Berpuasa Ramadhan bagi Penderita GERD
Momen bulan Ramadhan setiap tahunnya selalu dinantikan oleh kaum muslimin. Tidak terlepas bagi mereka yang menderita GERD namun ingin tetap berpuasa menjalankan ibadah. Banyak dari mereka yang belum paham apa itu GERD dan bagaimana tips berpuasa selama bulan Ramadan.
Para penderita GERD pada dasarnya boleh menjalankan puasa, walaupun tidak mudah. Beberapa hal harus diperhatikan agar GERD tidak kambuh sehingga puasa menjadi lebih aman dan nyaman.
Gejala GERD
- Rasa asam dan pahit di mulut
- Sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati
- Mual dan mutah
- Begah
- Nyeri dada
- Gangguan Pernafasan
Apa Itu GERD ?
GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease) merupakan gangguan pada saluran cerna yang diakibatkan kelemahan pada katup bagian bawah kerongkongan (Lower Esophageal Sphincter), menyebabkan cairan asam lambung naik ke bagian kerongkongan. Adanya cairan asam lambung pada kerongkongan mengakibatkan timbulnya peradangan pada kerongkongan yang ditandai dengan rasa heart burn (terbakar di daerah dada), nyeri dada serta mulut terasa asam dan pahit. Kelemahan katup tersebut paling sering diakibatkan oleh merokok, alkohol, kafein, kegemukan dan makan terlalu banyak. Jika tidak diterapi dengan baik, GERD dapat mengakibatkan kanker pada kerongkongan.
Secara umum, pasien GERD yang ingin berpuasa dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu: kelompok yang dapat berpuasa, kelompok yang dapat berpuasa dengan perhatian/kehati-hatian, dan kelompok yang tidak diperbolehkan puasa. Pengelompokan ini bergantung pada tingkat keparahan gejala penyakit dan bagaimana kontrol terhadap gejala tersebut. Apabila gejala GERD pasien tergolong ringan, jarang kambuh dan pasien sudah diterapi dengan baik, maka pasien dapat menjalankan puasa. Namun sebaliknya, jika GERD tidak terkontrol dengan baik dan gejala masih sering berat dan berulang, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Silahkan berkonsultasi lebih lanjut dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam anda termasuk golongan yang mana.
Beberapa tips bagi penderita GERD yang mampu berpuasa:
1. Pastikan jam makan sahur dan berbuka teratur
Tak hanya memenuhi kebutuhan energi tubuh selama berpuasa, mengonsumsi makanan saat sahur juga dapat mencegah naiknya asam lambung bagi penderita GERD. Selain itu, penting pula untuk mengonsumsi menu sahur sehat agar tubuh lebih kuat dalam menjalani puasa.
2. Tidak makan berlebihan atau terlampau kenyang
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar atau makan secara berlebihan dalam satu waktu dapat melemahkan otot sfingter esofagus bawah sehingga tidak dapat menutup dengan benar. Hal ini dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan.
3. Hindari makanan yang tinggi lemak, kafein, asam dan pedas
Pantangan GERD selanjutnya adalah sering mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat merangsang peningkatan asam lambung. Beberapa makanan atau minuman yang harus dihindari penderita GERD di antaranya yang memiliki rasa pedas, kecut, tinggi asam, berkarbonasi, mengandung alkohol, atau mengandung kafein seperti kopi.
4. Konsumsi obat-obatan untuk mengontrol tingkat asam lambung
Penyakit asam lambung terjadi ketika asam dari lambung kembali ke kerongkongan. Ini memang gejala umum dari penyakit asam lambung. Sementara itu, stres memperburuk gejala penyakit asam lambung, dan kecemasan adalah respon alami terhadap stres dalam tubuh. Itulah mengapa, stres membuat penyakit asam lambung kambuh atau membuat siklusnya kembali.
Penyakit asam lambung atau GERD dapat diobati dengan obat-obatan dokter maupun yang dijual bebas. Berikut beberapa contoh obat asam lambung yang biasa digunakan untuk mengobati asam lambung:
- Antasida : Antasida berfungsi untuk membantu menetralkan asam lambung. Biasanya obat ini digunakan untuk mengatasi refluks asam dan asam lambung ringan.
- Penghambat Reseptor H2 : Penghambat reseptor H2 yang berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Contohnya: Famotidine dan Cimetidine.
- Proton Pump Inhibitor (PPI) : PPI adalah obat penghambat produksi asam lambung yang lebih kuat dan bisa membantu menyembuhkan jaringan kerongkongan yang rusak. Contohnya: Omeprazole, Lansoprazole, Esomeprazole, Pantoprazole dan Rabeprazole.
- Prokinetic Agents : Prokinetik adalah jenis obat yang meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan meningkatkan frekuensi kontraksi di usus halus atau membuat kontraksi lebih kuat tanpa menggangu ritmenya.
5. Hindari stres berlebihan
Penyakit asam lambung terjadi ketika asam dari lambung kembali ke kerongkongan. Ini memang gejala umum dari penyakit asam lambung. Sementara itu, stres memperburuk gejala penyakit asam lambung, dan kecemasan adalah respon alami terhadap stres dalam tubuh. Itulah mengapa, stres membuat penyakit asam lambung kambuh atau membuat siklusnya kembali.
6. Tidur yang cukup dan posisi tidur nyaman
Gravitasi dan anatomi memainkan peran besar dalam menemukan bantuan dari gejala asam lambung tinggi di malam hari. Pada siang hari, kamu kemungkinan besar berdiri atau duduk sehingga ketika asam keluar, gravitasi dan air liur dengan cepat mengembalikan zat yang berpotensi berbahaya ini ke perut.
Semoga Anda dapat berpuasa dengan lancar.