Mengenal Typhoid dan DBD dari Gejalanya
Sahabat Hermina, banyak orang yang kesulitan membedakan tipes (typhoid) dan DBD karena keduanya sama-sama diawali dengan gejala berupa demam. Meski gejala awalnya sama, typhoid dan DBD merupakan penyakit yang berbeda, baik penyebab, pengobatan, maupun pencegahannya.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sedangkan demam typhoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang ditularkan melalui makanan.
Walaupun sama-sama penyakit infeksi, typhoid dan DBD perlu ditangani dan dicegah dengan cara yang berbeda. Agar bisa membedakan typhoid dan DBD, Anda perlu memahami dulu apa saja perbedaan gejala kedua penyakit ini.
Perbedaan Demam pada Typhoid dan DBD
Demam merupakan gejala awal yang timbul pada DBD maupun typhoid. Bukan hanya karena infeksi, demam atau peningkatan suhu tubuh juga bisa disebabkan oleh peradangan, penyakit autoimun, bahkan dehidrasi. Oleh karena itu, demam juga perlu dibedakan berdasarkan sifatnya.
Ada sedikit perbedaan pola demam pada penyakit typhoid dengan demam berdarah (DBD).
DBD ditandai dengan demam tinggi (suhu antara 39-40 derajat Celcius) yang muncul secara mendadak, demam bisa berlangsung sampai tujuh hari dan terjadi secara terus menerus.
Pada typhoid, demam akan muncul secara bertahap. Saat gejala awal muncul, suhu tubuh bisa normal atau rendah, lalu akan naik secara perlahan setiap hari, dan bisa mencapai 40 derajat Celcius.
Perbedaan Gejala Khas Typhoid dan DBD
Ada gejala khas yang muncul pada masing-masing penyakit. Gejala khas pada DBD adalah perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, menstruasi yang lebih panjang atau lebih banyak, BAB berdarah, atau muntah darah.
Tanda perdarahan pada DBD bisa juga tidak terlihat, sehingga dokter atau perawat perlu melakukan uji banding menggunakan alat pengukur tekanan darah (tensimeter), untuk memicu perdarahan pada kulit berupa bintik-bintik merah.
Sementara itu, penyakit typhoid ditandai dengan gejala awal berupa gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit atau diare, rasa tidak nyaman di perut, hingga nyeri perut.
Pemeriksaan Tambahan untuk Typhoid dan DBD
Bila mengalami gejala typhoid atau DBD, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan, melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, untuk mengetahui penyebab gejala tersebut.
Pemeriksaan hitung darah lengkap pada penderita demam berdarah dilakukan untuk menilai kekentalan darah, jumlah sel pembekuan darah (trombosit atau keping darah), serta jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Pemeriksaan darah dapat dilakukan secara berkala setiap hari.
Berbeda dengan demam berdarah, pemeriksaan darah bagi penderita typhoid bertujuan untuk melihat antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.
Pengobatan kedua penyakit ini juga berbeda. Pengobatan utama DBD dilakukan dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sedangkan penyakit typhoid memerlukan antibiotik untuk menghilangkan infeksi.
Langkah Pencegahan Typhoid dan DBD
Cara pencegahan typhoid dan DBD juga berbeda. Untuk mencegah DBD, Anda dapat memasang kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, rajin membersihkan lingkungan, menguras bak mandi, serta menutup tempat penampungan air.
Sementara upaya pencegahan typhoid dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan asupan makanan atau minuman, yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci bahan makanan hingga bersih, serta mengonsumsi air matang atau air kemasan yang terjamin kebersihannya.
Dengan mengetahui perbedaan typhoid dan DBD, Anda diharapkan dapat lebih waspada terhadap kedua penyakit ini, serta melakukan penanganan awal dan perawatan yang tepat.
Namun untuk memastikannya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi penyakit yang Anda derita dan mencegah komplikasi yang dapat berakibat fatal, salam sehat.