Jangan Tunggu Nanti, Yuk Skrinning Kanker Payudara

Jangan Tunggu Nanti, Yuk Skrinning Kanker Payudara

Kanker payudara adalah salah satu jenis penyakit kanker, yang terjadi di payudara. Penyakit ini muncul karena adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkontrol (sel kanker) di dalam payudara. Sel-sel kanker ini awalnya sama seperti sel normal. Namun, pada sel kanker, sel-sel tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Sel kanker dapat membelah dengan cepat, sehingga sulit dikontrol serta bisa menyebar ke jaringan sekitarnya. Bahkan, sel kanker juga bisa berkembang dengan cepat ke organ-organ tubuh lainnya. Di payudara, sel-sel tersebut bisa berasal dari saluran susu (duktus), kelenjar susu (lobulus), atau jaringan ikat di dalamnya. Pada sebagian besar kasus (hingga mencapai sekitar 70%), kanker payudara bermula dari pembentukan sel yang abnormal di duktus. Adapun, 15% kasusnya bermula dari lobulus dan sisanya, yang jarang terjadi, dimulai dari jaringan ikat.

FAKTOR RESIKO

Tanpa kita sadari, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit pada payudara ini. Faktor-faktor resiko tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama risiko yang bisa di kontrol dan kedua factor resiko yg tidak dapat dikontrol.

Adapun faktor risiko yang dapat dikontrol, yaitu:

  • Berat badan berlebih dan obesitas

Wanita yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang punya berat badan normal.

  • Diet tinggi lemak

  • Minum alcohol dan merokok

Studi menunjukkan bahwa risiko wanita terkena kanker payudara meningkat dengan semakin banyak alkohol yang diminum.

Merokok menyebabkan sejumlah penyakit dan dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi pada wanita premenopause.

  • Tidak menikah

  • Tidak punya anak

  • Tidak menyusui

Sedangkan untuk Faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu:

  • Umur di atas 30 tahun; Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia, kebanyakan kanker payudara didiagnosis setelah wanita mencapai usia 50 tahun.

  • Memiliki payudara yang padat. Payudara padat memiliki lebih banyak jaringan ikat daripada jaringan lemak, sehingga wanita dengan payudara padat lebih berisiko terkena kanker payudara.

  • Menopase terlambat (di atas 55 tahun)

  • Menarche (menstruasi pertama) di bawah 12 tahun

Wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 cenderung terpapar hormon lebih lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

  • Mendapat terapi hormonal yang lama; beberapa bentuk terapi penggantian hormon yang dikonsumsi selama menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara bila dikonsumsi selama lebih dari lima tahun. Kontrasepsi oral tertentu, seperti pil KB juga terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.

  • Operasi ginekologi

  • Riwayat keluarga dengan kanker payudara

Wanita yang memiliki ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan (kerabat tingkat pertama) atau beberapa anggota keluarga dari pihak ibu atau ayah dari keluarga yang pernah mengidap kanker payudara atau kanker ovarium punya peluang risiko kanker payudara lebih besar.

  • Anak pertama lahir saat usia ibu di atas 35 tahun

  • Pernah operasi tumor jinak payudara

  • Adanya kanker payudara yang kontralateral

Wanita yang pernah mengidap kanker payudara lebih mungkin terkena kanker payudara untuk kedua kalinya. Beberapa penyakit payudara non-kanker seperti hiperplasia atipikal atau karsinoma lobular in situ juga sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

  • Radiasi dada

Wanita yang menjalani terapi radiasi di sekitar dada atau payudara sebelum usia 30 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara di kemudian hari.

GEJALA KANKER PAYUDARA

Selain benjolan, ada beberapa tanda dan gejala kanker payudara yang dapat Anda kenali. Berikut gejala dan tanda tersebut:

  • Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.

  • Perubahan bentuk pada puting payudara. Hal ini biasanya terjadi pada salah satu jenis kanker payudara, yang disebut penyakit paget atau paget’s disease.

  • Puting mengeluarkan cairan berwarna atau mungkin berdarah.

  • Puting memerah dan lecet yang tak kunjung sembuh.

  • Puting susu masuk ke dalam atau tertarik.

  • Bengkak di sekitar ketiak akibat pembesaran kelenjar getah bening di daerah tersebut.

  • Adanya kelainan pada kulit payudara (seperti kulit jeruk atau kulit menjadi kemerahan). Terkadang kulit juga jadi mencekung, seperti lesung pipi, karena tertarik oleh benjolan.

  • Adanya luka borok yang berbau busuk disertai jaringan nekrotik dan mudah berdarah, khususnya pada stadium kanker payudara lanjut.

Mungkin ada gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan suatu gejala, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.

Kapan harus periksa ke dokter?

Apabila Anda mengalami atau mencurigai salah satu tanda dan gejala kanker seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Dengan tanggap terhadap tanda kanker sedini mungkin, maka peluang Anda untuk meningkatan harapan hidup atau bahkan sembuh dari penyakit ini pun semakin besar.

Jika hendak melakukan USG payudara, adakah persiapan khusus yang mesti dilakukan?

TIDAK ADA, hanya saja jangan dilakukan ketika menjelang haid karena pada saat itu sedang ada perubahan hormon dalam tubuh dan payudara bisa terasa tidak nyaman.

USG payudara bisa dilakukan dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah haid pertama.

Prosedur USG payudara pun layaknya melakukan USG di perut.

Pertama, pasien diminta membuka baju dan bra. Kemudian, pasien berbaring dengan kedua tangan ke posisi atas. Setelah itu, dioleskan gel yang terasa dingin di kulit kemudian USG pun dilakukan.

Prosedur USG payudara berlangsung sekitar ±30 menit., namun jika nanti ternyata ada sesuatu yang membutuhkan perhatian khusus, dokter bisa lebih lama melakukan USG-nya.

Sebelum melakukan USG payudara, bolehkah mengenakan bedak atau deodoran?

Tidak apa-apa jika sahabat Hermina sekalian menggunakan bedak atau deodorant untuk melakukan USG.

Namun berbeda jika sahabat sekalian ingin melakukan pemeriksaan mammografi,, penggunaan deodorant/ bedak tidak disarankan karena deodorant/ bedak mengandung aluminium yang pada hasil pemeriksaan mammografi bisa terbaca sebagai butiran patologis.

Makanan apa saja yang dapat memicu kanker payudara?

  • Daging merah

  • Gula

  • Makanan yang dibakar

  • Makanan kalengan

  • Makanan yang mengandung lemak trans dan jenuh

  • Makanan olahan seperti biscuit dan makanan ringan.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.