ayah dan ibu

Apa Itu Kelainan Refraksi?

Tahukah Sahabat Hermina? Masalah penglihatan yang sering muncul adalah kelainan refraksi. Menurut World Health Organization, setidaknya 153 juta orang di seluruh dunia mengalami masalah penglihatan akibat kelainan refraksi. Orang yang mengalami kelainan refraksi akan merasa pandangannya buram pada jarak atau kondisi tertentu.

 

Refraksi itu sendiri merupakan suatu proses masuknya cahaya ke dalam mata hingga sampai ke retina. Jadi proses penglihatan dimulai dari cahaya yang masuk melalui kornea pupil, hingga retina, yang dibiaskan tepat pada bagian belakang mata (retina). Retina akan menyampaikan ke otak apa objek yang kita lihat. Kelainan refraksi terjadi apabila cahaya yang masuk ke mata tidak tepat jatuh di retina, bisa dibelakang, didepan atau banyak titik fokus lainnya.

 

 

Sahabat Hermina, kelainan refraksi pada mata dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Miopi (Rabun Jauh)

Penderita Miopi atau rabun jauh akan kesulitan untuk melihat objek yang berada cukup jauh. Cahaya yang masuk pada penderita miopi jatuh di depan retina sehingga membutuhkan lensa negatif agar membantu cahaya jatuh ke retina. Untuk minus 0,25 sampai minus 3 masih tergolong miopia ringan. Untuk minus diatas 3-6 termasuk kedalam miopia sedang. Sedangkan untuk minus 6 ke atas termasuk kedalam miopia berat.

 

2. Hipermetropi (Rabun Dekat)

Kebalikan dari penderita Miopi, penderita hipermetropi justru merasa kesulitan melihat objek yang dekat. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata jatuh dibelakang retina, sehingga membutuhkan lensa positif untuk membantu agar cahaya yang masuk tepat jatuh ke retina.

 

3. Astigmatisme (Silindris)

Astigmatisme atau silindris terjadi ketika kornea mata berbentuk asimetris. Sehingga cahaya yang masuk ke mata jatuh di banyak titik. Padahal idealnya, kornea mata berbentuk melengkung sempurna sehingga cahaya yang masuk dapat fokus dan terlihat. Kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau berbayang, baik saat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh.

 

4. Presbiopi (Mata Tua)

Presbiopi atau at atua merupakan kelainan refraksi yang disebabkan oleh usia, biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Kemampuan lensa akan berkurang seiring dengan penuaan yang mengakibatkan tidak lagi fleksibel seperti sebelumnya. Penderita presbiopi juga bisa mengalami miopi, hipermetropi, atau astigmatisme di saat yang sama.

 

 

Bagaimana penanganan untuk penderita kelainan refraksi?

 

Menggunakan kacamata atau lensa kontak dapat membantu penderita kelainan refraksi sesuai dengan koreksi apakah minus, plus atau silinder. Namun kacamata atau lensa kontak hanya bersifat sebagai alat bantu, tidak mengobati. Kelainan refraksi bisa diobati dengan operasi lasik. Lasik merupakan penanganan yang dapat mengobati kelainan refraksi dengan bantuan sinar laser sehingga mata kembali normal kembali. Tentunya dengan berbagai persyaratan dan persiapan.

 

 

Apa yang menyebabkan terjadinya kelainan refraksi?

 

Umumnya, kelainan refraksi terjadi akibat gaya hidup, seperti membaca terlalu lama, melihat komputer atau smartphone terlalu lama dan kebiasaan mengucek-ngucek mata. Selain itu trauma atau benturan juga bisa menyebabkan terjadinya kelainan refraksi.

 

 

Sahabat Hermina, jika merasa mengalami gangguan penglihatan, segeralah periksakan ke dokter spesialis mata. Sehingga kita bisa tahu apakah kita mengalami kelainan refraksi atau gangguan mata lainnya. Apabila Sahabat Hermina mengalami kelainan refraksi, dokter akan meresepkan lensa kacamata sesuai dengan kondisi mata setiap orang. Rumah Sakit Hermina dapat menjadi pilihan Sahabat Hermina untuk memeriksakan kesehatan mata. Selain memiliki dokter spesialis mata yang handal dan profesional, RS Hermina Ciputat memiliki peralatan penunjang yang lengkap. Mari jaga kesehatan mata, karena mata merupakan jendela dunia. Stay healthy Sahabat Hermina!

Categories