lansia

Resiko Jatuh pada Lansia

Menua atau menjadi tua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Definisi lanjut usia yaitu seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Pada tahun 2020, jumlah lansia indonesia mencapai 28,8 juta orang atau 11,34 %. Perbandingan jumlah lansia laki-laki dan perempuan yaitu 63,1% - 33,6 %.

 

Kenali Perubahan pada Lansia

Ketika seseorang memasuki usia lanjut, ada beberapa tanda yang terlihat, seperti:

1. Kekuatan tubuh menurun, contoh: mudah lelah, kulit keriput, gigi tanggal atau goyang, air liur berkurang

2. Daya ingat menurun, contoh: mudah lupa, tidak merasa haus, nafsu makan berkurang, kebutuhan jam tidur berkurang

3. Pendengaran atau penglihatan berkurang

4. Gangguan keseimbangan misalnya mudah jatuh

5. Kekebalan menurun misalnya lebih rentan terkena infeksi

6. Gangguan Pencernaan misalnya mudah diare, sembelit, kembung

 

Seseorang yang telah lanjut usia memiliki faktor risiko untuk jatuh, yaitu:

1. Faktor Intrinsik, yang meliputi:

  • Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
  • Penurunan visus dan pendengaran
  • Perubahan neuromuscular, gaya berjalan dan reflek postural karena proses menua

2. Faktor Ekstrinsik, yang meliputi:

  • Obat-obatan yang diminum.
  • Alat bantu berjalan (salah pemilihan alat bantu berjalan)
  • Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya) misalnya dalam lingkungan rumah

 

Lansia dapat jatuh di mana saja, bahkan di rumah. Penyebab jatuh di lingkungan rumah, yaitu:

1. Penerangan yang kurang baik (kurang atau menyilaukan)

2. Lantai yang licin dan basah misalnya di toilet

3. Tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang

4. Alat-alat rumah tangga yang diletakkan dibawah seperti perabot, kabel (tersandung)

5. Keadaan permukaan lantai yang tidak rata atau rusak

 

Lansia yang jatuh rentan terkena risiko cedera, seperti:

1. Cedera (injury) menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis

a. Kerusakan fisik misalnya patah tulang panggul, pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis

b. Psikologis misalnya syok setelah jatuh, rasa takut seperti cemas, hilang percaya diri, pembatasan aktivitas sehari hari.

2. Disabilitas

3. Kematian

 

Bagi para lansia, perhatikan kondisi tubuh Anda, seperti:

1. Berkurangnya kemampuan gerak, keterbatasan gerak, nyeri pinggang atau nyeri sendi

2. Adanya fraktur atau patah tulang yang terlihat

3. Gangguan BAB maupun BAK (tidak terkontrol)

4. Demam

5. Gangguan panca indera (penglihatan, pendengaran)

6. Gangguan tidur (nyeri)

Jika terdapat keluhan seperti di atas, segera kunjungi dokter agar dapat diperiksa lebih lanjut.

 

Risiko jatuh pada lansia dapat dicegah. Berikut langkah pencegahannya:

1. Identifikasi faktor resiko

2. Faktor instrinsik risiko jatuh, pemeriksaan keadaan sensorik, neurologis, kesehatan mata, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh (penilaian keseimbangan dan gaya berjalan/gait)

3. Pemeriksaan rutin kesehatan secara berkala (serangan akut atau penyakit tertentu yang diderita lansia)  

4. Memastikan keamanan di lingkungan rumah seperti:

  • Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan
  • Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat
  • Peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti
  • Kamar mandi diupayakan tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC Sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding

5. Perhatikan penggunaan obat-obatan (efek samping mengantuk atau pening)

6. Aktivitas fisik yang sesuai kemampuan, fokus memperbaiki keseimbangan, dan koordinasi

 

Apa yang harus diajarkan untuk dilakukan oleh lansia ketika jatuh?

1. Terlentang/tengkurap (lindungi kepala)

2. Jangan segera bangkit (periksa keadaan diri)

3. Segera meminta Pertolongan

 

Motto Lansia

B erat badan berlebih (hindari)

A turlah makan dengan gizi yang seimbang

H indari faktor resiko penyakit tidak menular (hipertensi, DM, Jantung koroner, dll)

A gar terus berguna, lakukan kegiatan / hobi yang bermanfaat

G erak badan teratur

I man dan taqwa ditingkatkan, kelola stress

A wasi kesehatan (pemeriksaan rutin)

 

Sahabat Hermina, semakin lanjut usia, kesehatan otomatis menurun. Jaga selalu orang-orang terdekat yang Anda sayangi. Bila perlu, lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi ke dokter. Salam sehat.

Categories