Apasih Obesitas Sentral Itu?

Apasih Obesitas Sentral Itu?

Jika selama ini kita mengenal obesitas atau kegemukan sebagai akumulasi atau tertimbunnya lemak di dalam tubuh, maka obesitas sentral adalah tertimbunnya lemak di perut kita. Obesitas sentral ini dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit diabetes, jantung dan pembuluh darah, stroke, dan sebagainya. Apabila seseorang obese atau gemuk, disertai dengan obesitas sentral, maka risiko untuk terjadinya penyakit tersebut semakin meningkat.

Obesitas sendiri dapat diketahui secara mudah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m) dikuadratkan. Misal seseorang dengan berat badan 65 cm dan tinggi badan 150 cm, maka IMT-nya adalah 65 dibagi 1,52 didapatkan hasil 28,9 kg/m2. Menurut klasifikasi WHO untuk populasi Asia-Pasifik, dikatakan obesitas apabila IMT 25 kg/m2 atau lebih. Meskipun mudah, penghitungan IMT ini tidak dapat membedakan komposisi tubuh kita, apakah berat badan yang berlebih karena akumulasi lemak atau karena mass otot, sehingga definisi kegemukan dengan IMT tidak relevan untuk atlet dengan massa otot yang besar, seperti binaragawan atau atlet angkat besi.

Obesitas sentral ditandai dengan ukuran lingkar perut yang lebih besar dari normal. Untuk populasi Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, dikatakan obesitas sentral apabila lingkar perut lebih dari 90 cm untuk laki-laki atau 80 cm untuk perempuan. Orang dengan berat badan normal sesuai tinggi badannya atau hitungan IMT dalam rentang normal (18,5 – 22,9 kg/m2), dapat saja mengalami obesitas sentral juga, sehingga pengukuran lingkar perut tetap dianjurkan untuk dilakukan.

Lingkar perut dapat diukur sendiri dengan cara berdiri di depan cermin untuk memudahkan kita melihat posisi tubuh dan posisi pengukuran. Tubuh berdiri tegak dan kaki agak dilebarkan sekitar 25-30 cm atau selebar bahu. Kemudian pita ukur dilingkarkan di pertengahan perut dan kita mulai tarik-nafas-lepas-tarik nafas-lepas, nah pita pengukur dibaca pada saat kita melepas nafas atau ekspirasi, bukan pada saat menarik nafas atau inspirasi.

Apabila didapatkan IMT atau lingkar perut lebih dari normal, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter, meskipun bisa saja belum muncul adanya keluhan tertentu. Seringnya obesitas ini dianggap bukan suatu “penyakit” sampai seseorang mengalami keluhan tertentu baru dikonsultasikan ke dokter, sehingga sudah muncul penyakit tertentu, seperti jantung, stroke dan sebagainya, yang seharusnya bisa dicegah sebelumnya dengan menjaga berat badan tetap normal atau kembali normal bagi mereka yang gemuk. Karena obesitas dan obesitas sentral adalah faktor risiko penyakit, maka penting untuk mengendalikan faktor risiko ini sebelum terlambat.

Dokter akan menggali informasi dari pasien terkait gaya hidup seperti kebiasaan makan, aktivitas fisik, apakah ada riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, dan sebagainya. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik, termasuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut serta pemeriksaan fisik lain yang diperlukan. Selain itu dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, untuk mengetahui lebih lanjut apakah ada gangguan lain yang menyertai, seperti kadar gula atau kadar lemak darah yang meningkat, juga pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan tergantung kondisi masing-masing pasien.

Nah, setelah diketahui diagnosisnya, dokter akan memberikan terapi diet, dan juga saran untuk meningkatkan aktivitas fisik, termasuk tips dan trick bagaimana supaya berat badan kembali normal dan lingkar perut menyusut. Namun program manajemen berat badan ini bukanlah suatu program jangka pendek, karena tubuh perlu adaptasi sehingga perlu diprogram dalam waktu berbulan-bulan, dan harus mengubah gaya hidup yang juga butuh waktu. Disiplin, motivasi yang tinggi, dan dukungan dari orang dekat merupakan kunci keberhasilan terapi.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.