saraf, intervensinyeri, lowbackpain

Interventional Pain Management, Cara Atasi Nyeri Bagi yang Tidak Suka Minum Obat

Penanganan nyeri merupakan hal yang kompleks, personal, dan berbeda bagi setiap pasien tergantung kondisi kesehatan yang dimiliki. Orang yang mengalami nyeri akan berusaha untuk mengurangi rasa nyeri yang diderita, karena nyeri akan mempengaruhi kualitas hidup sesorang. Dan saat ini, telah tersedia manajemen intervensi nyeri atau Interventional Pain Management (IPM) yang bisa menunjang pengelolaan dan penanganan nyeri lebih optimal untuk beragam kasus nyeri.

 

Apa Itu Interventional Pain Management?

Interventional Pain Management merupakan Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami nyeri dengan pendekatan minimal invasif. Tindakan ini dilakukan dengan panduan alat untuk mengobati nyeri akut dan kronik secara jangka panjang atau permanen. Intervensi nyeri ini bertujuan untuk mngurangi, menghilangkan, atau mencegah terjadinya nyeri pada seseorang.

Terdapat 3 teknik yang dapat dilakukan untuk penerapan IPM. Pemilihan teknik tergantung pada jenis nyeri, kondisi kesehatan, dan derajat keparahan nyeri yang dimiliki pasien, yaitu :

1. Penyuntikan obat pada lokasi penyebab nyeri

Penyuntikan bisa berupa steroid yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada asal nyeri secara sempurna. Selain steroid, obat regeneratif (Platelet Rich Plasma & Proloterapi) juga bisa diberikan  yaitu obat yang memperbaiki struktur jaringan misalnya otot & tendon yang mengalami kerusakan dan menjadi sumber nyeri. Pemberian obat  wajib dilakukan menggunakan pedoman alat USG & C-Arm supaya tepat pada sumber nyeri.

 2. Blok Saraf

Blok saraf akan menganggu sinyal saraf ke otak yang membantu menghilangkan rasa sakit. Blok saraf dilakukan menggunakan pedoman USG & C-Arm menuju saraf asal nyeri, sehingga bisa mengurangi rasa nyeri beberapa minggu maupun bulan. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa sebagai blok permanen, tergantung dalam teknik & obat yang digunakan.

 3. Radiofrekuensi Ablasi/Neuromodulasi

Gelombang radiofrekuensi dipakai untuk menonaktifkan/menenangkan jaringan saraf yang menghantarkan sinyal nyeri,sehingga sinyal nyeri yang dipancarkan dari asal nyeri berkurang. Gelombang radiofrekuensi ini dihasilkan alat khusus & dihantarkan melalui jarum yang diarahkan menuju saraf asal nyeri dengan menggunakan pedoman USG & C-Arm.

 

Kondisi nyeri yang bisa mendapatkan penatalksanaan IPM

Interventional Pain Management sebagai pilihan penatalaksanaan nyeri lebih lanjut dapat dipertimbangkan pada pasien-pasien dengan kondisi sebagai berikut :

  1. Mengalami nyeri akut, kronik, & kanker, terutama bila pengobatan secara medikamentosa (obat-obatan penghilang rasa nyeri) tidak berhasil mengurangi nyeri yang ada.
  2. Pasien sudah memakai obat penghilang nyeri dalam waktu lama, sebagai akibatnya ada gangguan efek samping penggunaan obat, misalnya gangguan lambung & ginjal.
  3. Tidak mampu minum obat nyeri lantaran alergi, mempunyai penyakit gangguan ginjal, gangguan pencernaan, & lainnya.
  4. Pernah menjalani operasi, namun masih mengalami rasa sakit.
  5. Ingin menghindari operasi bila memungkinkan.

Jadi sahabat Hermina, bagi sahabat Hermina yang sering mengalami nyeri dan tidak suka untuk minum obat mendapatkan tindakan intervensi nyeri bisa menjadi pilihan opsi untuk pengobatan, karena tindakan intervensi nyeri tanpa meminum obat tetapi bisa dilakukan pada sumber nyeri berada. Jangan lupa selalu konsultasikan kasus nyeri ke dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan medis secara tepat.

 

Categories