- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala dan Cara Mencegah Kanker Serviks <\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umunya berkembang perlahan dan baru menunjukan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Serviks atau leher rahim memiliki fungsi sebagai tempat melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar, serta berfungsi memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. \n\n Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, ada lebih dari 600.000 kasus kanker serviks dengan 342.000 kematian di seluruh dunia. \n\n Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian akibat kanker ini. \n\n Penyebab Kanker Serviks sendiri terjadi oleh beberapa faktor yaitu: \n\n Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks. Infeksi virus ini sangat rentan menyasar individu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan. \n\n Perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu juga bisa meningkatkan risikonya. \n\n Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini. \n\n \n\n Berikut ini gejala kanker serviks yang perlu kamu perhatikan: \n\n 1.Pendarahan vagina, yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks. \n\n 2.Perdarahan saat berhubungan seksual, jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks. \n\n 3.Keputihan yang tidak biasa, gejala kanker serviks lainya adalah keputihan akan mengalami perubahan warna, meiliki aroma yang tidak sedap, serta terjadinya perubahan tekstur dan konsistensi vagina. \n\n 4.Frekuensi buang air kecil meningkat,Sakit saat buang air kecil dan tidak bisa menahan keinginan untuk buang air kecil juga menjadi gejala dari kanker serviks. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih. \n\n 5.Mudah Lelah, Kondisi ini terjadi akibat perdarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia yang menyebabkan munculnya rasa lelah. \n\n \n\n Upaya Pencegahan kanker serviks: \n\n 1. Gaya hidup sehat (nutrisi terjaga, olah raga, tidak merokok) \n\n 2. Tidak berganti-ganti pasangan seksual \n\n 3. Menjaga kebersihan area genital \n\n 4. Vaksin HPV \n\n 5. Deteksi dini melalui papsmear dan IVA secara rutin \n\n Jika memiliki beberapa gejala kanker serviks yang berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi semakin parah, segera kunjungi dokter. \n\n Jangan menganggap kondisi ini sepele, sebab banyak pengidapnya yang bisa sembuh jika melakukan pemeriksaan sedini mungkin. \n\n Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dokter lakukan \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perempuan dan Kebahagiaan<\/a><\/h3>
Dalam konteks sosial dan budaya, definisi perempuan seringkali mencakup peran, harapan, dan standar yang ditetapkan untuk perempuan oleh masyarakat. Definisi perempuan juga dapat bervariasi lintas budaya dan konteks, dengan peran dan hak perempuan bervariasi dari faktor-faktor seperti agama, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang dominan. \n\n Penting untuk diingat bahwa gender adalah konsep yang kompleks dan kompleksitasnya tidak dapat direduksi menjadi faktor biologis saja. Pengalaman dan identitas perempuan sangat bervariasi, termasuk perbedaan identitas gender, seksualitas, budaya dan pengalaman hidup. Definisi perempuan dapat berkembang seiring perubahan sosial, budaya, dan pengertian yang lebih luas tentang kesetaraan gender. Kesehatan mental wanita sangat penting untuk menjadi bahagia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu wanita tetap sehat dan bahagia: \n\n 1. Self-care (Perawatan Diri): Jadikan waktu untuk merawat diri sendiri secara teratur. Ini dapat meliputi kegiatan seperti olahraga, meditasi, membaca buku, menjalankan hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekat. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan fisik dan emosional Anda adalah prioritas. \n\n 2. Mengelola stres: Terapkan strategi pengelolaan stres yang efektif, seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau yoga. Juga, identifikasi faktor-faktor stres dalam hidup Anda dan cari cara untuk mengatasinya, seperti dengan mengatur waktu dengan baik, belajar mengatakan tidak, atau mencari dukungan dari orang-orang terdekat. \n\n 3. Memprioritaskan hubungan yang sehat: Jalin hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung Anda dan memberikan rasa cinta, dukungan, dan pemahaman. Bersosialisasi secara teratur dengan teman dan keluarga, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa membutuhkannya. \n\n 4. Mengembangkan pola pikir yang positif: Sadari pikiran dan pola pikir negatif yang mungkin muncul, dan gantikan dengan pemikiran yang lebih positif. Latih diri Anda untuk menghargai diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang baik dalam hidup Anda. Juga, latih diri Anda untuk menerima perubahan dan menghadapi tantangan dengan sikap yang optimis. \n\n 5. Mengatur batas pribadi: Belajar mengatur batas-batas yang sehat dalam hubungan dan kegiatan sehari-hari Anda. Jangan ragu untuk mengatakan tidak jika Anda merasa terbebani atau jika permintaan orang lain melebihi kemampuan Anda. Menjaga keseimbangan antara kebutuhan Anda dan kebutuhan orang lain penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. \n\n 6. Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah atau merasa terjebak dalam pola pikir yang negatif, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin Anda hadapi. \n\n Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki kebutuhan unik dan jalan hidup yang unik. Itulah mengapa penting untuk menemukan strategi yang paling cocok untuk Anda. Prioritaskan kesehatan mental Anda dan jangan ragu untuk mencari dukungan saat Anda membutuhkannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Perbedaan Premenopause, Menopause, dan Postmenopause<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, \n\n Seperti yang kita ketahui bahwa Menopause merupakan suatu masa dimana menstruasi terhenti pada setiap wanita direntang diusia rata-rata mulai 40 - 50 tahun. Terjadinya menopause merupakan tanda berakhirnya usia reproduksi seorang wanita. \n\n Menopause dapat menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh. Gejala – gejala ini disebabkan karena berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron di dalam ovarium. \n\n Adapun gejala yang paling sering dirasakan ialah rasa kepanasan, peningkatan berat badan, dan keringnya vagina. Pada beberapa kasus dapat terjadi atrofi vagina (dinding vagina menipis) akibat keringnya vagina. Hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada saat berhubungan seksual. Selain itu, Menopause dapat juga meningkatkan risiko osteoporosis. \n\n Menopause alami terjadi bukan karena proses operasi, ataupun kondisi kesehatan tertentu, dan merupakan suatu proses alami akibat penuaan. Seiring bertambahnya usia, siklus reproduksi akan melambat dan pada akhirnya akan terhenti. Siklus reproduksi dimulai saat pubertas, dan terus menerus berfungsi setelahnya. Saat mendekati menopause, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium akan berkurang. Ketika hal ini terjadi, siklus menstruasi akan berubah. Menstruasi dapat menjadi tidak teratur hingga akhirnya terhenti dan akan ada beberapa perubahan fisik yang dapat terjadi dikarenakan tubuh beradaptasi dengan perubahan kadar hormon ini. Saat mendekati menopause, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur ke tuba fallopi, dan Anda akan mengalami akhir menstruasi. \n\n Menopause alami merupakan akhir menstruasi yang bukan disebabkan karena terapi medis maupun kondisi kesehatan tertentu. \n\n Ada 3 fase yang terjadi, yaitu: \n\n \n Premenopause atau transisi menopause \n Premenopause terjadi 8 hingga 10 tahun lebih awal sebelum terjadi menopause, ketika ovarium mulai memproduksi lebih sedikit estrogen secara gradual. Umumnya dimulai saat wanita berusia 40 tahun, namun juga dapat terjadi lebih awal. Perimenopause akan bertahan hingga terjadi menopause, saat dimana ovarium benar – benar berhenti melepaskan sel telur. Pada satu hingga dua tahun terakhir masa perimenopause, kecepatan turunnya kadar estrogen akan semakin bertambah. Pada saat inilah, wanita umumnya mengalami gejala menopause. Pada saat ini, wanita masih mengalami menstruasi yang artinya masih berpotensi untuk hamil. \n Menopause \n Menopause merupakan saat dimana wanita sama sekali tidak mengalami menstruasi. Pada fase ini, ovarium berhenti melepaskan sel telur dan berhenti memproduksi estrogen. Menopause didiagnosis ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut – turut. \n \n\n Gejala yang diantaranya sering dialami adalah kurang bersemangat , mudah tersinggung dan hot flush dan keringat di malam hari. \n\n Perubahan siklus menstruasi – menjadi lebih sering atau lebih tidak teratur – adalah salah satu tanda pertama menopause semakin dekat. \n\n \n Postmenopause \n Fase ini terjadi setelah fase menopause, yaitu apabila seorang wanita sudah melalui menopause, dimana tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan secara berturut – turut. Pada fase ini, gejala – gejala yang dialami misalnya sering merasa kepanasan dapat hilang. Namun pada beberapa kasus, gejala menopause dapat bertahan lebih lama. Sebagai akibat dari menurunnya kadar estrogen, wanita pada fase postmenopause dapat berisiko tinggi terhadap beberapa masalah kesehatan misalnya osteoporosis dan lainnya. \n \n\n Persiapkan diri Anda untuk menghadapi masa menopause dengan mencari tahu segala fakta yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Jangan lupa untuk terus menerapkan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, cukup tidur, kelola stres dan hindari rokok maupun alkohol. Dan yang tak kalah penting, periksa ke dokter secara berkala agar kondisi kesehatan senantiasa terpantau. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu jerawat ? Penyebab & Cara Mencegah Jerawat<\/a><\/h3>
Apa itu jerawat ? \nJerawat atau yang sering juga disebut sebagai acne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea. Biasanya jerawat / akne sering terjadi pada usia 14-17 thn pada wanita dan usia 16-19 thn pada pria. \n \nDimana saja bisa muncul jerawat / acne ? \nSelain di wajah, akne juga dapat muncul di bahu, dada bagian atas dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain seperti leher, lengan atas dan glutea / bokong kadang – kadang juga dapat terkena. \n \nFaktor apa saja yang dapat menyebabkan jerawat ? \nBerikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat : \n1. Faktor hormonal \nPeningkatan kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat \n2. Penggunaan kosmetik yang tidak tepat \nPenggunaan kosmetik yang tidak tepat pada kulit yang berminyak dan berjerawat dapat menyebabkan penyumbatan pada pori – pori sehingga menimbulkan jerawat \n3. Stress psikis \nStress psikis dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea / kelenjar minyak. \n4. efek samping dari obat – obat tertentu \n5. kebersihan kulit wajah \n \nBagaimana cara mencegah munculnya jerawat ? \n1. Diet rendah lemak dan karbohidrat rendah gula (indeks glikemik) \n2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran seperti debu, minyak, bakteri. \n3. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat \n4. hindari stress \n5. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyakanya maupun lamanya \n6. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis \n \nFakta vs Mitos \nMitos 1 : Orang dewasa tidak dapat mempunyai jerawat \nTidak benar, pada survei dilakukan tetap ditemukan pasien dewasa yang masih memiliki masalah jerawat pada usianya di 30 an , 40 an dan bahkan 50 an \n \nMitos 2 : cokelat dan minuman soda dapat menyebabkan jerawat \nGagasan tentang pendapat ini masih belum memiliki data penelitian yang kuat. konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula dan dairy products ( susu, keju, mentega) yang berlebihan dalam beberapa penelitian menunjukkan peningkatan keparahan jerawat, sehingga disarankan untuk membatasi asupan nya sehari-hari. \n \nMitos 3 : Jangan menggunakan sunscreen karena dapat memperparah jerawat \nKita hanya perlu memilih sunscreen yang tepat untuk kondisi kulit masing – masing \n \nMitos 4 : Make up menyebabkan jerawat \nMakeup dapat menimbulkan iritasi / jerawat pada kulit apabila menggunakan produk yang tidak tepat. Disarankan untuk memilih kosmetik yang non-comedogenic. Dan jangaan lupa untuk menghapus make up sebelum tidur \nMitos 5 : Sering mencuci muka itu baik \nMencuci muka setelah aktivitas seharian dan setelah memakai makeup memang disarankan. Tetapi apabila terlalu sering mencuci muka dapat menghilangkan kelembaban kulit. Dan tidak disarankan mencuci muka secara berlebihan, cukup 2 kali sehari. \n \n \nJerawat bisa membaik seiring waktu. Namun sebagian kondisi jerawat terkadang sulit untuk dicegah walaupun resiko faktor sudah dihindari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kulit jika keluhan yang muncul semakin memburuk. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat hermina Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Karena itu, sangat penting untuk melakukan screening untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul masalah yang serius. \n\n Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Serviks memiliki fungsi untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu serviks juga berfungsi untuk melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Penyebab dari terjadinya kanker serviks adalah Human papilloma Virus (HPV), kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuklah sel kanker. \n\n Jenis kanker serviks \n\n Ada dua jenis kanker serviks yang mungkin dialami, yauitu : \n\n \n Karsinoma sel skuamosa (KSS), adalah jenis kanker yang berawal dari dinding bagian luar leher rahim dan mengarah ke vagina. Jenis kanker pada leher rahim ini yang paling sering terjadi. \n Adenokarsinoma, adalah jenis kanker yang berawal pada sel glandular atau sel kelenjar pada saluran leher rahim. \n \n\n \n\n Ciri dan gejala kanker serviks \n\n Banyak kasus pada kanker serviks stadium awal atau sering disebut dengan pre-kanker tidak mengalami gejala apapun. Kanker leher rahim atau kanker serviks tidak menunjukkan gejala awal hingga saat tumor terbentuk. Setelah itu ketika tumor sudah terbentuk kemudian mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel yang sehat. \n\n Ciri - ciri yang sering muncul pada kasus kanker serviks adalah sebagai berikut \n\n \n Perdarahan tidak wajar dari vagina \n Siklus menstruasi tidak teratur \n Adanya perdarahan padahal tidak sedang haid \n Menstruasi menjadi lebih lama \n Nyeri pada panggul dan pinggang \n Nyeri saat berhubungan seks \n Perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, \n Perdarahan setelah menopause \n Badan lemas dan mudah lelah. \n Hilangnya nafsu makan \n Berat badan menurun \n Keputihan yang tidak normal, (berbau menyengat atau disertai darah) \n \n\n \n\n Terdapat beberapa kondisi lain seperti infeksi juga dapat menyebabkan berbagai ciri kanker serviks. Sahabat hermina, ketika menemukan ciri dan tada seperti diatas disaranakan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan terdekat, karena dengan mengabaikan kemungkinan gejala kanker serviks hanya akan membuat kondisi sahabat hermina akan memburuk dan kehilangan kesempatan perawatan yang efektif. \n\n \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar kanker Serviks (kanker leher rahim) kepada dokter spesialis kandungan di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 28 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kanker Payudara<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, kanker payudara adalah tumor yang berasal dari jaringan payudara dan jaringan penunjang lainnya yang bisa sampai ke aksila (ketiak). Kanker payudara timbul akibat pertumbuhan yang cepat dari sel abnormal di payudara. Bila tidak segera diobati, kanker payudara bisa menyebar ke tulang, paru, hati dan otak. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan dokter. \n\n \n\n \n\n Penyebab Kanker Payudara \n\n \n\n Ada beberapa penyebab kanker payudara, di antaranya: \n\n \n\n - Genetik \n\n Sekitar 5-10 persen dari kasus kanker payudara terjadi karena faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau nenek yang pernah terkena kanker payudara berisiko hingga dua atau tiga kali lebih tinggi mengalami penyakit yang sama, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat tersebut. Meskipun demikian, tidak semua wanita dengan faktor risiko ini akan mengalami kanker payudara. Anda tetap bisa mencegah penyakit ini dengan menghindari faktor risiko kanker payudara lainnya, seperti menerapkan gaya hidup yang sehat. \n\n \n\n - Hormon \n\n Selain genetik, hormon tubuh juga bisa menjadi penyebab kanker payudara. Baik wanita maupun pria, keduanya memiliki hormon seks, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron. Nasional Cancer Institute menyebut, wanita yang memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron tinggi memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara. \n\n \n\n - Gaya hidup yang tidak sehat \n\n Penyebab terjadinya kanker payudara yang lain, yaitu gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup semacam ini dapat menyebabkan perubahan sel menjadi sel kanker, termasuk di payudara. \n\n \n\n \n\n Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI). Pemeriksaan ini harus dilakukan setiap satu bulan sekali. Jika masih mengalami menstruasi, SADARI dilakukan pada 7-10 hari setelah menstruasi dimulai. Namun, jika Anda sudah menopouse SADARI dapat dilakukan kapan saja. \n\n \n\n Berikut langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang bisa Anda ikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi: \n\n \n Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa. \n Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. \n Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda. \n Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda. \n Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi. \n Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak. \n \n\n \n\n \n\n Pentingnya Deteksi Dini \n\n \n\n Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara: \n\n \n Lakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Sebagai wanita, Anda harus terbiasa untuk melakukan pemeriksaan pada payudara Anda secara rutin. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui jika ditemukan benjolan atau perubahan pada payudara Anda sehingga dapat segera mencari pertolongan medis. SADARI dapat dilakukan sejak menginjak usia 20 tahun, dilakukan setiap bulan pada 7-10 hari setelah menstruasi. \n Lakukan SADANIS (Periksa Payudara Klinis) Pemeriksaan dilakukan oleh dokter Spesialis Bedah Onkologi sekurang-kurangnya 3 tahun sekali atau apabila ditemukan adanya kelainan saat dilakukan pemeriksaan SADARI. \n Pemeriksaan USG Payudara untuk wanita dengan usia di bawah 35 tahun atau Mamografi untuk wanita berusia di atas 35 tahun. Pemeriksaan diulang setiap 2-3 tahun, atau setiap tahun jika sudah menginjak usia 50 tahun.. \n \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina, prosedur ini umumnya diwajibkan bagi wanita yang usianya lebih dari 40 tahun. Namun, jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat kanker di payudara, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini lebih dini dan lebih sering. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 15 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Infertilitas<\/a><\/h3>
Menikah dan memiliki buah hati merupakan hal yang didambakan hamper semua pasangan. Kehadiran buah hati memberi kebahagiaan dan warna baru dalam hubungan, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang begitu serius mempersiapkan kehamilan dan kehadiran buah hati. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai mempersiapkannya bersamaan dengan persiapan pernikahan. \n\n \n\n Namun tak jarang, beberapa pasangan yang telah mempersiapkan kehamilan dalam waktu yang cukup lama belum juga dikaruniai buah hati. Jika hal tersebut terjadi pada Anda dan pasangan, Anda perlu memerhatikan kondisi fertilitas masing-masing. Sebagaimana diketahui bahwa infertilitas adalah salah satu penyebab utama dalam sulitnya mendapat keturunan. \n\n \n\n Secara umum, infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi dalam dua kondisi berbeda. Kondisi pertama dikenal dengan infertilitas primer atau kondisi di mana kehamilan belum terjadi sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder atau kondisi yang dapat terjadi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil namun terus mengalami keguguran. \n\n \n\n \n\n Infertilitas Bisa Terjadi Pada Pria Mau pun Wanita \n\n \n\n Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki. \n\n \n\n Apa saja penyebab infertilitas pada wanita? \n\n \n\n Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada ovulasi. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur. Bila tidak ada proses ovulasi, berarti tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kehamilan pun takkan terjadi. \n\n \n\n Gangguan pada proses ovulasi bisa ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur. Masalah ovulasi tersebut kerap muncul akibat sindrom ovarium polikistik (Polycystic Ovarian Syndrome/PCOS). Sementara itu, PCOS diduga terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seorang wanita. \n\n \n\n Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infertilitas wanita antara lain: \n\n \n Pertambahan usia \n Kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok \n Tekanan hidup atau stres \n Obesitas \n Diet yang ketat \n Mengkonsumsi minuman alkohol \n Infesi mikroorganisme \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Infertilitas pada Wanita \n\n \n\n Infertilitas wanita bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis atau penyakit berikut ini: \n\n 1. Gangguan Ovulasi \n\n Masa subur wanita ditentukan dari periode ovulasinya. Oleh karena itu, saat proses ovulasi terganggu, wanita akan sulit menentukan masa suburnya atau bahkan tidak dapat melepaskan sel telur yang siap dibuahi untuk menciptakan kehamilan. \n\n \n\n 2. Penyumbatan tuba falopi \n\n Tuba falopi yang tersumbat menyebabkan sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi. Hal ini juga menjadi penyebab infertilitas wanita. \n\n \n\n 3. Jaringan parut pascaoperasi \n\n Riwayat operasi berulang pada rahim atau panggul dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut, sehingga menghalangi proses ovulasi. Hal ini bisa membuat wanita sulit hamil. \n\n \n\n 4. Gangguan lendir serviks \n\n Infertilitas wanita juga bisa disebabkan oleh gangguan lendir serviks. Ketika sedang memasuki masa subur atau ovulasi, lendir serviks bisa memudahkan sperma untuk mencapai sel telur di dalam rahim. \n\n \n\n Namun, jika ada gangguan pada lendir serviks, hal tersebut dapat mempersulit sperma untuk membuahi sel telur sehingga menghambat terjadinya kehamilan. \n\n \n\n 5. Kelainan bawaan \n\n Penyakit bawaan pada organ reproduksi wanita disebabkan oleh kelainan genetik. Salah satu contoh kelainan bawaan lahir yang dapat membuat wanita menjadi tidak subur adalah septate uterus, yaitu kondisi ketika terbentuk sekat di dalam rongga rahim. \n\n \n\n 6. Submucosal fibroid \n\n Submucosal fibroid merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam atau sekitar dinding rahim. Ketika dinding rahim ditumbuhi benjolan tumor jinak tersebut, sel telur yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim. Hal ini bisa membuat wanita sulit hamil dan rentan mengalami infertilitas. \n\n \n\n 7. Endometriosis \n\n Endometriosisdapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas wanita. Penanganan endometriosis melalui operasi pengangkatan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut. Munculnya jaringan parut ini dapat menghalangi tabung saluran indung dan menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. \n\n \n\n 8. Efek samping obat-obatan \n\n Infertilitas wanita bisa juga disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, khususnya obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Hal ini karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu ovulasi dan produksi sel telur. \n\n \n\n \n\n Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki. Secara umum, penyebab masalah infertilitas dapat terjadi akibat empat faktor utama, yaitu faktor perempuan, faktor laki-laki, faktor kombinasi antara perempuan dan laki-laki, serta kondisi infertilitas yang terjadi dengan penyebab yang belum diketahui. \n\n \n\n \n\n Penyebab Infertilitas pada Pria \n\n \n\n Yang harus digarisbawahi adalah infertilitas adalah bukan hanya masalah pada wanita, tetapi pria juga bisa mengalaminya. Sekitar 30% kasus infertilitas adalah disebabkan oleh masalah ketidaksuburan pada pria. Penyebab infertilitas pada pria umumnya disebabkan oleh gangguan hormonan, fisik, serta fisiologis. \n\n \n\n Sejumlah gangguan hormon yang menyebabkan infertilitas adalah: \n\n \n Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah \n Hiperprolaktinemia atau kondisi hormon prolaktin yang terlalu tinggi \n Rendahnya produksi hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari kelenjar pituitari \n Hiperplasia adrenal kongenital atau ketika kelenjar pituitar tertekan kenaikan hormon androgen adrenal yang menyebabkan produksi sperma rendah \n Selain karena kelainan hormon, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan infertilitas pria adalah terinfeksi penyakit kelamin tertentu seperti radang testis, penyakit genetik, mengidap varikokel, torsio testis, hingga kelainan ejakulasi retrigrade. \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana cara Mengobati Infertilitas? \n\n \n\n Pengobatan infertilitas pada pria dan wanita terbagi dalam dua metode besar yakni pengobatan noninvasif dan pengobatan invasif. Pengobatan noninvasif meliputi konseling gaya hidup sehat, tracking siklus ovulasi, induksi ovulasi hingga intrauterine insemination (IUI). Selain itu, program donor sperma juga bisa menjadi pilihan pengobatan noninvasif jika disetujui oleh pasien. \n\n \n\n Sementara pengobatan invasif pada wanita dan pria berbeda. Pengobatan invasif pada wanita adalah mencangkup bedah tubal, bedah uterus, bayi tabung (IVF), assisted hatching, donor oocyte. Sedangkan pengobatan invasif pada pria meliputi bedah mikro untuk pasien yang memiliki riwayat vasektomi, sperm retrieval, intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan IVF atau bayi tabung. \n\n \n\n Semua jenis pengobatan tersebut dilakukan setelah pasien melalui fase pemeriksaan atau skrining awal terkait penyebab ketidaksuburan. Selanjutnya dokter akan merencanakan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 14 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kanker Ovarium<\/a><\/h3>
Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada ovarium atau indung telur, dan lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause. \n\n \n\n Hingga saat ini, penyebab terjadinya kanker ovarium belum diketahui dengan pasti. Namun, kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita lanjut usia (lansia) dan wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker ovarium. \n\n \n\n Secara umum, kanker biasanya terjadi dikarenakan adanya perubahan gen pada tubuh seseorang yang menyebabkan sel-sel normal berkembang menjadi sel-sel kanker. Kemudian, sel-sel tersebut akan menduplikasi diri dan membuat tumor. Selain itu, sel-sel ini juga menyerang sel-sel sekitarnya dan menyebar ke organ lainnya. \n\n \n\n \n\n Diagnosis Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal lebih mudah untuk diobati dibandingkan kanker ovarium yang baru terdeteksi setelah masuk stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter kandungan setelah menopause. \n\n \n\n Untuk mendiagnosis kanker ovarium, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya terlebih dahulu. \n\n \n\n \n\n Gejala Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Oleh sebab itu, kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain. \n\n \n\n Gejala stadium lanjut dari kanker ovarium juga tidak terlalu khas dan menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala yang dialami oleh penderita kanker ovarium adalah: \n\n • Perut kembung \n\n • Cepat kenyang \n\n • Mual \n\n • Sakit perut \n\n • Konstipasi (sembelit) \n\n • Pembengkakan pada perut \n\n • Penurunan berat badan \n\n • Sering buang air kecil \n\n • Sakit punggung bagian bawah \n\n • Nyeri saat berhubungan seks \n\n • Keluar darah dari vagina \n\n • Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami menstruasi \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Wanita yang menjalani terapi pengganti hormon untuk meredakan gejala menopause sebaiknya mendiskusikan kembali manfaat dan risiko terapi ini dengan dokter. \n\n \n\n Terapi pengganti hormon berisiko menimbulkan kanker ovarium, terutama pada wanita yang anggota keluarganya pernah terkena kanker ovarium atau kanker payudara. \n\n \n\n Jika sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung, cepat kenyang, sakit perut, atau sembelit, apalagi sudah berlangsung selama 3 minggu, segeralah konsultasikan kepada dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab gejala-gejala tersebut. \n\n \n\n \n\n Penyebab Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker Ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol. \n\n \n\n Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, yaitu: \n\n • Berusia di atas 50 tahun \n\n • Merokok \n\n • Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause \n\n • Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara \n\n • Menderita obesitas \n\n • Pernah menjalani radioterapi \n\n • Pernah menderita endometriosi atau kista ovarium jenis tertentu \n\n • Menderita sindrom Lynch \n\n \n\n Selain itu, kebiasaan sering menggunakan bedak pada vagina juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. \n\n \n\n \n\n Diagnosis Kanker Ovarium \n\n \n\n Untuk mendiagnosis kanker ovarium, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya terlebih dahulu. Selain itu, dokter juga akan menanyakan ada tidaknya anggota keluarga yang pernah menderita kanker ovarium atau kanker payudara. \n\n \n\n Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah panggul dan organ kelamin. Jika diduga menderita kanker ovarium, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan lanjutan berupa: \n\n • Pemindaian \n\n Metode pemindaian awal yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium adalah USG perut. Setelah itu, dapat dilakukan CT scan atau MRI. \n\n \n\n • Tes darah \n\n Tes darah dilakukan untuk mendeteksi protein CA-125, yang merupakan penanda adanya kanker ovarium. \n\n \n\n • Biopsi \n\n Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat menentukan apakah pasien menderita kanker ovarium atau tidak. \n\n \n\n \n\n Stadium Kanker Ovarium \n\n \n\n Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker ovarium dibedakan menjadi 4 stadium, yaitu: \n\n \n\n • Stadium 1 \n\n Kanker hanya di ovarium, baik salah satu maupun kedua ovarium, dan belum menyebar ke organ lain. \n\n \n\n • Stadium 2 \n\n Kanker sudah menyebar ke jaringan dalam rongga panggul atau rahim. \n\n \n\n • Stadium 3 \n\n Kanker sudah menyebar ke selaput perut (peritoneum), permukaan usus, dan kelenjar getah bening di panggul atau perut. \n\n \n\n • Stadium 4 \n\n Kanker sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh, misalnya ginjal, hati, atau paru-paru. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Kanker Ovarium \n\n \n\n Penanganan kanker ovarium berbeda-beda, tergantung pada stadium kanker, kondisi penderita, dan keinginan penderita untuk memiliki keturunan. Namun secara umum, penanganan utama kanker ovarium meliputi: \n\n \n\n - Operasi \n\n Operasi yang dilakukan adalah mengangkat ovarium, baik salah satu maupun kedua ovarium, tergantung kondisi pasien. Selain hanya mengangkat ovarium, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim (histerektomi) dan jaringan sekitarnya, jika kanker sudah menyebar. \n\n \n\n Dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko operasi yang dilakukan. Beberapa jenis operasi dapat membuat seseorang tidak bisa memiliki anak lagi. Diskusikan dengan dokter mengenai operasi yang akan dilakukan. \n\n \n\n - Kemoterapi \n\n Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan operasi dan radioterapi, serta bisa dilakukan sebelum atau setelahnya. \n\n \n\n Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi atau radioterapi bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker. Sedangkan kemoterapi yang diberikan setelah operasi atau radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa. \n\n \n\n Beberapa jenis obat-obatan untuk kemoterapi adalah: \n\n • Carboplatin \n\n • Paclitaxel \n\n • Etoposide \n\n • Gemcitabine \n\n \n\n - Radioterapi \n\n Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan sinar berenergi tinggi. Radioterapi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi. Radioterapi biasanya diberikan pada pasien kanker ovarium stadium awal, setelah operasi. \n\n \n\n Selain itu, radioterapi juga dapat diberikan kepada pasien kanker ovarium stadium akhir, dengan tujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke jaringan tubuh lain. \n\n \n\n - Terapi pendukung \n\n Pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker ovarium juga akan diberikan terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau antimual, untuk meredakan gejala kanker ovarium dan mengurangi efek samping dari metode pengobatan kanker. Terapi tersebut diberikan agar pasien lebih nyaman dalam menjalani pengobatan. \n\n \n\n Semakin cepat kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, peluang penderita untuk bertahan hidup pun akan makin besar. Hampir separuh penderita kanker ovarium dapat bertahan setidaknya selama 5 tahun setelah terdiagnosa, dan sepertiganya memiliki harapan hidup setidaknya selama 10 tahun. \n\n \n\n Penderita yang sudah sembuh dari kanker ovarium tetap berpotensi untuk kembali memiliki kanker dalam beberapa tahun. \n\n \n\n \n\n Komplikasi Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker Ovarium dapat menimbulkan komplikasi, terutama jika sudah memasuki stadium lanjut. Komplikasi ini terjadi karena sel-sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. Beberapa komplikasi tersebut adalah: \n\n • Perforasi atau lubang pada usus \n\n • Penimbunan cairan di selaput paru-paru (Efusi Pleura) \n\n • Penyumbatan saluran kemih \n\n • Penyumbatan usus \n\n \n\n \n\n Pencegahan Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker ovarium, yaitu: \n\n • Mengonsumsi Pil KB kombinasi \n\n • Tidak menggunakan terapi penggantian hormon \n\n • Tidak merokok \n\n • Menerapkan pola hidup sehat \n\n • Menjaga berat badan ideal \n\n \n\n Pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi pengangkatan ovarium sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan guna meminimalkan risiko. Prosedur ini biasanya dianjurkan bagi wanita yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi. \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan beberapa gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa lebih lanjut agar gejala tidak semakin bertambah parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 15 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Infeksi Saluran Kemih pada Wanita<\/a><\/h3>
Apakah Sahabat Hermina sering menahan buang air kecil? Jika demikian, sebaiknya Anda mulai menghentikan kebiasaan tersebut. Pasalnya, menahan buang air kecil berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih. \n\n \n\n Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu kondisi organ dalam sistem saluran kemih termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra terinfeksi. Biasanya, infeksi terjadi di kandung kemih dan uretra. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urin. \n\n \n\n Fakta membuktikan bahwa dibandingkan dengan pria, wanita memiliki risiko ISK yang lebih besar. \n\n \n\n Mengapa wanita lebih rentan terhadap ISK? \n\n \n\n Mengutip dari artikel Organisasi Kesehatan Ginjal Australia, uretra wanita lebih pendek daripada pria dan berbentuk lurus. Uretra yang lebih pendek dan lurus ini memudahkan bakteri masuk ke kandung kemih. Selain itu, penyebab infeksi saluran kemih wanita lebih beragam. \n\n \n\n Dilansir dari Mayo Clinic, infeksi saluran kemih yang dialami wanita biasanya berkaitan dengan perubahan kadar hormon. Beberapa wanita berpeluang mengalami infeksi pada waktu-waktu tertentu dalam siklus menstruasi (misalnya, sebelum menstruasi). \n\n \n\n Selama kehamilan, sistem drainase dari ginjal ke kandung kemih melebar, sehingga urin tidak mengalir dengan cepat. Kondisi ini membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi, dan terkadang bakteri bahkan bisa berpindah dari kandung kemih ke ginjal. Akibatnya, ISK juga dapat menyebabkan infeksi ginjal. \n\n \n\n Pada wanita lanjut usia, jaringan uretra dan kandung kemih menjadi tipis dan kering akibat menopause atau histerektomi. Kondisi ini dapat menempatkan wanita pada risiko terbesar terkena infeksi saluran kemih. \n\n \n\n Infeksi saluran kemih tidak selalu menimbulkan tanda dan gejala. Bila hal ini terjadi, biasanya gejala yang muncul adalah: \n\n • Selalu merasa ingin buang air kecil \n\n • Sensasi terbakar saat buang air kecil \n\n • Sering buang air kecil \n\n • Urine tampak keruh \n\n • Urine berwarna merah dengan noda darah pada urin \n\n • Bau urin yang menyengat \n\n • Nyeri panggul, terutama di sekitar bagian tengah panggul dan area tulang kemaluan. \n\n \n\n Bagaimana mencegah infeksi saluran kemih wanita? Infeksi saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya: \n\n • Perbanyak konsumsi air putih \n\n • Hindari minuman seperti alkohol dan kafein yang dapat mengiritasi kandung kemih \n\n • Buang air kecil segera setelah melakukan hubungan seksual \n\n • Setelah buang air kecil dan buang air besar, bersihkan dari depan (uretra) ke belakang (anus) \n\n • Menjaga kebersihan alat kelamin \n\n • Mengganti pembalut secara teratur selama menstruasi \n\n • Hindari menggunakan diafragma atau spermisida untuk kontrasepsi \n\n • Hindari penggunaan produk parfum di area genital \n\n • Kenakan celana dalam katun dan pakaian longgar untuk menjaga area di sekitar uretra tetap kering dan tidak basah. \n\n \n\n \n\n Apabila sudah mengalami gejala terjadinya ISK penggunaan antibiotik adalah pengobatan utama atau terpenting untuk infeksi saluran kemih. Obat apa yang diresepkan dan berapa lama Anda akan meminumnya tergantung pada kesehatan Anda dan jenis bakteri yang menginfeksi. Namun, jika Sahabat Hermina masih ragu dengan gejala gejala yang dialami, ada baiknya datang kerumah sakit untuk pengecekan lebih pasti oleh dokter. \n\n \n\n Hal yang juga harus Anda ingat adalah berusaha untuk tidak menahan buang air kecil. Bagaimanapun, yang terbaik adalah buang air kecil dulu. Tetap jaga kesehatan ya, Sahabat Hermina. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 13 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gagal Jantung pada Wanita Hamil dan Pasca Melahirkan<\/a><\/h3>
Kardiomiopati peripartum adalah gangguan yang terjadi pada otot jantung pada akhir kehamilan atau beberapa bulan pasca persalinan, biasanya terjadi pada wanita yang sedang hamil tua atau ibu yang baru melahirkan. \n\n \n\n Kardiomiopati peripartum kerap timbul secara tiba-tiba dan tidak disadari oleh penderitanya. Gejala kardiomiopati peripartum mungkin mulai dirasakan sejak bulan terakhir kehamilan hingga beberapa bulan pasca persalinan. gelalanya yaitu: \n\n \n Sesak nafas \n Mudah lelah saat aktivitas \n Bengkak pada kedua kaki \n Berdebar, nyeri dada, batuk \n Mual dan cepat kenyang \n \n\n \n\n Apa yang perlu dilakukan jika mengalami gejala-gejala tersebut? Sahabat Hermina bisa melakukan hal berikut, yaitu: \n\n \n Sampaikan keluhan Anda ke dokter, konsultasikan segera dengan dokter jantung \n Konsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter, dan konsumsi sesuai anjuran \n Rencanakan proses persalinan bersama dokter kandungan dan dokter jantung anda \n Diskusikan dengan dokter mengenai proses menyusui, dan kehamilan berikutnya \n \n\n \n\n Anda mungkin akan menjalani beberapa prosedur pemeriksaan jantung seperti rekam jantung, USG jantung/ekokardiografi, dan prosedur lainnya, yang diperlukan. \n\n \n\n Ada 4 hal yang perlu diperhatikan jika terdiagnosis kardiomiopati peripartum, yaitu: \n\n \n Istirahat cukup dan tidak melakukan aktifitas fisik yang berat \n Penuhi kebutuhan gizi dengan nutrisi seimbang dan menjalani pola makan sehat \n Batasi asupan garam dan cairan sesuai anjuran dokter \n Kontrol dan konsumsi obat secara teratur \n \n\n \n\n Bolehkah ibu yang menderita kardiomiopati peripartum menyusui? Pada kondisi tertentu penderita kardiomiopati peripartum masih diperbolehkan memberikan ASI. Yang terpenting, konsultasikan hal ini kepada dokter Anda sebelumnya. \n\n \n\n Apakah penderita kardiomiopati peripartum harus mengonsumi obat seumur hidup? Pada kondisi tertentu, terutama jika fungsi jantung mengalami perbaikan, penderita kardiomiopati peripartum tidak perlu mengonsumsi obat seumur hidup \n\n \n\n Penderita kardiomiopati peripartum diperbolehkan hamil kembali jika fungsi jantung mengalami perbaikan yang cukup. Tentu saja kehamilan berikutnya harus direncanakan dan dipersiapkan dengan baik dan matang. Selama fase pemulihan, sebaiknya Anda menggunakan KB untuk menunda kehamilan hingga fungsi jantung membaik. \n\n \n\n Oleh karenanya, konsultasikan dengan tim Dokter Spesialis Jantung kami di RS Hermina Daan Mogot. Karena Kesehatan Anda adalah yang utama bagi kami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 06 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Keputihan<\/a><\/h3>
\n\n Keputihan merupakan salah satu alasan yang paling sering mengapa perempuan memeriksakan diri ke dokter, khususnya dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotik dan antijamur) harus segera dikonsultasikan ke dokter karena bisa saja disebabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. \n\n \n\n Karsinoma serviks uterus invasif merupakan keganasan genital yang sering terjadi pada wanita, dan merupakan peringkat kedua penyakit ganas secara umum yang menyerang wanita setelah kanker payudara. Diperkirakan terdapat 371.200 kasus baru per tahun atau 9,8 % dari keseluruhan kanker pada wanita. Diagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi kalau tingkatannya sudah agak lanjut, dengan keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. \n\n \n\n Apa itu keputihan? \n\n Keputihan (leukorea, white discharge, fluor albus) adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi, dan bukan berupa darah. Dapat ditemukan variasi dalam konsistensi (cair, pasta, kental), warna (jernih, keruh, berwarna), dan bau (normal, tidak berbau, berbau busuk). \n\n \n\n Keputihan yang normal dan yang tidak normal (patologi) dapat dibedakan. Keputihan normal ditemukan pada: \n\n \n Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, yaitu akibat pengaruh hormon estrogen ibu terhadap rahim dan vagina janin, saat janin masih di dalam kandungan; \n Saat mengalami haid yang pertama kali; keputihan akan hilang sendiri, akan tetapi akan menimbulkan keresahan pada orang tuanya; \n Perempuan dewasa apabila ia dirangsang waktu senggama, akibat pengaruh transudasi dari dinding vagina; \n Masa subur perempuan; karena kadar hormon estrogen meningkat; \n Penderita penyakit menahun dengan kelainan jiwa neurosis. \n \n\n \n\n Keputihan yang tidak normal (patologis) dapat terjadi karena: \n\n \n Infeksi \n Benda asing \n Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan \n Kanker leher rahim \n Menopause \n Cairan banyak mengandung sel darah putih dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau dan kadang-kadang disertai adanya perdarahan dan seringkali lebih kental dan berbau. \n \n\n \n\n Apa saja yang menyebabkan keputihan? \n\n Penyebab terjadinya keputihan bermacam‑macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing dalam liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin, terutama dileher rahim. \n\n \n\n Adapun jasad renik penyebab infeksi adalah sebagai berikut: \n\n 1. Kuman (bakteri) \n\n \n Gonococcus \n \n\n Cairan yang keluar dari liang senggama pada infeksi yang lebih dikenal dengan nama GO (suatu penyakit kelamin), berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Gambaran ini kadang‑kadang dapat juga terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya penyakit ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan penggeseran bahan pemeriksaan pada kaca objek dan diwarnai dengan pewarnaan Gram di laboratorium. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen dan sinar matahari. Cara penularan penyakit kelamin ini melalui senggama. \n\n Sedangkan keputihan terbanyak juga disebabkan oleh adanya gambaran kuman kokus yang masih sekeluarga dengan gonococcus tapi tidak merupakan penyakit kelamin. \n\n \n Chlamydia trachomatis \n \n\n Kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga ditemukan pada cairan liang senggama. \n\n \n Gardenerella \n \n\n Gardenerella menyebabkan peradangan liang senggama yang tidak spesifik dan kadang‑kadang dianggap sebagai bagian dari jasad renik normal dalam liang senggama akibat kerapnya ditemukan. Kuman ini biasanya mengisi penuh sel‑sel epitel liang senggama dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell. Gardenerella menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawaan amin yang menimbulkan bau amis yang tidak sedap seperti ikan. Cairan liang senggama tampak berwama keabu‑abuan. \n\n \n Treponema pallidum \n \n\n Kuman ini merupakan penyebab penyakit kelamin yang terkenal dengan nama sifilis. Pada perkembangannya penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil‑kutil kecil di liang senggama dan bibir kemaluan dan disebut sebagai kondiloma lata. Kuman ini berbentuk spiral dan tampak bergerak aktif. \n\n \n\n 2. Jamur \n\n Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida. Bayi dapat pula menderita keputihan karena candida akibat si bayi tanpa sengaja menelan jamur tersebut pada saat kelahirannya melalui liang senggama ibunya yang menderita penyakit dan kemudian masuk ke usus bayi dan menyebar ke organ lain. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih susu dan acapkali berbentuk kepala susu dengan disertai oleh rasa gatal. Liang senggama akan tampak kemerahan akibat proses peradangan. Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah pada kehamilan, penyakit kencing manis (diabetes), dan pemakai pil KB. Suami atau pasangan penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling tular menular antara pasangan suami isteri ini disebut sebagai fenomena pingpong. \n\n \n\n 3. Parasit \n\n Penyebab keputihan terbanyak karena parasit biasanya disebabkan oleh adanya Trichomonas vaginalis. Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan dapat bergerak berputar‑putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau di bawah mikroskop. Cara penularan adalah dengan melalui senggama. Walaupun jarang, dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan bau. Keputihan oleh parasit ini tidak terlalu gatal, akan tetapi liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih. Pada pria acapkali tanpa gejala sehingga mereka tidak menyadarinya dan menularkannya pada isteri atau pasangannya. \n\n Keputihan oleh parasit pada anak‑anak dapat juga disebabkan oleh adanya parasit lain yaitu cacing kremi, terutama pada anak‑anak wanita yang sering bermain‑main ditanah. Cacing ini biasanya menjalar dari lubang anus sampai ke liang senggama dan menyebabkan keputihan yang disertai oleh rasa gatal sehingga sering digaruk sampai menimbulkan luka. \n\n \n\n 4. Virus \n\n Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh adanya Human papilloma virus (HPV) dan herpes. \n\n \n\n Nah Sahabat Hermina, jika keputihan terasa mengganggu aktivitas harian, segera periksakan ke dokter agar dapat segera ditangani dan tidak menjadi lebih parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>