Selamatkan Hari tuamu dari osteoporosis!
Halo Sahabat Hermina banyak di antara kita yang rentan terkena penyakit osteoporosis terutama setelah berusia 40 tahun ke atas.
Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit ketika tulang secara perlahan kehilangan kepadatannya, sehingga menjadi lemah dan rentan akan fraktur (patah tulang). Osteoporosis paling sering menyebabkan fraktur di panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis dikenal sebagai penyakit sunyi atau silent disease, sebab pengidap tidak merasakan gejala apapun sampai kecelakaan seperti terpeleset atau jatuh menyebabkan patah tulang.
Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis
Faktor risiko osteoporosis meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan sebagian lainnya tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:
- Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan siklus menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi hormonal.
- Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang
- Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh.
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Kurangnya aktivitas fisik
- Merokok
- Alkohol
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
- Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis daripada pria
- Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas
- Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
- Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam
- Riwayat keluarga dengan osteoporosis
Diagnosis Osteoporosis
Diagnosis osteoporosis biasanya dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat medis lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen tulang, densitometri tulang, dan tes laboratorium khusus. Jika dokter mendiagnosis massa tulang yang rendah, dia mungkin ingin melakukan tes tambahan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang dapat menyebabkan keropos tulang, termasuk osteomalasia (penyakit tulang metabolik yang ditandai oleh mineralisasi tulang yang abnormal) atau hiperparatiroidisme (aktivitas berlebihan kelenjar paratiroid).
Densitometri tulang biasanya dilakukan pada wanita yang menginjak usia menopause. Beberapa jenis densitometri tulang digunakan untuk mendeteksi keropos tulang di berbagai area tubuh. Dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA) adalah salah satu metode yang paling akurat, tetapi teknik lain juga dapat mengidentifikasi osteoporosis, termasuk photon absorptiometry tunggal (SPA), computed tomography kuantitatif (QCT), absorptiometri radiografi, dan USG. Dokter dapat menentukan metode mana yang paling cocok untuk pengidap.
Penanganan Osteoporosis
Perawatan untuk osteoporosis meliputi:
- Diet seimbang kaya kalsium dan vitamin D
- Rencana latihan
- Gaya hidup yang sehat
- Obat-obatan, jika diperlukan. (terapi penggantian estrogen, modulator reseptor estrogen selektif, kalsitonin, dan bifosfonat.)
Sahabat Hermina itulah informasi seputar osteoporosis, semoga dapat menambah pengetahuan sahabat Hermina seputar penyakit osteoporosis dan sahabat Hermina bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. Salam sehat sahabat Hermina.