- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 05 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Imunisasi Anak di Era Pandemi<\/a><\/h3>
Tujuan imunisasi, yaitu untuk melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal), menurunkan prevalensi/tingkat penyebaran penyakit, Eradikasi/pemusnahan penyakit (final goal). \n\n Manfaat imunisasi yaitu, proteksi spesifik individu yang diimunisasi sehingga membentuk kekebalan individu, membentuk Kekebalan Kelompok/Community Protection dan Kekebalan komunitas diharapkan minimal 95% dan proteksi Lintas Kelompok/Cross Protection, yaitu kekebalan komunitas pada kelompok usia tertentu memberikan perlindungan terhadap kelompok lainnya. \n\n Jika anak tidak mendapat imunisasi rutin lengkap, maka kekebalan tidak sempurna dan hal ini berpotensi tinggi tertular penyakit menjadi berat/timbul komplikasi, cacat, dan akhirnya meninggal. Akumulasi anak yang tidak melengkapi imunisasi rutin akan berdampak tidak timbulnya kekebalan kelompok (Herd Immunity), yang pada akhirnya meningkatkan resiko terjadi KLB PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). \n\n Bagaimana situasi cakupan imunisasi di era pandemi? \n\n Terdapat 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Buletin Data Imunisasi Tahun 2021 cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per Bulan (Kumulatif) pada Tahun 2019-2021, data menunjukkan bahwa terjadi gap/ketidakseimbangan yang semakin besar pada bulan Januari-November 2021, tetapi mengalami penurunan gap pada bulan Desember 2021 hingga selisih hanya 9,4% dari target nasioanl yang ditetapkan. \n\n Pada tahun 2020 dan tahun 2021, Capaian IDL Provinsi Jawa Barat belum mencapai target. Pada Tahun 2021, hanya 11 Kabupaten/Kota di Jawa Barat mencapai target. \n\n Bagaimana imunisasi di era pandemi? \n\n Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I. \n\n Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menerapkan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta prinsip menjaga jarak aman 1-2 meter (physical distancing), sehingga pelaksanaan imunisasi tetap AMAN untuk petugas kesehatan dan sasaran \n\n Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan efisien untuk optimalisasi pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19.Tujuan dari imunisasi ganda yaitu melindungi anak, mengurangi Kunjungan, dan lebih efisien. \n\n Apa yang dimaksud BIAN? \n\n Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, pemerintah menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berlangsung dua tahap. Yakni Tahap I di seluruh provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali yang sudah dimulai bulan Mei 2022, dengan imunisasi yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib. \n\n Sedangkan untuk BIAN Tahap 2 akan berlangsung di seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali mulai Agustus 2022. Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi campak rubella menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib. \n\n Imunisasi memang tidak memberikan perlindungan 100 persen pada anak. Si Kecil yang telah diimunisasi masih mungkin terserang suatu penyakit, tetapi kemungkinannya jauh lebih kecil, yaitu hanya sekitar 5-15 persen. Hal ini bukan berarti gagal, tetapi karena memang perlindungan imunisasi sekitar 80-95 persen. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 18 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Demam Berdarah pada Anak<\/a><\/h3>
Infeksi Dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia (Indonesia peringkat ke dua di dunia). Sebagian besar pasien sembuh sendiri dengan perjalanan klinis ringan, sebagian kecil berkembang menjadi penyakit berat \n\n \n\n Penyebab demam berdarah \n\n Nyamuk yang menularkan penyakit DBD adalah Gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang dalam tubuhnya terdapat virus dengue. Nyamuk lain yang lebih jarang adalah Aedes albopictus dan yang sangat jarang adalah Aedes polynesiensis dan Aedes scutellaris. \n\n Sifat-sifat nyamuk Aedes aegypti yaitu menggigit manusia/antropofilik (dengan menghisap darah untuk mematangkan telur dalam tubuhnya) umumnya menggigit pada siang hari (dari pagi sampai petang). \n\n pada satu waktu senang menggigit berulang-ulang sekaligus kepada banyak orang (ini alasan di satu tempat dapat terjadi banyak orang yang terkena DBD). Biasa hidup di sekitar perumahan atau tempat-tempat umum, di tempat yang agak gelap seperti baju atau kain yang bergantungan di balik pintu, atau beristirahat di kolong/bawah meja atau kursi, Jarak terbang sekitar 100–200 meter. Senang meletakkan telurnya pada tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti vas bunga, tempat minum burung, ban bekas/ kaleng bekas/gelas plastik bekas tempat minuman/batok kelapa yang didalamnya terisi genangan air hujan. \n\n \n\n Cara penularan penyakit DBD \n\n Nyamuk betina terinfeksi virus dengue sewaktu dia menghisap darah dari pasien dengue fase demam pada saat darahnya banyak mengandung virus (viremia), yaitu 2 hari sebelum sampai 5 hari sesudah demam timbul. Nyamuk bersifat infektif dalam 8-12 hari sesudah menghisap darah (masa inkubasi ekstrinsik) dan bisa tetap infektif selama hidupnya ( virus berkembang biak pada saluran pencernaan dan akhirnya bisa sampai di kelenjar ludah). Nyamuk menggigit orang lain (yang sehat dengan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan (orang tertular virus dengue). Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) dan setelah itu akan mulai timbul gejala-gejala penyakit) \n\n \n\n Gejala penyakit DBD \n\n Gejala penyakit DBD pada fase demam yaitu demam mendadak tinggi, terus menerus nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit, khususnya kulit wajah (flushing) nafsu makan berkurang, mual, dan muntah sering ditemukan. Fase ini sulit dibedakan dengan penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit dengue berat dan yang tidak berat. Fase ini biasanya berlangsung selama 2–7 hari. Pada Fase kritis berada di hari ke 4 sampai 6 (dapat terjadi lebih awal pada hari ke 3 atau lebih lambat pada hari ke 7) sejak dari mulai sakit demam. Terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler, perembesan plasma (plasma leakage), darah menjadi kental, dapat menyebabkan syok sampai kematian. \n\n \n\n Tanda bahaya \n\n Muntah yang terus menerus, nyeri perut, perdarahan pada kulit, dari hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah. Dapat ditemukan badan dingin (terutama pada ujung lengan dan kaki) sebagai tanda syok, tampak lemas, bahkan terjadi penurunan kesadaran. Pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai peningkatan nilai hematokrit yang nyata. Fase ini terjadi saat suhu tubuh mulai turun sampai mendekati batas normal (defervescence)dan sering menyebabkan terlambatnya orang berobat, karena menganggap bila suhu tubuh mulai turun berarti penyakit akan mengalami penyembuhan. Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler akan menunjukkan perbaikan klinis menuju kesembuhan. \n\n \n\n Pengobatan penyakit DBD \n\n Belum ada obat (anti virus) yang spesifik. Pengobatan utama yaitu mempertahankan keseimbangan cairan dengan pemberian cairan yang cukup . Bila tidak ada muntah dan masih mau minum pada fase demam, boleh dirawat di rumah dengan pemberian cairan/minum dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Obat yang direkomendasikan adalah obat yang mengandung parasetamol, sedangkan asetosal dilarang penggunaannya dan ibuprofen tidak direkomendasikan. \n\n \n\n Pencegahan penyakit DBD pada anak \n\n Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus (Menguras tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk atau kalau tidak memungkinkan dibuang dengan cara menguburnya, plus segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menggunakan kelambu saat tidur, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, mengoleskan obat anti nyamuk (repellent) pada daerah kulit terbuka, kecuali muka, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, serta memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. Pemberian vaksin dengue usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG anti-dengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti-dengue positif. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 18 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>