miom

Apakah sebenarnya miom itu?

Benda atau penyakit yang punya nama asli mioma uteri ini seringkali dikenal sebagai "bakso urat". Sebenernya mioma uteri ini adalah tumor jinak tapi tetap saja jika dibiarkan terlalu lama bisa membesar dan menimbulkan komplikasi seperti anemia akibat perdarahan atau nyeri.

Miom umumnya tidak bergejala. Seringkali ditemukan secara tidak sengaja dari usg. Gejala perdarahan umumnya tergantung pada lokasi miom. Perdarahan sering sekali terjadi pada kasus mioma uteri submukosum atau mioma geburt karena letaknya melibatkan dinding rahim yang biasanya akan luruh saat haid. Perdarahan bisa berlangsung lama (kronis) atau tiba-tiba (akut) yang berujung pada anemia dan transfusi darah.

Miom juga dapat membesar saat haid, walaupun tidak mengganggu tumbuh kembang janin, miom dapat menyebabkan kontraksi berulang dan risiko prematur. Keputusan untuk membuang miom saat SC juga harus dengan pertimbangan dan persiapan yang matang.

Penyebab miom tidak diketahui secara pasti, namun berkaitan dengan hormon estrogen. Jadi, umumnya muncul pada usia reproduksi. Jika gejala sudah tidak bisa diatasi dengan obat-obatan, maka pengangkatan rahim adalah pilihan terakhir, terutama bagi wanita yang sudah mendekati menopause agar jangan ada lagi miom di antara kita miom uteri. Walaupun begitu masih ada yg suka nanya apa bedanya miom sama kista. Miom itu daging tumbuh, kista itu kantung berisi cairan. Letak miom itu di otot rahim. Kista umumnya di ovarium, ada juga di saluran telur (lista paratuba) atau di mulut rahim (kista nabothi).

Miom sering ditemui pada 20-25% wanita usia reproduksi dan 30-40% wanita usia >40 tahun dengan gejala benjolan di perut, gangguan haid atau gangguan kesuburan.

Terdapat kasus wanita usia 40 tahun mempunyai 2 orang anak yang merasakan benjolan di perut cukup lama dan perdarahan haid banyak, lama serta berulang. Dari hasil USG miomnya banyak sekali tapi yang menyulitkan adalah kondisi miom yang didalam rongga rahim (submukosum). Bila tidak diangkat maka akan sering menimbulkan perdarahan berulang sampai transfusi. Bila diangkat miomnya saja, risiko kekambuhan sebesar 30% dalam 5 tahun. Terapi hormonal seringkali menjadi pilihan pertama, namun bisa berbeda pada setiap kasus. Itulah pentingnya konsultasi dan berdiskusi mencari solusi terbaik dari sisi medis dan value pasien. Tidak semerta2 pasien harus menuruti dokternya, kecuali memang sudah tidak ada pilihan lain. Jadi, jangan pernah segan bertanya sebelum memutuskan.

Pasien ini memutuskan untuk mengangkat rahim pada usia 40 tahun dengan tetap meninggalkan kedua ovarium yang masih baik, sehingga fungsi hormonal tetap akan berfungsi walaupun rahim sudah tidak ada. Pasien yang sudah angkat rahim tapi ovarium masih berfungsi dengan baik tidak dapat dikatakan menopause walaupun dia sudah tidak haid karena memang tidak ada darah yang bisa diluruhkan kembali. Fungsi ovarium tetap berjalan sesuai "umurnya" untuk mencegah osteoporosis, gejala2 menopause dini dan menjaga fungsi seksual.

Categories