Definisi Anak Dan Tahapan Perkembangan Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kasus KDRT yang dialami Cut Intan Nabila baru-baru ini telah mengejutkan banyak pihak dan
diskusi membuka penting tentang dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap
anak-anak. Intan, yang telah mengalami kekerasan selama lima tahun pernikahannya, akhirnya
berani melaporkan tindakan suami setelah mempertimbangkan kesejahteraan anak
anaknya. Ini adalah contoh nyata bagaimana KDRT tidak hanya mempengaruhi korbannya
langsung tetapi juga anak-anak yang menyaksikan atau hidup dalam lingkungan yang penuh
kekerasan.
Definisi Anak dan Tahapan Perkembangan
Anak adalah individu yang berada dalam fase pertumbuhan yang krusial, di mana setiap aspek
Kehidupan mereka, baik itu kognitif, emosional, maupun sosial, sedang berkembang pesat.
Perkembangan kognitif pada anak melibatkan kemampuan berpikir, memahami, belajar, dan
Memecahkan masalah. Sementara itu, perkembangan emosional mencakup bagaimana anak
Mengenali dan mengelola perasaan mereka. Di sisi lain, perkembangan sosial anak berkaitan
dengan kemampuan mereka berinteraksi dengan orang lain, membangun hubungan, dan
beradaptasi dalam lingkungan sosial.
Setiap tahap perkembangan anak ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Anak-anak
membutuhkan lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih sayang untuk dapat berkembang
dengan baik. Ketika anak-anak terpapar pada lingkungan yang tidak sehat, seperti yang terjadi
dalam kasus KDRT, perkembangan mereka dapat terganggu. Mereka mungkin menghadapinya
kesulitan dalam memahami dunia di sekitar mereka, merasa tidak aman secara emosional, dan
mengalami hambatan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat.
Tahap-tahap perkembangan dalam masa kanak-kanak :
- Masa Bayi (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak mengalami perkembangan pesat dalam hal ini
motorik, seperti merangkak, berjalan, dan berbicara. Ikatan emosional dengan orang tua
atau pengasuh juga sangat penting.
- Masa Kanak-Kanak Awal (2-6 tahun): Anak mulai mengembangkan keterampilan sosial,
belajar berinteraksi dengan orang lain, serta membentuk dasar-dasar kepribadian.
Mereka mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dan belajar melalui bermain.
- Masa Kanak-Kanak Tengah (6-12 tahun): Pada tahap ini, anak mulai bersekolah dan
mengembangkan kemampuan akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Mereka juga mulai memahami konsep moral dan etika.
- Masa Pra-Remaja (12-18 tahun): Anak mulai mengalami perubahan fisik yang
signifikan, dikenal sebagai masa pubertas. Mereka juga mulai mencari identitas diri dan
lebih banyak berinteraksi dalam kelompok sebaya.
Perkembangan Anak: Kognitif, Emosi, dan Sosial
Perkembangan Kognitif:
Tahapan perkembangan kognitif pada anak:
- Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak belajar melalui interaksi langsung
dengan lingkungan mereka menggunakan indra dan tindakan motorik. Anak mulai
memahami konsep keabadian suatu benda (objek tetap ada meskipun tidak terlihat).
- Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol, seperti kata-kata
dan gambar, untuk mewakili objek. Mereka secara berpikir egosentris, artinya mereka
sulit melihat perspektif orang lain, dan berpikir secara intuitif, bukan logis.
- Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai mampu berpikir logis tentang
kejadian konkret. Mereka mulai memahami konsep konservasi (bahwa jumlah atau
volume tetap sama meskipun bentuknya berubah) dan mampu mengorganisasi objek
berdasarkan kategori.
- Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Anak mulai berpikir secara abstrak, logis,
dan sistematis. Mereka dapat mempertimbangkan banyak aspek dari suatu masalah dan
berpikir hipotetis.
Dampak lingkungan pada perkembangan kognitif anak:
- Lingkungan yang kaya akan rangsangan, seperti akses ke buku, mainan edukatif, dan
kesempatan bermain kreatif, sangat penting untuk mendorong perkembangan kognitif.
- Interaksi dengan orang dewasa yang responsif dan pengasuhan yang suportif dapat
mempercepat perkembangan kognitif anak. Sebaliknya, lingkungan yang kurang
stimulasi atau terlalu membatasi eksplorasi anak dapat menghambat perkembangan
kognitif.
- Faktor sosial-ekonomi juga mempengaruhi perkembangan kognitif, di mana anak-anak
dari keluarga dengan akses pendidikan dan sumber daya lebih baik cenderung
menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik.
Perkembangan Emosi:
Pentingnya perkembangan emosional yang sehat pada anak:
- Perkembangan emosional yang sehat membantu anak memahami, mengelola, dan
mengekspresikan emosinya dengan cara yang konstruktif. Ini penting untuk membangun
hubungan yang baik dengan orang lain, mengembangkan rasa empati, serta untuk
kesejahteraan mental jangka panjang.
- Anak yang berkembang secara emosional dengan baik cenderung memiliki kemampuan
untuk mengatasi stres, menghadapi tantangan, dan memiliki harga diri yang sehat. Ini
juga berkontribusi pada keberhasilan akademis dan sosial mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional:
- Keterikatan dengan Pengasuh Utama: Hubungan yang aman dan penuh kasih dengan
pengasuh utama (misalnya, orang tua) adalah dasar penting bagi perkembangan
emosional. Anak yang merasa dicintai dan aman lebih mungkin berkembang dengan
baik secara emosional.
- Pengaruh Lingkungan Sosial: Interaksi dengan teman sebaya, guru, dan anggota
keluarga lainnya juga mempengaruhi bagaimana anak belajar mengelola dan mengekspresikan emosi. Pengalaman bullying atau pengabaian dapat menghambat
perkembangan emosional.
- Pengalaman Traumatis: Anak yang mengalami kekerasan, kehilangan, atau situasi stres
yang tinggi mungkin menghadapi kesulitan dalam perkembangan emosional. Dukungan
dan intervensi yang tepat sangat penting untuk membantu mereka mengatasi dan
berkembang
Perkembangan Sosial:
Pengaruh interaksi sosial terhadap pertumbuhan anak:
- Interaksi sosial sangat penting dalam membantu anak belajar tentang norma, nilai, dan
aturan sosial. Melalui interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, anak
mengembangkan keterampilan komunikasi, kerjasama, dan pemecahan konflik.
- Bermain dengan teman sebaya juga memungkinkan anak untuk berlatih peran sosial
yang berbeda dan memahami perspektif orang lain, yang penting untuk perkembangan
empati dan kemampuan sosial.
Dampak lingkungan rumah pada kemampuan sosial anak:
- Lingkungan rumah yang penuh kasih sayang dan stabil memberi anak rasa aman, yang
menjadi dasar untuk eksplorasi sosial di luar rumah. Anak yang tumbuh dalam
lingkungan yang mendukung cenderung lebih percaya diri dan mampu berinteraksi
dengan baik dengan orang lain.
- Sebaliknya, lingkungan rumah yang penuh konflik atau pengabaian dapat menghambat
perkembangan sosial anak. Anak mungkin menjadi lebih tertutup, kurang percaya diri,
atau mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
Daftar Pustaka :
1. Hartono, S. 2022. Anak dalam Lingkungan Kekerasan. Surabaya: Pustaka Ilmu.
2. Goleman, D. 2021. Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. 10th
Edition. New York: Bantam Books.
3. Piaget, J. 2019. The Psychology of the Child. 5th Edition. New York: Basic Books.
4. Bronfenbrenner, U. 2018. The Ecology of Human Development: Experiments by
Nature and Design. Cambridge: Harvard University Press.
5. Erikson, E. H. 2021. Childhood and Society. 3rd Edition. New York: Norton.
6. Kohlberg, L. 2018. The Philosophy of Moral Development. New York: Harper & Row.
7. Sroufe, L. A., Egeland, B., Carlson, E., & Collins, W. A. 2019. The Development of the
Person: The Minnesota Study of Risk and Adaptation from Birth to Adulthood. New
York: Guilford Press.
8. Vygotsky, L. S. 2021. Mind in Society: The Development of Higher Psychological
Processes. Cambridge: Harvard University Press.
9. Patterson, G. R., DeBaryshe, B. D., & Ramsey, E. 2019. A Developmental Perspective
on Antisocial Behavior. Developmental Review, 10(2): 230-271.
10. Margolin, G., & Gordis, E. B. 2020. The Effects of Family and Community Violence
on Children. Annual Review of Psychology, 51(1): 445-479.11. Herrenkohl, T. I., & Herrenkohl, R. C. 2018. The Impact of Domestic Violence on
Children: Theoretical Perspectives and Empirical Findings. Journal of Family Violence,
12(4): 423-439.
12. Evans, S. E., & Leckie, S. 2021. Addressing the Needs of Children Exposed to Domestic
Violence: A Practical Guide for Service Providers. Journal of Family Violence, 36(6):
805-817