Komplikasi Patah Tulang
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga posisi atau bentuknya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima tekanan atau benturan yang kekuatannya lebih besar daripada kekuatan tulang.
Penanganan baik medis dan nonmedis pada kasus patah tulang bila tidak ditangani dengan prosedur yang baik dan tidak benar dapat menimbulkan komplikasi yang akan membuat kasus patah tulang tersebut menjadi semakin sulit dan berbahaya bagi keselamatan pasien. Penting untuk mengetahui langkah awal dalam mendeteksi dan mengetahui gejala pada kasus ini.
Patah tulang seringkali terjadi akibat kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Penanganan terapi patah tulang dapat dilakukan secara konservatif (non-operatif) dan operatif.
Mencegah Komplikasi
Dalam mencegah perburukan yang akan terjadi pada kasus-kasus patah tulang, yang paling penting adalah menangani kasus per kasus secara individual dan tidak melakukan manipulasi berlebihan yang dapat memperburuk keadaan.
Perlu diperhatikan mekanisme cedera dan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien tersebut. Langkah awal adalah memberikan antinyeri dan antibiotik profilaksis pada kasus patah tulang dengan luka terbuka. Tindak lanjut penanganan kasus ini adalah dengan proses pembidaian anggota gerak pada posisinya. Yang harus diingat adalah proses pembidaian tidak boleh terlalu kuat dan ketat karena dapat mengganggu aliran peredaran darah ke bagian tepi dari anggota gerak dan bertujuan untuk mencegah munculnya kematian jaringan.
Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah melakukan kontrol perdarahan dan memonitor cappilary refill pada ujung anggota gerak bagian bawah. Setelah hal ini ditangani, maka perlu tindak lanjut memindahkan pasien ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan medis dan rujukan ke instansi kesehatan yang memiliki instalasi gawat darurat, serta spesialis bedah tulang sebagai pembuat keputusan penanganan/terapi.
Perlu di ingat, sekali lagi tidak diperkenankan memanipulasi trauma dengan cara diurut atau dipijat. Hal ini, selain dapat meningkatkan penderitaan pada pasien, juga dapat memperparah pergeseran tulang dan akan berpengaruh pada keputusan terapi di kemudian hari. Maka, sangat diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa imagining dari anggota gerak yang mengalami trauma, sehingga dapat membantu pemilihan tindak terapi.
Tanda-Tanda Klinis Patah Tulang
Tanda awal yang dapat diketahui pada kasus patah tulang akibat trauma antara lain;
- Keluhan nyeri pada daerah anggota tubuh yang mengalami trauma, pembengkakan, memar, angulasi/bengkok
- Tidak dapat menggerakan anggota tubuh, ditemukan adanya krepita, aliran pembuluh darah tepi yang menurun, rasa tebal dan kebas akibat penurunan sensasi pada anggota tubuh yang mengalami trauma
Derajat Keluhan Patah Tulang
Kasus patah tulang dibagi menurut jenisnya menjadi;
- Patah tulang tertutup
- Patah tulang terbuka (disertai luka), sesuai derajatnya;
- Grade 1, luka terbuka ringan <1cm dengan perdarahan minimal dan simple fracture pattern
- Grade 2, luka terbuka sedang >1cm disertai perdarahan dan moderate fracture pattern
- Grade 3, luka terbuka besar, disertai perdarahan hebat dan gangguan vaskuler tepi sampai ditemukannya bone loss
Komplikasi pada Patah Tulang
Komplikasi yang ditemukan pada kasus ini bila terlambat ditangani terbagi menjadi:
- Komplikasi dini (early)
- Perdarahan masif
- Nyeri yang berkepanjangan
- Infeksi
- Komplikasi lama (late)
- Nonunion
- Malunion
- Infeksi berat (osteomyelitis)
- Gangren
- Complex regional pain syndrome
- Post traumatic arthritis
- Thromboembolic Disease
- Fat Embolism Syndrome
Jika Anda mengalami gangguan tulang atau mendapatkan gejala patah tulang seperti yang telah dijelaskan di atas, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Orthopedi di RS Hermina Pasteur agar segera mendapatkan tindakan dan tidak menjadi komplikasi penyakit yang membahayakan tubuh.
Sumber:
@dacosta_ortho