psikolog solo, psikolog anak, elina raharisti rufaidhah, psikolog surakarta, rsuherminasolo, definition of children and stages of development due to domestic violence

Definition of Children and Stages of Development Due to Domestic Violence

Kasus KDRT yang dialami Cut Intan Nabila akhir-akhir ini menggemparkan banyak pihak dan membuka diskusi penting tentang dampak KDRT terhadap anak. Intan yang sudah lima tahun mengalami kekerasan dalam rumah tangga akhirnya berani melaporkan perbuatan suaminya setelah mempertimbangkan kesejahteraan anak-anaknya. Ini adalah contoh nyata bagaimana KDRT tidak hanya berdampak pada korban langsung, tetapi juga anak-anak yang menyaksikan atau hidup di lingkungan yang penuh kekerasan.

Definisi Anak dan Tahapan Perkembangannya
Anak merupakan individu yang sedang berada dalam fase pertumbuhan yang krusial, di mana setiap aspek kehidupannya, baik kognitif, emosional, maupun sosial, sedang berkembang dengan pesat.
Perkembangan kognitif pada anak meliputi kemampuan untuk berpikir, memahami, belajar, dan memecahkan masalah. Sementara itu, perkembangan emosional meliputi bagaimana anak mengenali dan mengelola perasaannya. Di sisi lain, perkembangan sosial anak berkaitan dengan kemampuannya untuk berinteraksi dengan orang lain, membangun hubungan, dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Setiap tahap perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih sayang untuk tumbuh kembangnya. Bila anak-anak terpapar lingkungan yang tidak sehat, seperti yang terjadi dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, perkembangan mereka dapat terganggu. Mereka mungkin mengalami kesulitan memahami dunia di sekitar mereka, merasa tidak aman secara emosional, dan mengalami kesulitan menjalin hubungan sosial yang sehat.

Tahapan perkembangan anak:
- Infancy (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak mengalami perkembangan pesat dalam keterampilan motorik, seperti merangkak, berjalan, dan berbicara. Ikatan emosional dengan orang tua atau pengasuh juga sangat penting.
- Early Childhood (2-6 tahun): Anak mulai mengembangkan keterampilan sosial, belajar berinteraksi dengan orang lain, dan membentuk fondasi kepribadian mereka.
Mereka mulai menjelajahi lingkungan sekitar dan belajar melalui bermain.
- Middle Childhood (6-12 tahun): Pada tahap ini, anak mulai bersekolah dan mengembangkan keterampilan akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Mereka juga mulai memahami konsep moral dan etika.
- Pre-Adolescence (12-18 tahun): Anak mulai mengalami perubahan fisik yang signifikan, yang dikenal sebagai pubertas. Mereka juga mulai mencari identitas mereka dan lebih banyak berinteraksi dengan kelompok sebaya.

Perkembangan Anak: Kognitif, Emosional, dan Sosial
Perkembangan Kognitif:
Tahapan perkembangan kognitif pada anak:
- Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak belajar melalui interaksi langsung
dengan lingkungannya menggunakan indra dan tindakan motoriknya. Anak mulai
memahami konsep kekekalan objek (objek terus ada meskipun tidak terlihat).
- Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol, seperti kata-kata
dan gambar, untuk menggambarkan objek. Mereka berpikir secara egosentris, artinya mereka kesulitan melihat perspektif orang lain, dan berpikir secara intuitif, bukan logis.
- Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai mampu berpikir logis tentang
kejadian konkret. Mereka mulai memahami konsep kekekalan (bahwa kuantitas atau
volume tetap sama meskipun bentuknya berubah) dan mampu mengatur objek ke dalam kategori.
- Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Anak mulai berpikir secara abstrak, logis, dan sistematis. Mereka dapat mempertimbangkan banyak aspek dari suatu masalah dan berpikir secara hipotetis.

Dampak lingkungan terhadap perkembangan kognitif anak:
- Lingkungan yang menstimulasi, seperti akses ke buku, mainan edukatif, dan kesempatan bermain kreatif, sangat penting untuk mendorong perkembangan kognitif.
- Interaksi dengan orang dewasa yang responsif dan pengasuhan yang mendukung dapat mempercepat perkembangan kognitif anak. Sebaliknya, lingkungan yang kurang stimulasi atau membatasi eksplorasi anak dapat menghambat perkembangan kognitif.
- Faktor sosial ekonomi juga memengaruhi perkembangan kognitif, dengan anak-anak dari keluarga dengan akses yang lebih baik ke pendidikan dan sumber daya cenderung menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik.

Perkembangan Emosional:

Pentingnya perkembangan emosi yang sehat pada anak-anak:
- Perkembangan emosi yang sehat membantu anak-anak memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang konstruktif. Hal ini penting untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, mengembangkan empati, dan untuk kesejahteraan mental jangka panjang.
- Anak-anak yang berkembang secara emosional dengan baik cenderung memiliki kemampuan untuk mengatasi stres, menghadapi tantangan, dan memiliki harga diri yang sehat. Hal ini juga berkontribusi terhadap keberhasilan akademis dan sosial mereka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional:
- Keterikatan dengan Pengasuh Utama: Hubungan yang aman dan penuh kasih sayang dengan pengasuh utama.

 

Daftar Pustaka :
1. Hartono, S. 2022. Anak dalam Lingkungan Kekerasan. Surabaya: Pustaka Ilmu.
2. Goleman, D. 2021. Kecerdasan Emosional: Mengapa Kecerdasan Emosional Lebih Penting daripada IQ. Edisi ke-10
Edisi. New York: Bantam Books.
3. Piaget, J. 2019. Psikologi Anak. Edisi ke-5. New York: Basic Books.
4. Bronfenbrenner, U. 2018. Ekologi Pembangunan Manusia: Eksperimen oleh
Alam dan Desain. Cambridge: Harvard University Press.
5. Erikson, EH 2021. Childhood and Society. Edisi ke-3. New York: Norton.
6. Kohlberg, L. 2018. Filsafat Perkembangan Moral. New York: Harper & Row.
7. Sroufe, LA, Egeland, B., Carlson, E., & Collins, WA 2019. Pengembangan
Orang: Studi Minnesota tentang Risiko dan Adaptasi dari Kelahiran hingga Dewasa. Baru
York: Guilford Press.
8. Vygotsky, LS 2021. Pikiran dalam Masyarakat: Perkembangan Psikologis Tingkat Tinggi
Proses. Cambridge: Harvard University Press.
9. Patterson, GR, DeBaryshe, BD, & Ramsey, E. 2019. Perspektif Perkembangan
tentang Perilaku Antisosial. Tinjauan Perkembangan, 10(2): 230-271.
10. Margolin, G., & Gordis, EB 2020. Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Komunitas
pada Anak. Tinjauan Tahunan Psikologi, 51(1): 445-479. 11. Herrenkohl, TI, & Herrenkohl, RC 2018. Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga terhadap
Anak-anak: Perspektif Teoritis dan Temuan Empiris. Jurnal Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
12(4): 423-439.
12. Evans, SE, & Leckie, S. 2021. Mengatasi Kebutuhan Anak yang Terpapar Kekerasan dalam Rumah Tangga
Kekerasan: Panduan Praktis bagi Penyedia Layanan . Jurnal Kekerasan dalam Rumah Tangga, 36(6):
Telepon 805-817

Categories