- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sering Ngompol di Malam Hari? Orang Dewasa Wajib Tahu!<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tak hanya anak kecil, orang dewasa pun masih ada yang ngompol. Mengompol bisa menandakan kalau Anda terlalu banyak minum sebelum sebelum tidur, tidak bisa mengendalikan hasrat pipis karena ketakutan, ataupun hal lainnya. Namun, ngompol pada orang dewasa adalah sebuah sinyal jika Anda mengalami gangguan kesehatan tertentu. \n\n Penyebab ngompol pada orang dewasa \n\n Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab mengompol atau inkontinensia urine pada orang dewasa. \n\n \n Kandung kemih yang terlalu aktif \n \n\n Kandung kemih yang terlalu aktif merujuk pada otot detrusor yang ada di kandung kemih. Otot ini rileks saat kandung kemih terisi dan berkontraksi ketika sudah waktunya untuk mengosongkan. Jika otot-otot ini berkontraksi pada waktu yang salah, seseorang mungkin tidak dapat mengontrol buang air kecil. \n\n \n Pembesaran prostat \n \n\n Penyakit prostat bengkak dapat menghalangi aliran urine tersebut. Sel prostat yang membesar dapat menekan uretra. Ketika uretra menyempit karena tertekan prostat bengkak, kandung kemih harus berkontraksi kuat untuk mendorong urine ke seluruh tubuh. Lambat laun, otot kandung kemih jadi menebal, lebih sensitif, dan terkadang berkontraksi ketika kandungan urine masih sedikit. \n\n \n Infeksi kandung kemih \n \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) dapat menyebabkan buang air kecil yang sering dan tidak terduga. ISK sering kali menyebabkan peradangan dan iritasi pada kandung kemih yang selanjutnya dapat memperburuk inkontinensia dan mengompol di malam hari. \n\n \n Diabetes \n \n\n Diabetes, khususnya diabetes insipidus, dapat menyebabkan mengompol saat dewasa. Pasien dengan diabetes insipidus menghasilkan volume urin yang besar. Peningkatan produksi ini dapat menyebabkan enuresis nocturnal. Diabetes insipidus juga terjadi ketika ada ketidakseimbangan hormon dalam tubuh atau ketika ginjal gagal untuk memproses hormon tertentu. Kondisi ini bisa diobati dengan obat atau terapi hormon. \n\n \n Gangguan tidur \n \n\n Sleep apnea obstruktif juga dapat menyebabkan ngompol saat tidur. Sleep apnea merupakan gangguan tidur di mana seseorang berhenti bernapas berulang kali selama tidur. Satu studi menemukan bahwa 7 persen dari orang yang memiliki gangguan tidur ini mengalami mengompol. Buang air kecil selama tidur mungkin menjadi lebih sering karena sleep apnea yang memburuk. \n\n \n Efek obat \n \n\n Beberapa obat resep dapat membuat buang air kecil lebih sering dan meningkatkan kontraksi kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan mengompol. Obat-obatan ini termasuk alat bantu tidur, antipsikotik, dan lain-lain. \n\n Cara penanganan ngompol pada orang dewasa \n\n \n Kurangi penyebab iritasi kandung kemih: Kafein, alkohol, pemanis buatan, dan minuman manis dapat mengiritasi kandung kemih dan menyebabkan lebih sering buang air kecil. Kurangi konsumsi pemicu iritasi kemih ini. \n Pemberian obat-obatan: antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih, obat antikolinergik dapat menenangkan otot kandung kemih yang teriritasi atau terlalu aktif, desmopresin asetat untuk meningkatkan kadar ADH, dan penghambat 5-alfa reduktase untuk mengecilkan prostat yang membesar. \n Operasi: Operasi ini seperti stimulasi saraf sakral, clam cystoplasty (pembesaran kandung kemih), miektomi detrusor, dan perbaikan prolaps organ panggul. \n \n\n Selain mengganggu kualitas tidur, ngompol di malam hari juga bisa membuat diri Anda malu. Maka dari itu, jangan ragu untuk datang ke dokter dan berkonsultasi segera! Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Persiapan Operasi BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, kelenjar prostat merupakan salah satu bagian dari alat reproduksi pada pria yang terletak di bawah kandung kemih pria dan seiring dengan bertambahnya umur, akan membesar. Benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia, seperti halnya rambut menjadi putih. Oleh karena itulah, dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BPH. Angka kejadian BPH yang simptomatik (bergejala) pada pria umur 40-49 tahun mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25% pada usia 60 tahun 43% dan hingga 90% pada pria diatas 80 tahun. \n\n Dalam penatalaksanaannya, selain menggunakan obat-obatan, terdapat pula pilihan pembedahan sebagai opsi terapi. Terdapat dua jenis operasi prostat yang dapat direkomendasikan oleh dokter, yaitu TURP (transurethral resection of the prostate) dan prostatektomi radikal. Berikut penjelasannya: \n\n \n TURP (transurethral resection of the prostate) \n \n\n TURP umumnya dilakukan pada pasien-pasien dengan gangguan berkemih akibat dari pembesaran prostat jinak/benign prostatic hyperplasia (BPH), yang menyebabkan lumen saluran kencing menjadi sempit sehingga mengganggu aliran kencing. Pada TURP, dilakukan pengerokan bagian dalam prostat yang menyumbat aliran urine, dengan harapan urine bisa mengalir lancar kembali. \n\n \n Prostatektomi Radikal \n \n\n Prostatektomi radikal, ditujukan untuk terapi pada kanker prostat, dimana proses pembedahan meliputi pengangkatan seluruh jaringan prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar getah bening di sekitarnya. \n\n Persiapan Operasi Prostat \n\n Untuk persiapan operasi, pasien akan dilakukan tes darah, tes pancaran kencing (uroflowmetry), dan pemeriksaan imaging (baik USG maupun MRI). Pasien akan dipersiapkan secara optimal dengan mengkonsultasikan pasien ke bagian jantung, paru, penyakit dalam, dan anestesi. Pasien akan dipuasakan 6 jam sebelum operasi untuk syarat pembiusan, dan diberikan antibiotik sebagai upaya pencegahan infeksi. \n\n Prosedur Operasi Prostat \n\n Pembiusan dapat berupa bius umum (general anesthesia) atau spinal (setengah badan) tergantung pada jenis operasi dan arahan dari Dokter Anestesi. \n\n Operasi TURP dilakukan tanpa sayatan pada luar tubuh. Pada TURP, alat yang dilengkapi dengan kamera akan dimasukkan melalui lubang kencing untuk mengevaluasi kondisi bagian dalam saluran kencing hingga ke kandung kemih. Lalu, setelah menilai pembesaran prostat, bagian dalam prostat akan dikerok hingga lumen saluran menjadi terbuka kembali dan aliran urin bisa keluar lancar. Potong jaringan prostat yang sudah dikerok, akan diperiksakan ke Patologi Anatomi, untuk menilai jaringan apakah jinak atau ganas. \n\n Pada prostatektomi radikal, setelah dilakukan pengangkatan prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar getah bening di sekitarnya, saluran kencing akan dijahitkan kembali ke kandung kemih. Jaringan prostat yang sudah diangkat, akan diperiksakan juga ke Patologi Anatomi. \n\n Setelah Operasi Prostat \n\n Secara umum, setelah menjalani operasi, Dokter akan mengevaluasi keluhan subjektif pasien setiap hari, seperti demam/mual/muntah/nyeri, dan apakah aliran kateter lancar/disertai darah. Pasien yang sudah menjalani operasi prostat akan diberikan obat penahan rasa sakit, antibiotik, serta obat tambahan lainnya (seperti obat mual). \n\n Pasien post TURP, akan dievaluasi selama beberapa hari dan akan dicoba lepas kateter pada hari ke-3 untuk tes kencing spontan. Diharapkan jika pasien dapat kencing spontan setelah operasi, pasien diperbolehkan rawat jalan, dan akan dievaluasi kembali melalui poli rawat jalan 1 minggu setelah operasi. Pada pasien yang tidak berhasil kencing spontan, akan dipasang kateter kembali, dan akan dievaluasi melalui poli rawat jalan mengenai kemungkinan adanya faktor selain prostat yang mengganggu fungsi berkemih, seperti gangguan persarafan. \n\n Pada pasien post prostatektomi radikal, pasien akan dipasang kateter selama masa penyembuhan, yaitu perkiraan 2 minggu, dan pulang dari perawatan dengan membawa pulang kateter. Selanjutnya, kateter akan dilepas bersamaan dengan evaluasi sambungan luka operasi dengan menggunakan studi kontras dan x-ray. \n\n Nah Sahabat Hermina, penting sekali untuk memeriksakan diri ke Dokter jika mengalami gangguan berkemih untuk mengevaluasi prostat. Dengan mengenali gejala-gejala gangguan prostat, Dokter dapat melakukan evaluasi dan perencanaan dan pentalaksaan yang tepat. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 13 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Persiapan Operasi Batu Saluran Kemih (Batu Ginjal)<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tanda-tanda keberadaan batu saluran kemih baru dapat dirasakan saat batu berukuran besar dan tertahan dalam ginjal, berpindah ke dalam ureter, atau saat terjadi infeksi. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri hebat yang disebut kolik ginjal. Pembentukan materi keras ini diakibatkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang membuat mineral dan garam mengendap di dalam ginjal. Batu saluran kemih bisa terbuat dari mineral seperti kalsium atau produk limbah seperti asam urat. Batu saluran kemih bisa muncul pada berbagai lokasi sepanjang saluran kemih, mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra. Jika batu tidak dapat keluar dengan sendirinya, maka dibutuhkan prosedur operasi. \n\n Operasi batu saluran kemih adalah prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan batu atau endapan dari ginjal dan saluran kemih. Terdapat berbagai macam tindakan operasi untuk batu saluran kemih, yang pilihannya bergantung terutama pada ukuran dan lokasi batu. \n\n Persiapan Operasi Batu Saluran Kemih \n\n Setelah didiagnosis mengalami batu ginjal dan harus menjalani operasi, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. \n\n Pastikan Anda memahami risiko dan manfaat dari setiap pilihan operasi yang ada. Ajukan beberapa pertanyaan ini kepada dokter kamu: \n\n \n Apa efek samping operasi ini? \n Seberapa besar kemungkinan itu akan mengobati batu saluran kemih saya? \n Berapa lama saya harus tinggal di rumah sakit sesudahnya? \n Apa yang akan dokter berikan kepada saya untuk mengendalikan rasa sakit setelah operasi? \n Apakah ada kemungkinan saya harus mengulang operasi? \n \n\n Setelah Operasi batu Ginjal \n\n Proses pemulihan tergantung dari prosedur mana yang dilakukan. Penentuan prosedur didasarkan pada ukuran dan lokasi batu dan kondisi kesehatan pasien. Untuk prosedur minimal invasif seperti Lithotripsy umumnya pasien dapat bangun dan berjalan satu hari setelah operasi. Banyak orang dapat sepenuhnya melanjutkan aktivitas sehari-hari dalam satu hingga dua hari. \n\n Sementara untuk prosedur bedah terbuka biasanya butuh waktu lebih lama hingga 6 minggu sampai benar-benar pulih. Oleh karena itu, prosedur bedah terbuka hanya dilakukan pada batu berukuran besar yang sulit dihancurkan dengan prosedur minimal invasif. \n\n Nah Sahabat Hermina, operasi batu ginjal harus segera dilakukan sebelum ukuran batu bertambah besar dan mengganggu kesehatan tubuh Anda. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 13 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>