urologylife, benign prostatic hyperplasia, prostat

Pembesaran Prostat Jinak

 

Benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah suatu kondisi dimana kelenjar prostat membesar namun tidak bersifat ganas. Pembesaran ini terjadi seiring bertambahnya usia sehingga dapat menyebabkan masalah pada buang air kecil. Namun, tidak semua pembesaran prostat menimbulkan gejala, tergantung dari tingkat keparahan yang dialami masing-masing individu. 

Prostat adalah kelenjar penghasil cairan dan sperma yang hanya dimiliki pria. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kemih. Ukuran awal kelenjar prostat adalah sebesar buah kenari dan bertambah seiring bertambahnya usia setelah masa pubertas. Penyebab BPH belum diketahui secara pasti, namun beberapa teori menyatakan bahwa perubahan keseimbangan hormon pria mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan BPH. 

Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya BPH adalah: 
1. Usia 60 tahun ke atas; 
2. Riwayat keluarga BPH; 

3. menderita obesitas, penyakit jantung 
4. Sedikit aktivitas fisik; 
5. Masalah ereksi (impotensi). 

Pada beberapa pria, pembesaran prostat dapat menekan saluran kemih dan menyebabkan kandung kemih menebal dan melemah. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala kencing pada penderita BPH, seperti: 
1. Kesulitan mulai buang air kecil (BAK) hingga harus mengejan; 
2. Buang air kecil > 8 kali sehari; 
3. Kesulitan mengendalikan BAK; 
4. Sewaktu-waktu keluar aliran urin; 
5. Urine menetes dari ujung urinoir; 
6. Merasa urin tidak kosong dan merasa kenyang bahkan setelah buang air kecil; 

7. Nyeri saat buang air kecil atau ejakulasi. 

Dalam kasus yang parah, pasien tidak dapat buang air kecil sama sekali dan ditemukan darah dalam urin. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Tes pemeriksaan berikut yang dapat dilakukan: 
a. Pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui ukuran klinis prostat; 

b. Ultrasonografi prostat untuk mengetahui ukuran prostat; 

c. Tes kadar antigen PSA darah. Kelenjar prostat menghasilkan PSA, yang meningkat seiring dengan masalah prostat; 

d. Urinalisis untuk mengetahui kemungkinan penyebab gangguan saluran kemih selain BPH;

e. Tes laju aliran urin untuk mengukur keluaran dan volume urin; 

f. Sistoskopi untuk melihat bagian dalam saluran kemih; 

g. Biopsi untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. 

Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk penderita BPH, namun jika gejala semakin memberat dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan operasi yang bersifat non-invasif dengan memasukkan sejenis jarum melalui saluran kemih untuk mengecilkan ukuran prostat.

 

Source:

  1. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/prostate-problems/prostate-enlargement-benign-prostatic-hyperplasia
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9933963/
  3. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/benign-prostatic-hyperplasia/symptoms-causes/syc-20370087
  4. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9051355/

 

 

Categories