n\n \n Pemeriksaan fisik \n Laboratorium Urinalisis dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau hematuria dan kreatinin serum diperiksa untuk menilai faal ginjal \n Pemeriksaan USG dapat dilakukan melalui trans abdominal ultrasonography (TAUS) dan trans urethral ultrasonography (TRUS). Dari TAUS diharapkan mendapatkan informasi mengenai perkiraan volum (besar) prostat; menghitung sisa (residu) urin paska miksi; panjang protusi prostat ke buli-buli. Pada pemeriksaan TRUS dicari kemungkinan adanya keganasan prostat berupa area hipoekoik dan sebagai penunjuk dalam melakukan biopsi prostat \n Sistoskopi dengan memasukkan selang fleksibel berkamera untuk melihat kondisi uretra dan kandung kemih. Sistoskopi tidak dianjurkan untuk menentukan pengobatan tetapi dapat membantu dalam memilih tindakan bedah pada pasien yang memilih terapi invasif \n Residual volum urin postvoid (RVP) untuk melihat volume urin yang tersisa di kandung kemih setelah berkemih \n Uroflowmetri apabila hasil uroflometri menunjukkan pancaran aliran urin lemah, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya obstruksi (misalnya: hiperplasia prostat) \n \n\n \n\n BPH yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu: Hidroureter, hidronefrosis, juga gagal ginjal. \n\n Pengobatan BPH tergantung pada usia dan kondisi pasien, ukuran prostat, serta tingkat keparahan gejala. Bila gejala yang dirasakan tergolong ringan, pasien bisa melakukan penanganan secara mandiri untuk meredakan gejala, yaitu dengan: \n\n \n Menghindari minum apapun satu atau dua jam sebelum tidur \n Membatasi asupan minuman yang mengandung kafein dan alkohol \n Membatasi konsumsi obat yang mengandung dekongestan dan antihistamin \n Tidak menahan atau menunda buang air kecil \n Membuat jadwal untuk buang air kecil, misalnya tiap 4 atau 6 jam \n Menjaga berat badan ideal, dengan menjalani pola makan yang sehat \n Berolahraga secara teratur \n Mengelola stres dengan baik \n \n\n \n\n Satu-satunya cara menangani BPH dengan gejala menengah hingga parah adalah melalui operasi. Ada sejumlah metode operasi prostat yang bisa digunakan dokter urologi untuk mengatasi BPH, di antaranya: \n\n 1. Transurethral resection of the prostate (TURP) \n\n TURP merupakan metode operasi yang paling sering dilakukan untuk mengangkat kelebihan jaringan prostat. Dalam prosedur ini, jaringan prostat yang menyumbat diangkat sedikit demi sedikit, menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui lubang kencing. \n\n 2. Transurethral incision of the prostate (TUIP) \n\n TUIP tidak mengangkat jaringan prostat, namun membuat irisan kecil pada prostat agar aliran urine menjadi lancar. Prosedur ini dilakukan pada pembesaran prostat yang ukurannya kecil hingga sedang. \n\n \n\n Meskipun sudah dilakukan penelitian di bidang kesehatan prostat, tetapi para ilmuwan masih belum tahu mengapa pria mendapatkan perbesaran prostat sementara yang lain tidak. Hingga saat ini, tindakan paling baik untuk mencegah perbesaran prostat adalah dengan menjaga berat badan sehat dengan mengurangi kelebihan kalori serta aktif secara fisik \n\n \n\n Nah, sahabat Hermina, jika mengalami gejala-gejala tersebut segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, BPH yang tak ditangani depat tepat bisa memicu berbagai komplikasi. Salam Sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 April 2023<\/li><\/ul><\/div>