Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat RS UBAYA
Pada 31 Mei 2023 pukul 08.00 WIB, RS UBAYA melakukan pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) di Ruang Serbaguna lt. 9 RS UBAYA bagi Tim Relawan Ambulan yang beroperasi di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Acara ini dihadiri sekitar 30 orang driver ambulan dari wilayah Surabaya, Bojonegoro, dan Ngawi. Pelatihan PPGD mengundang langsung dokter spesialis emergerncy RS UBAYA, yakni dr. Abraham Sebastian, Sp. EM. Diadakannya pelatihan PPGD ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi terkait pengetahuan umum tentang pertolongan awal bagi pasien gawat darurat oleh driver ambulan sebelum dirujuk ke IGD. Selain dr. Abraham, pelatihan PPGD ini juga dihadiri oleh dr Lucky Dana Victory sebagai Kepala Instalasi IGD RS UBAYA.
Menurut dr. Abraham, sebagian besar masyarakat masih belum teredukasi sepenuhnya mengenai cara mengevakuasi pasien gawat darurat dengan baik dan benar. Sebagai contoh di Sebagian kasus kecelakaan lalu lintas ditemukan perburukan cedera tulang leher yang disebabkan oleh evakuasi pasien yang tidak tepat. Selain itu, dr. Abraham juga menegaskan bahwa gold periode kasus pasien gawat darurat adalah ada pada cara penanganan atau evakuasi pasien tersebut. Pada pelatihan ini dr. Abraham juga mengajarkan cara melakukan proses evakuasi gawat darurat, seperti Teknik bidai untuk mencurigai adanya patah tulang, pemasangan cervical colar untuk mengurangi bertambahnya cedera yang biasanya terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas, hingga bantuan hidup dasar bagi pasien yang mengalami henti jantung.
Tidak hanya dr. Abraham, pelatihan PPGD ini juga dihadiri langsung oleh Direktur RS UBAYA, yakni dr. Agnes Widayu Estiningsih. dr. Agnes berharap agar kegiatan pelatihan PPGD ini dapat memberikan insight baru bagi para driver ambulan agar dapat melayani pasien gawat darurat dengan professional. Tak hanya itu, beliau juga berpesar pada segenap Tim Relawan Ambulan agar terus bisa memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien gawat darurat, mulai dari triage hingga penanganan awal kasus kegawatdaruratan sehingga pasien gawat darurat aman untuk proses transportasi.