bedah plastik, estetik

Penanganan Luka Trauma Wajah Demi Bekas Luka yang Optimal

Wajah adalah bagian tubuh manusia yang paling mencolok. Karena itu, setiap luka yang terjadi pada area ini akan berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengganggu kualitas hidup individu yang bersangkutan. Karena itu, penanganan luka harus dilakukan secara optimal dan komprehensif.

Penyebab dan Bentuk Trauma Wajah

          Trauma pada wajah dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti:

  • Kecelakaan kendaraan bermotor
  • Kekerasan, mis. kasus perkelahian
  • Serangan hewan, mis. gigitan atau cakaran hewan
  • Jatuh
  • Aktivitas rekreasi/olah raga, mis. benturan bola, lutut, dsb
  • Diri sendiri, mis. pasien gangguan jiwa

Luka wajah dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan melibatkan:

  • Jaringan lunak (luka lecet, memar, robek, tusuk, dll)
  • Jaringan keras (patah tulang wajah, gigi patah/terlepas, dll)

 

Manajemen Trauma Wajah

Seperti halnya semua kasus trauma, tata laksana pasien dimulai dengan survey primer. Pada langkah ini, tenaga kesehatan mendeteksi adanya kegawatdaruratan yang membutuhkan tata laksana segera. Kasus luka wajah sendiri, meskipun mungkin tampak mencolok, jarang menyebabkan kegawatdaruratan yang mengancam nyawa. Namun kadang trauma disertai dengan cedera pada area tubuh lain yang dapat berujung pada komplikasi yang lebih mendesak. Pada kasus trauma wajah, kegawatdaruratan yang biasa menyertai antara lain gangguan jalan napas, cedera tulang belakang, dan cedera sistem saraf pusat. Untuk itulah diperlukan evaluasi oleh tim medis multidisiplin di fasilitas kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana memadai.

Baru setelah kondisi umum pasien dinilai stabil, dapat dilakukan pemeriksaan dan tata laksana menyeluruh, termasuk penanganan luka pada wajah. Umumnya luka dibersihkan, kemudian ditutup. Prosedur penutupan luka dapat dilakukan dengan perawatan luka semata maupun prosedur bedah seperti penjahitan luka. Pasien juga mendapatkan pengobatan seperti antitetanus, antibiotik, dan antinyeri sesuai indikasi.

 

Kapan Perlu Ditangani oleh Bedah Plastik

Kasus trauma wajah sebaiknya ditangani oleh dokter bedah plastik bila:

  • Luka kompleks (mis. luka robek dengan tepian compang-camping, luka kotor)
  • Luka di area yang memegang fungsi vital (mis. kelopak mata, bibir)
  • Terdapat kecurigaan akan adanya kerusakan struktur bawah kulit (saraf, pembuluh darah, kelenjar, patah tulang, dll)

Kasus-kasus demikian membutuhkan tata laksana yang lebih mendetil, antara lain prosedur rekonstruksi penutupan luka yang khusus (mis. penjahitan luka, cangkok kulit, dll) dan reparasi struktur-struktur penting (mis. pemasangan plat titanium untuk memperbaiki posisi tulang wajah, kawat untuk memperbaiki gigi, dll). Dengan manajemen yang optimal, diharapkan luka dapat sembuh dalam batas waktu normal tanpa adanya penyulit jangka pendek maupun panjang seperti infeksi, deformitas, dll.

 

Bekas Luka pada Trauma Wajah

Dalam sebuah manajemen yang komprehensif, tata laksana harus mencakup:

  • Perencanaan luka. Pada luka yang “sengaja” dibuat, misalnya tindakan bedah pada wajah, luka dapat “dirancang” untuk menghasilkan bekas yang samar.
  • Perawatan luka. Luka yang timbul ditangani agar proses penyembuhan berjalan lancar. Tahap ini termasuk membersihkan luka dan menutup luka dengan prosedur yang sesuai.
  • Perawatan bekas luka setelah luka sembuh. Setelah menyembuh, bekas luka masih menjalani masa pematangan yang berlangsung selama minimal 6 bulan. Pada periode inilah dokter bedah plastik merawat bekas luka serta melakukan intervensi tambahan bila dibutuhkan.

Diharapkan meskipun tidak hilang 100%, bekas luka yang dihasilkan akan samar dan tersembunyi. Manajemen bekas luka yang komprehensif juga bertujuan untuk mencegah bekas luka abnormal yang menonjol (keloid, parut hipertrofik), cekung (parut atrofik), atau mengganggu struktur lain di sekitarnya (kontraktur).

Sebagai bidang ilmu yang komprehensif, dokter bedah plastik tidak sekedar menyembuhkan luka, tetapi juga mengupayakan supaya bekas luka sesamar mungkin, apalagi bila luka terjadi pada area tubuh yang vital seperti wajah. Dengan tata laksana yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai hasil bentuk dan fungsi yang semaksimal mungkin demi kualitas hidup yang optimal.

 

 Dibuat oleh : dr. Sandy Sofian Sopandi, Sp.B-RE

Categories