penyakitkelamin, #kulitdankelamin #kulit, dermatologist, venerology

Kenali Penyakit Menular Seksual dan Jenisnya

Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang penularannya terjadi melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin ini menular lewat sperma, darah, cairan vagina, ataupun cairan tubuh lainnya. Penularan PMS juga dapat terjadi dari ibu hamil kepada janin didalam kandungan atau usai bayi dilahirkan. Selain itu penggunaan jarum suntik secara berulang atau bergantian juga bisa meningkatkan resiko seseorang tertular PMS.  

 

Penyebab Penyakit Menular Seksual

  • Terdapat lebih dari 30 jenis patogen atau mikroorganisme yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Berikut beberapa jenis patogen yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual, di antaranya:
  • infeksi bakteri, seperti Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum, Haemophilus ducreyi
  • infeksi virus, seperti Human Immunodeficiency Virus, Herpes simplex virus, Human papillomavirus, hepatitis B
  • jamur, seperti Candida albicans
  • parasit, seperti Phthirus pubis, Sarcoptes scabiei

 

Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual 

Ada banyak jenis PMS, berikut adalah beberapa jenis yang paling umum terjadi:

  • Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini mempunyai gejala berupa munculnya luka pada alat kelamin atau mulut. Luka ini pada umumnya akan bertahan antara 1 - 2,5 bulan dengan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mudah menular. Sifilis yang tidak diobati bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotensi dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa seseorang.

  • Gonore

PMS ini terjadi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae. Kondisi ini juga banyak orang kenali dengan kencing nanah, karena menyebabkan keluarnya cairan saat buang air kecil yang menyebabkan rasa nyeri pada penis atau vagina.

  • Klamidia

Klamidia merupakan PMS yang paling umum terjadi. Penyakit yang terjadi akibat Clamidia trachomatis ini memang tidak menimbulkan gejala yang signifikan.Namun, klamidia tetap harus kamu waspadai karena penularannya bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang terinfeksi.

  • Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat virus human papiloma virus di sekitar alat kelamin. Penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi biasanya akan muncul rasa gatal dan memerah.

  • HIV

HIV (human immunodeficiency virus) akan menyebar melalui cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh.Pada tahap awal, HIV tidak akan menunjukkan gejala, karena virus akan “tidur” sementara waktu. Virus ini akan menunggu sistem imun melemah, dan dapat berkembang menjadi penyakit acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang sangat mematikan.

 

Gejala Penyakit Menular Seksual

Gejala PMS tergantung dari diagnosis penyakitnya. Beberapa contoh gejala penyakit menular seksual yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:

  • Keluar cairan abnormal dari kelamin
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Adanya luka atau kutil pada kelamin
  • Perubahan urin / buang air kecil terasa nyeri
  • Kemerahan dan gatal pada kelamin
  • Perubahan aroma pada kelamin
  • Keputihan abnormal / perdarahan vagina

Faktor - faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terkena penyakit menular seksual, adalah:

  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Kontak seksual tanpa menggunakan kondom
  • Pemaksaan kontak seksual
  • Tidak mendapatkan vaksin (untuk HPV dan hepatitis)
  • Riwayat terkena PMS
  • Penggunaan alkohol atau NAPZA (meningkatkan perilaku seksual berisiko)

 

Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, yaitu:

  • Tidak melakukan hubungan seksual
  • Komitmen antar-pasangan untuk monogami
  • Mengurangi jumlah pasangan seksual
  • Menggunakan kondom saat berhubungan intim
  • Serta mendapatkan vaksinasi (untuk HPV, hepatitis)

Jika mengalami gejala yang mengarah pada penyakit menular seksual segera konsultasikan dan periksakan ke dokter terutama jika aktif secara seksual dan memiliki faktor risiko sebaiknya memeriksakan diri meski tidak mengalami gejala apa pun.

Categories