japaneseencephalitis, vaksin, anak

Mengenal Japanese Encephalitis

Apa itu Japanese Encephalitis?

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit radang otak (Ensefalitis) yang disebabkan oleh virus JE. JE merupakan penyakit yang mematikan dan menyebabkan cacat permanen. Infeksi virus JE dari genus Flavivirus yang menyerang susunan saraf pusat, ditularkan melalui gigitan nyamuk (Mosquito Borne Viral Disease) terutama oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus . Amplifying host adalah babi serta burung yang hidup di rawa-rawa. Penyakit ini pertama kali muncul di Jepang 1871

 

Penularan japanese encephalitis

Peningkatan penularan penyakit ini ditengarai disebabkan beberapa faktor risiko, antara lain:

1) Peningkatan populasi nyamuk pada musim hujan;

2) Tidak adanya antibodi spesifik JE baik yang didapat secara alamiah maupun melalui imunisasi;

3) Tinggal di daerah endemik JE;

4) Perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan digigit oleh nyamuk misalnya tidur tanpa menggunakan kelambu.

 

Apa saja gejala japanese encephalitis?

Gejala Acute Encephalitis Syndrome (AES) pada anak usia 0-16 tahun yaitu demam / riwayat demam. Perubahan status mental, seperti bingung, kesulitan bicara, koma dan atau kejang serta kelemahan otot.

Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan?

Diagnosis japanese encephalitis didapat dari gejala-gejala yang penderita alami, pemeriksaan fisik yang dokter lakukan, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan yaitu pemeriksaan darah dan pemeriksaan cairan sumsum. Tindakan pengambilan cairan tulang sumsum adalah tindakan yang tidak sederhana, harus dilakukan di ruang perawatan, tidak bisa dilakukan di laboratorium klinik biasa.

Bila Anda terserang infeksi, sistem imun tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes-tes laboratorium ini berfungsi mendeteksi adanya antibodi (IgM) yang melawan virus japanese encephalitis. IgM dapat dideteksi dalam cairan sumsum 4 hari setelah gejala muncul, dan dapat dtemukan dalam darah 7 hari setelah gejala muncul.

Apakah penyakit japanese encephalitis bisa diobati?

Saat ini tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit japanese encephalitis. Pengobatan yang  diberikan adalah berdasarkan gejala yang diderita pasien (simtomatik), seperti istirahat, pemenuhan kebutuhan cairan harian, pemberian obat pengurang demam, dan pemberian obat pengurang nyeri. Pasien perlu dirawat inap supaya dapat diobservasi dengan ketat, sehingga penanganan yang tepat bisa segera diberikan bila timbul gejala gangguan saraf atau komplikasi lainnya.

 

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah japanese encephalitis?

Cara terbaik untuk mencegah Japanese encephalitis adalah dengan melindungi diri Anda dari gigitan nyamuk dan mendapatkan vaksinasi.

Mencegah gigitan nyamuk

  • Menggunakan anti nyamuk berupa lotion atau spray yang aman bagi kulit
  • Menggunakan pakaian yang menutupi tubuh bila beraktivitas di luar rumah
  • Menggunakan kelambu saat tidur/ air conditioner
  • Sebisa mungkin menghindari kegiatan di malam hari di area pertanian, ladang, atau persawahan di mana banyak terdapat nyamuk Culex.

Vaksinasi

Imunisasi JE diberikan mulai umur 9 bulan. Untuk perlindungan jangka panjang diberikan 1-2 tahun kemudian.

Sumber :

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/japanese-encephalitis

https://www.cdc.gov/japanese-encephalitis/index.html

Categories