bedahanak, bedah

Mom's Wajib Tahu, Kelainan Testis Tidak Berada Dikantung Kemaluan atau Undescended Testis (UDT) | Merupakan Kelainan yang cukup sering ditemukan di bidang Bedah Anak

Tahukah anda Sahabat Hermina kelainan testis tidak berada dikantung kemaluan atau Undescended Testis merupakan kelainan yang cukup sering ditemukan di bidang Bedah Anak

Undescended testis adalah masalah genital yang paling umum ditemui pada anak. Secara harfiah, undescended testis berarti testis atau buah zakar yang tidak turun sampai skrotum. Testis adalah nama latin dari biji atau buah zakar yang merupakan organ reproduksi laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormon laki-laki, sedangkan skrotum adalah istilah medis untuk kantung zakar tempat dimana testis seharusnya berada. Kelainan ini sering terjadi pada bayi laki-laki, yaitu pada 4-5% bayi laki-laki dengan umur kehamilan yang cukup, dan 20-33% pada bayi laki-laki prematur.

Undescended testis terjadi akibat kelainan dari perkembangan janin di minggu ke-25 sampai minggu ke-35 usia kehamilan. Testis mulanya berada di dalam rongga perut kemudian turun melalui saluran kanalis inguinalis yang berada di lipat paha kiri dan kanan dan akhirnya sampai ke skrotum. Kegagalan proses penurunan ini berakibat testis berada di luar skrotum bahkan masih bisa di dalam perut.

Penyebab testis tidak turun pada bayi belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Beberapa hal yang diduga berpengaruh, antara lain:

  • Faktor genetik (keturunan)
  • Kondisi kesehatan selama kehamilan
  • Gangguan hormon
  • Kelainan fisik dan saraf

Undescended testis dapat dibedakan menjadi palpable atau teraba (80%) dan nonpalpable atau tidak teraba (20%). Diagnosis dari undescended testis dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter. Namun, jika testis tidak teraba, pemeriksaan lanjutan seperti USG abdomen atau laparoskopi dapat membantu untuk mendeteksi bahkan menurunkan testis yang lokasinya tinggi bahkan testis yang masih di dalam rongga perut sekalipun.

Penanganan yang dilakukan adalah tindakan operasi dengan istilah medis disebut orchidopexy untuk menurunkan dan mengikat testis kedalam skrotum. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan testis dengan baik karena testis perlu berada dalam suhu 3-4 derajat Celcius dibawah suhu tubuh yang disediakan oleh skrotum. Jika perkembangan baik, pembentukan sperma di kemudian hari juga tidak akan terganggu. Tetapi apabila pertumbuhan testis terjadi di luar skrotum, testis mendapatkan kelebihan panas dari yang seharusnya dan menyebabkan resiko kerusakan testis seperti mandul dan berubah menjadi tumor ganas atau kanker testis di kemudian hari. Selain itu juga dapat menyebabkan gangguan fertilitas dan terpuntirnya testis atau disebut torsio testis yang ditandai dengan bengkak dan nyeri akut bahkan beresiko kehilangan atau kematian testis.

Waktu yang optimal untuk melakukan orchidopexy adalah saat anak berusia 6-12 bulan. Proses operasinya bertujuan untuk menempatkan dan mengikat testis pada skrotum dengan 2 sayatan kecil di inguinal dan skrotum atau bila testis berada di dalam perut metode yang dilakukan adalah laparoskopi untuk membantu proses operasi penurunan testis. Penyembuhan luka pasca operasi dari prosedur orchidopexy sangat cepat, dimana setelah 1-2 hari, pasien dapat kembali melakukan aktivitas penuh. Olahraga mungkin perlu dihindari dalam 1-2 minggu.

Terapi hormonal untuk mengatasi undescended testis masih dalam kontroversi dan tidak direkomendasi oleh American Urological Association. Menurut penelitian yang paling dipercaya saat ini testis tidak akan turun spontan ataupun dengan terapi hormone setelah usia 6 bulan.

Saat anak telah berumur 14 tahun, pemeriksaan terhadap pubertas dan kemungkinan terjadinya infertilitas dan keganasan juga perlu dilakukan. Infertilitas mungkin terjadi pada 1 hingga 3 dari 4 laki-laki dewasa dan resiko terjadinya keganasan meningkat sebanyak 5-10 kali lebih tinggi pada laki-laki dengan riwayat UDT.

Jika si Kecil mengalami testis tidak turun segera periksakan kesehatan si Kecil kepada Dokter Sepesialsis Bedah Anak agar mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak menyebakan komplikasi di masa depan.

 

Dibuat oleh : dr. Raissadita Novdyla

Ditinjau oleh : dr. Dikki Drajat Kusmayadi, Sp.BA.,Subsp. D.A(K)

Referensi:

[Guideline] Kolon TF, Herndon CD, Baker LA, Baskin LS, Baxter CG, Cheng EY, et al. Evaluation and treatment of cryptorchidism: AUA guideline. J Urol. 2014 Aug. 192 (2):337-45. [QxMD MEDLINE Link]. [Full Text].

Fantasia J, Aidlen J, Lathrop W, Ellsworth P. Undescended Testes: A Clinical and Surgical Review. Urol Nurs. 2015 May-Jun. 35 (3):117-26. [QxMD MEDLINE Link].

Hutson JM. Orchidopexy. Dalam: Puri P, Höllwarth M, penyunting. Pediatric Surgery. Jerman: Springer, 2006; hal 555-576.

Hutson J. Cryptorchidism. Dalam: Puri P, Höllwarth M, penyunting. Pediatric Surgery: Diagnosis and Management. Jerman: Springer, 2009; hal 919-926.

Kusmayadi, dr. Dikki Drajat. 2020 Maret. Buah Zakar/Testis Tidak Turun (Undescensus Testis/UDT). Youtube. https://youtu.be/7dHBrpfyLSQ?si=pbf02ar6Ct_WeEn1

 

 

Categories