Menjaga Kesehatan Rongga Mulut Selama Pandemi
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak, berlubang, atau sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%. Faktor-faktor yang mempengaruhi gigi berlubang diantara lain dari sisa makanan yang mengandung gula, permen, coklat, es krim, kue kering dan lainnya, lalu oleh bakteri alami dalam mulut diubah menjadi asam. Kombinasi antara bakteri asam, air liur, dan sisa makanan yang ada di dalam mulut, akan membentuk plak yang melekat pada gigi. dan plak secara perlahan akan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi.
Mengapa kesehatan mulut dan gigi penting? Karene ketika mempunyai masalah dengan gigi, akan timbul rasa nyeri, susah makan, mengganggu organ tubuh lainnya, pertumbuhan rahang tidak maksimal, hingga estetik berkurang.
Tahapan perawatan pada gigi berlubang:
- Pulpitis reversibel
Dilakukan penambalan sederhana dengan amalgam (sudah tidak digunakan lagi), GIC, komposit
- Pulpitis irreversibel
Dilakukan penambalan sementara yang akan diikuti dengan penambalan tetap maupun perawatan saluran akar.
- Gangren pulpa
Dilakukan perawatan saluran akar yang kemudian akan dilakukan penambalan ataupun pembuatan crown/mahkota
- Gangren Radix
Dilakukan pencabutan yang kemudian akan diikuti dengan pembuatan gigi palsu baik implan maupun gigi tiruan lepasan atau cekat
Lalu Bagaiman Perawatan Gigi selama Pandemi?
Menurut himbauan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), kriteria yang boleh berkunjung ke dokter gigi adalah: jika mengalami nyeri yang hebat tidak tertahankan, mengalami trauma pada gigi dan rahang, perdarahan parah, pembengkakan pada gusi akibat infeksi.
WHO menghimbau untuk menunda perawatan gigi jika tidak benar-benar darurat. Berobat ke dokter gigi sangat berisiko tertular dan menularkan Covid-19, karena saat dokter gigi melakukan tindakan, ada potensi penularan virus corona melalui udara (aerosol). Aerosol dan droplet (percikan cairan) ini mengandung partikel virus. Saat tindakan gigi dilakukan, ada kemungkinan terkena cipratan aerosol dan droplet. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah langkah pencegahan sebelum terjadi sakit.