spesialistht

Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud, Ini Bahayanya!

Sahabat Hermina, cotton bud adalah gumpalan kapas kecil yang dilekatkan pada gagang kecil yang biasa digunakan untuk membersihkan telinga. Cotton bud dipercaya sebagai alat yang aman untuk membersihkan telinga dari kotoran. Selain digunakan untuk membersihkan kotoran telinga, cotton bud juga umum digunakan sebagai kebutuhan dandan.

Namun, tahukah Sahabat Hermina bahwa telinga memiliki mekanisme pembersihan alami? Serumen yang berfungsi untuk membersihkan liang telinga dikeluarkan ketika rahang kita mengunyah makanan. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang tahu akan hal ini. Ketidaktahuan masyarakat menyebabkan praktik penggunaan cotton bud sering kali dilakukan. Padahal, pemakaian cotton bud dapat berdampak buruk bagi telinga.

Bahaya Penggunaan Cotton Bud

Menurut situs kesehatan Healthline, cairan telinga atau ear wax sebenarnya membantu telinga agar tidak terlalu kering, menjebak kotoran-kotoran, dan mencegah bakteri untuk masuk lebih dalam ke telinga. Seiring waktu, ear wax pun akan berpindah secara alami ke bagian luar sehingga lebih mudah dibersihkan. Akan tetapi, banyak orang yang memasukkan cotton bud ke dalam telinga untuk membersihkannya. Bahkan dalam satu survey studi menemukan bahwa 68% partisipan menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinganya dari ear wax dan kotoran lainnya. Adapun bahaya membersihkan telinga dengan cotton bud, yaitu:

  • Penumpukan Kotoran Telinga

Menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga bisa membuat kotoran tersebut masuk lebih dalam karena adanya dorongan. Hal ini menyebabkan terjadinya serumen prop atau penumpukan kotoran telinga yang sulit dibersihkan. Tak hanya itu, terlalu banyaknya kotoran dalam telinga juga bisa membuat telinga Anda terasa nyeri, penuh, dan pendengaran menjadi teredam.

  • Cedera Telinga

Memasukkan cotton bud terlalu jauh ke dalam telinga dapat melukai struktur telinga tengah hingga terjadi cedera. Salah satu cedera telinga yang kerap dikaitkan dengan penggunaan cotton bud, yaitu robek gendang telinga. Sebuah studi pada tahun 2017 yang mengamati luka telinga pada anak-anak terkait dengan cotton bud menemukan bahwa sekitar 73% cedera telinga tersebut terjadi akibat pembersihan telinga menggunakan cotton bud.

  • Infeksi Telinga

Menggunakan cotton bud dapat mendorong lebih jauh kotoran telinga dan bakteri yang terjebak di dalamnya. Hal ini berpotensi menyebabkan infeksi telinga yang dapat ditandai dengan sakit pada telinga, keluar cairan dari telinga, sulit mendengar, dan sakit kepala. Kondisi infeksi telinga yang tersering adalah infeksi telinga luar dan telinga tengah.

  • Tertinggalnya Kapas Cotton Bud di dalam Telinga

Pada kasus tertentu kapas di ujung cotton bud dapat tertinggal sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman, penuh atau sakit pada telinga. Bahkan dalam beberapa kasus dapat pula terjadi gangguan pendengaran. Satu studi yang menyelidiki keterkaitan pasien unit gawat darurat dengan kasus tertinggalnya benda asing di telinga menemukan bahwa cotton bud menjadi salah satu benda yang umum tertinggal di telinga.

Cara Membersihkan Kotoran Telinga

Berdasarkan situs kesehatan Healthline, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan kotoran telinga, yaitu:

  • Lunakkan kotoran telinga. Dalam melunakkan kotoran telinga, gunakanlah pipet untuk meneteskan gliserin dan baby oil ke dalam telinga Anda sebanyak dua hari sekali.
  • Irigasi telinga. Irigasi pada saluran telinga dapat dilakukan dengan spuit besar (20 mL) dan air hangat. Penggunaan air steril atau saline sebagai lawan dari air keran atau agen bakteriostatik (misalnya hidrogen peroksida encer) dapat menurunkan risiko infeksi. 
  • Keringkan saluran telinga. Selanjutnya, keringkan telinga luar Anda dengan handuk yang bersih secara menyeluruh.

Nah Sahabat Hermina, jika setelah membersihkan telinga menggunakan cotton bud muncul rasa sakit, Anda dapat menggunakan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti halnya ibuprofen atau asetaminofen. Akan tetapi, jika rasa sakit tak kunjung hilang setelah 3 hari sebaiknya segera periksakan diri Anda pada Dokter Spesialis THT-KL untuk mendapat penanganan yang tepat. Salam sehat.

Categories