rs hermina podomoro, bedah anak

Berikut 5 Kelainan Bawaan Saluran Cerna Pada Anak

Terdapat berbagai macam kelainan bawaan (kongenital) pada anak yang terletak di masing-masing sistem organ berbeda, yang dapat terjadi bersamaan pada satu bayi maupun terjadi sendiri-sendiri. Beberapa kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada anak, terutama bayi misalnya ialah kelainan hidrosefalus kongenital (penumpukkan/akumulasi cairan otak yang membuat kepala pada bayi tampak lebih besar dari ukuran normal), Penyakit Jantung Bawaan (PJB), kelainan langit-langit mulut maupun bibir sumbing (labiopalatoskizis), kelainan saluran kemih, kelainan bawaan pada tulang, serta yang akan dibahas pada artikel ini ialah kelainan bawaan saluran cerna.

Baca lainnya: Mengatasi Puting Lecet saat Menyusui agar Si Kecil Tetap Kenyang dan Ibu Tenang

Kelainan Bawaan Saluran Cerna pada Anak

Banyak kelainan bawaan saluran cerna yang seringkali tidak terdeteksi saat kehamilan bahkan saat bayi sudah lahir, padahal kelainan-kelainan ini dapat dideteksi sejak dalam kandungan. Kelainan bawaan saluran cerna yang sering ditemukan adalah:

  1. Tidak memiliki anus/kelainan saluran anus (malformasi anorektal)
    Kelainan ini termasuk yang paling sering ditemukan pada bayi, dimana tidak didapatkan lubang anus, atau lubang anus berada di posisi anatomi yang tidak seharusnya (misalnya dekat dengan kemaluan pada wanita atau disisi belakang dari kantung buah zakar pada laki-laki). 

Kelainan ini menyebabkan bayi tidak dapat buang air besar (BAB) sama sekali atau dengan lancar sehingga akan menjadi berbahaya pada usus karena BAB tidak dapat dikeluarkan secara lancar. Pemeriksaan paling dasar yang dapat dilakukan saat lahir ialah dengan memeriksa keberadaan lubang anus secara visual atau jika meragukan, dapat dibantu dengan alat (sebelumnya dibantu dengan memasukkan ujung besi pada termometer ke tempat yang seharusnya menjadi lubang anus, tetapi saat ini, cara ini mulai ditinggalkan).  Kelainan ini selanjutnya dapat memerlukan tindakan operasi segera atau tidak, tergantung dari jenis kelainan saluran anus yang ditemukan.

  1. Usus yang tidak terhubung/buntu atau menyempit sejak lahir (atresia intestinal/usus)
    Kelainan ini dapat terjadi di beberapa bagian usus, baik dari usus halus (usus 12 jari) sampai ke usus besar, dimana usus tidak terhubung, atau terhubung secara tidak sempurna (penyempitan) dan menyebabkan aliran BAB tidak lancar. Hal ini dapat dideteksi dengan ditemukannya muntah pada bayi, tidak bisa BAB, dan/atau perut kembung dan foto rontgen, yang akhirnya dapat diperlukan tindakan operasi.

  2. Kerongkongan yang tidak terhubung/buntu (atresia esofagus)
    Atresia esofagus juga sering ditemukan dengan gejala air liur keluar berlebih saat bayi dan kerongkongan tidak dapat dimasukkan selang lambung karena tidak terhubung dengan lambung, menyebabkan bayi tidak dapat diberi ASI/minum. Air liur berlebih yang kemudian masuk ke paru-paru akan menyebabkan sesak. Jenis dari kelainan ini ada bermacam-macam yang harus diperiksa oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan juga memerlukan tindakan operasi. 

Jika kelainan ini sudah dideteksi sejak lahir, maka cairan untuk bayi diberikan melalui infus sementara dan jangan diminumi karena dapat memperparah kondisi infeksi paru (pneumonia) apabila terlalu banyak cairan yang masuk kedalam paru.

  1. Penyakit pelebaran usus/megakolon (Penyakit Hirschsprung)
    Penyakit Hirschsprung sering ditandai dengan bayi yang tidak langsung BAB dalam 24 jam pasca lahir, walaupun terdapat banyak kemungkinan lain yang juga menyebabkan bayi tidak langsung BAB. Setelah tidak dapat BAB dalam 24 jam awal, biasanya gejala diikuti kembung pada seluruh perut dan muntah. Jika terjadi hal seperti ini, maka bayi harus langsung dibawa ke RS, dipastikan tidak dehidrasi atau dehidrasinya ditangani lebih dahulu, kemudian dilakukan irigasi per rektal (dimasukkannya selang untuk membantu keluarnya BAB dan udara melalui selang tersebut) dan/atau untuk mengurangi kembung dapat juga dimasukkan selang melalui mulut untuk mengurangi udara yang ada pada lambung. 

Hal ini dapat membantu mengurangi kecenderungan infeksi saluran cerna pada penyakit Hirschsprung dan dapat dilakukan sebagai tindakan perantara sebelum dilakukan operasi definitif (operasi penarikan usus). Selain itu, tindakan ini juga dapat dilakukan oleh keluarga pasien, jika sebelumnya sudah diberikan edukasi dan dalam pengawasan tenaga kesehatan yang kompeten. 

Penyakit Hirschsprung ini disebabkan oleh persyarafan yang seharusnya berada pada usus untuk membantu pergerakan (peristaltik) usus, tidak ditemukan (atau ditemukan dengan distribusi/jumlah yang tidak normal) sehingga mengakibatkan pergerakan usus menjadi tidak lancar, BAB dan udara dalam usus juga tidak dapat dikeluarkan secara lancar/tidak bisa melewati bagian usus yang tidak bersyaraf. Gejala-gejala yang disebutkan diatas dapat muncul segera setelah bayi lahir (dalam 24 jam) atau bisa juga terjadi beberapa bulan/tahun setelahnya, dimana mulai tampak anak tidak BAB setiap hari, atau BAB didapatkan beberapa hari sekali diikuti kembung, infeksi pencernaan berulang dan penurunan status gizi. 

Langsung atau tidaknya gejala timbul tergantung dari panjangnya usus yang tidak bersyaraf, semakin panjang bagian usus yang tidak memiliki syaraf untuk peristaltik, maka semakin dini pula gejala yang akan muncul, begitu juga sebaliknya. Penyakit ini pada akhirnya akan membutuhkan tindakan operasi, langsung atau tidaknya, serta berapa tahap tindakan operasi yang harus dikerjakan, tergantung dari seberapa panjang usus yang mengalami kelainan.

  1. Penyakit kongenital pencernaan lainnya
    Penyakit saluran cerna bawaan lainnya misalnya seperti sisa sambungan dari pusar ke usus, yang menyebabkan keluarnya BAB/udara dari usus melalui pusar (duktus omfalomesenterikus) yang ditandai dengan adanya bagian usus (kemerahan) yang menonjol pada pusar. Tonjolan pada pusar ini juga bisa merupakan suatu sisa hubungan antara pusar dengan kandung kemih, sehingga air kencing dapat merembes melalui pusar.

Kelainan lainnya yang tidak tampak dari luar bisa juga didapatkan gangguan urutan/rotasi yang menyebabkan perbedaan/kelainan posisi usus (malrotasi) yang dapat menyebabkan muntah berulang dengan gejala yang bisa ditemukan baik sejak bayi maupun ketika usia anak sudah mulai bertambah. Kelainan lainnya bisa juga terjadi karena adanya defek pada dinding perut yang menyebabkan organ dalam perut keluar melalui/dari sisi kanan atau kiri pusar, yang tertutup selaput (omfalokel) dan tidak tertutup selaput (gastroskisis). 

Banyak kelainan saluran cerna lainnya yang walaupun dari epidemiologi jarang ditemukan, tetapi dapat terjadi pada bayi, sehingga gejala-gejala awal gangguan pencernaan yang terutama terjadi sejak lahir dan berulang perlu diwaspadai, seperti muntah berulang, kembung berulang ataupun BAB yang tidak lancar atau BAB yang tidak keluar melalui lubang yang seharusnya.

Konsultasi di RS Hermina Podomoro

Kami memahami kekhawatiran Anda terhadap kesehatan buah hati Anda. RS Hermina Podomoro memiliki tim dokter spesialis bedah anak yang berpengalaman dalam menangani berbagai kasus bedah pada bayi dan anak-anak, termasuk kelainan bawaan pada saluran pencernaan. Untuk membuat janji konsultasi, Anda dapat menghubungi kami melalui:

  • Call Center: 1500-488

  • Apps (IOS dan Android) : Halo Hermina

  • Website: https://herminahospitals.com/id/branch/hermina-podomoro.html

Referensi

Categories