Cedera kepala atau trauma kepala
Cedera kepala atau trauma kepala adalah kondisi yang masih menjadi tantangan besar dalam dunia kedokteran. Dampak jangka panjang akibat cedera kepala tidak hanya pada kondisi kesehatan pasien saja, tetapi turut berpengaruh pada mental pasien dan keluarganya.
Untuk itulah sangat penting untuk mengetahui tentang cedera kepala, termasuk penyebab, jenis, gejala, dan penanganannya. Berikut ini informasi lengkapnya.
Penyebab terjadinya cedera kepala
Penyebab cedera kepala bisa terjadi karena benturan akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, cedera saat olahraga, sampai tindakan kekerasan
Cedera kepala dapat terjadi akibat benturan saat kecelakaan, cedera olahraga, atau trauma akibat tindakan kekerasan.
Cedera kepala adalah segala jenis cedera pada otak, jaringan dan pembuluh darah di kepala, tengkorak, hingga kulit kepala yang terjadi karena benturan. Bentuknya dapat berkisar dari benjolan ringan atau memar hingga cedera otak traumatis.
Sebagian besar penyebab cedera kepala di Indonesia adalah kecelakaan kendaraan bermotor, dimana proporsi terbesar terletak pada pengendara sepeda motor.
Kelompok usia dewasa muda, dengan usia 18 – 40 tahun, merupakan yang paling rentan mengalami cedera kepala. Hal ini disebabkan tingginya frekuensi pengguna kendaraan bermotor pada kelompok usia ini.
Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya dari cedera kepala yaitu:
Kecelakaan kendaraan bermotor
Kecelakaan yang disebabkan olahraga seperti bersepeda, sepak bola, bola basket, olahraga ekstrem, rekreasi dan sebagainya
Jatuh dari ketinggian
Tindakan kekerasan dan penganiayaan
Ada beberapa kondisi kesehatan yang ditandai dengan memar atau pendarahan otak, diantaranya:
Tekanan darah tinggi jangka panjang
Gangguan perdarahan
Penggunaan pengencer darah atau obat-obatan rekreasional tertentu
Jenis-jenis cedera kepala
a. Gegar otak (Concussion)
b. Fraktur Kompresi Tengkorak
c. Perdarahan Epidural
d. Perdarahan Subdural
e. Perdarahan Jaringan Otak
Sehingga, dapat disimpulkan jika beberapa cedera otak memiliki berbagai kasus yang berbeda, meskipun gejala awalnya serupa.
Gejala Cedera Kepala
gejala cedera kepala umumnya adalah pusing dan sakit kepala dan pusing, mual, lemah, hilang kesadaran, bingung, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan keseimbangan
Gejala cedera kepala sering disalah artikan dengan sakit kepala biasa.
Tanda dan gejala cedera kepala bisa berbeda tergantung jenis cedera yang dialami. Berikut gejala umum cedera kepala:
Hilangnya kesadaran selama beberapa waktu
Sakit kepala dan pusing
Masalah keseimbangan
Kebingungan
Penglihatan ganda atau kabur
Merasa lesu atau lelah
Mual
Kepekaan terhadap cahaya atau kebisingan
Gangguan tidur
Sulit berkonsentrasi
Kesulitan mengingat dan hilang ingatan
Tanda atau gejala bahwa cedera kepala yang lebih parah, memerlukan perawatan darurat meliputi:
Sakit kepala hebat
Perubahan ukuran pupil mata
Cairan bening atau berdarah mengalir dari hidung, mulut, atau telinga
Kejang
Fitur wajah terdistorsi
Memar wajah
Fraktur di tengkorak atau wajah
Gangguan pendengaran, penciuman, rasa, atau penglihatan
Ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih anggota badan
Sifat lekas marah
Penurunan kesadaran
Tingkat pernapasan rendah
Kegelisahan, kecanggungan, atau kurangnya koordinasi
Bicara cadel atau penglihatan kabur
Leher kaku yang biasanya disertai muntah
Pembengkakan di lokasi cedera
Muntah terus-menerus
Gejala yang memburuk secara tiba-tiba
Sulit untuk menilai seberapa serius cedera kepala hanya dengan melihatnya secara sekilas. Apalagi sebagian cedera kepala ringan mengeluarkan banyak darah, sementara beberapa cedera besar tidak berdarah sama sekali.
Maka dari itulah, sangat penting untuk memeriksakan kondisi cedera kepala dengan ke dokter. Apalagi mengingat tingginya angka kematian akibat cedera kepala tidak hanya ditentukan oleh tingkat keparahannya, tetapi juga ketepatan dan kecepatan penanganannya. Penanganan cedera kepala secara cepat dan tepat dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan.
Beberapa kasus cedera kepala memerlukan tindakan operasi, bahkan untuk kondisi tertentu tindakan operasi akan menjadi penentu yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup penderita.