GIGI IMPAKSI

GIGI IMPAKSI

Impaksi berasal dari bahasa Latin impactus, yaitu terhalangnya erupsi gigi disebabkan oleh halangan fisik ataupun posisi yang ektopik. Impaksi dapat meliputi gigi yang erupsi sebagian atau tidak erupsi sama sekali dan tidak dapat mencapai relasi yang normal dengan gigi yang lainnya (Malik, 2012). Pembedahan untuk pengambilan gigi molar ketiga impaksi merupakan satu prosedur yang paling sering dilakukan oleh seorang ahli bedah mulut dan maksilofasial. Odontektomi atau surgical extraction adalah metode pengambilan gigi dari soketnya setelah pembuatan flap dan mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi gigi tersebut (Fragiskos, 2007).

 

Menurut Malik (2012), penyebab impaksi dapat dibagi menjadi penyebab lokal dan sistemik. Penyebab lokal yaitu :

  • Adanya halangan untuk erupsi, dapat disebabkan karena posisinya yang tidak beraturan dan adanya gigi yang menghalangi serta densitas tulang di atas dan di sekitar gigi.
  • Kekurangan ruang dalam lengkung rahang, dapat berupa crowding atau adanya gigi supernumerary.
  • Ankilosis pada gigi primer atau permanen
  • Persistensi gigi sulung.
  • Benih gigi dalam posisi ektopik
  • Tedapat lesi pada jaringan lunak atau tulang yang menghalangi gigi untuk erupsi

 

Penyebab sistemik yaitu :

  • Faktor prenatal yaitu herediter
  • Faktor postnatal, misalnya ricketsia dan malnutrisi
  • Kelainan kel endokrin tiroid, paratiroid atau glandula pituitary seperti hipotiroid, achondroplasia dsb dimana terjadi retensi primer gigi geligi karena kurangnya aktivitas osteoklastik sehingga tidak terjadi resorpsi tulang disekitar benih gigi.
  • Adanya sindrom herediter, misalnya cleidocranial dysostosis dan celah pada langit-langit dimana terjadi kegagalan dari tulang disekitar benih gigi untuk beresorbsi dan membentuk pathway untuk erupsi gigi.
  •  

Indikasi pengambilan gigi impaksi berdasarkan Scottish Intercollegiate Guideline Network (SIGN, 2000) yaitu :

  • Gigi molar ketiga yang menimbulkan keluhan, terutama telah terjadi infeksi seperti perikoronitis, selulitis, abses atau patologi pada pulpa atau periapikal yang tidak dapat dirawat.
  • Terdapat caries pada molar ketiga dan gigi tersebut tidak berguna jika dirawat atau menyebabkan karies pada gigi molar kedua yang tidak dapat dirawat sebelum molar ketiga dihilangkan.
  • Lesi pada pulpa dan periapikal yang tidak dapat dirawat.
  • Bagian dari penatalaksanaan dan pencegahan berkembangnya penyakit periodontal karena posisi molar ketiga dan hubungannya dengan molar kedua.
  • Terjadi kista dentigerous atau patologi oral terkait lainnya seperti ameloblastoma atau keratocyst.
  • Resorpsi eksternal atau internal, baik pada molar ketiga, atau pada molar kedua yang diduga disebabkan oleh molar ketiga.
  • Posisi ektopik (malposisi, supraposisi, oklusi traumatik).
  • Abnormalitas ukuran dan bentuk gigi yang tidak diperlukan pada fungsi normal.
  • Kelainan dalam bidang ortodontik (misalnya gigi perlu diambil guna memenuhi kebutuhan ruangan) dan peningkatan kestabilan oklusi gigi.
  • Kebutuhan untuk pembedahan orthognatik atau rekonstruktif.
  • Fraktur pada mandibula dimana gigi tersebut menghalangi atau tidak berguna dalam splint fraktur.
  • Fasilitasi rehabilitasi prostetik.
  • Pengambilan untuk preventif atau profilaktif pada pasien dengan dengan kondisi atau perawatan medis atau pembedahan tertentu (misalnya pada terapi biphosphonate, kemoterapi, radioterapi).
  • Secara klinis ditemukan adanya fraktur pada gigi.
  • Pasien menolak tindakan non pembedahan untuk merestorasi kondisi giginya.
  • Posisi anatomis gigi berpotensi menyebabkan kerusakan pada gigi disekitarnya.
  • Gigi molar ketiga yang akan digunakan sebagai gigi donor untuk transplantasi gigi.

 

Kontraindikasi pengambilan gigi impaksi yaitu :

  • Pada pasien dimana gigi yang belum erupsi diduga dapat erupsi secara penuh serta memiliki peran fungsional.
  • Tidak ada riwayat patologi lokal atau sistemik yang berkaitan dengan gigi impaksi.
  • Kondisi dimana riwayat medis membuat pengambilan molar ketiga impaksi memiliki resiko kerugian yang lebih besar daripada manfaatnya.
  • Bila terdapat peningkatan resiko komplikasi yang jelas, misalnya resiko fraktur mandibula atau kerusakan nervus permanen.

 

 

 

Referensi :

Fragiskos, 2007, Oral Surgery, W. B. Saunders Co, Philadelpia, pp 121-143.

Malik, NA., 2012. Text Book of Oral And Maxillofacial Surgery. 3rd ed, Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd. New Delhi. 106-117p

Scottish Intercollegiate Guideline Network, Management of Unerupted and Impacted Third Molar Teeth – SIGN 43, https://www.scottishdental.nhs.scot 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.