MITOS ATAU FAKTA EPILEPSI
Epilepsi atau yang dikenal juga dengan ayan masih banyak mempunyai pandangan yang keliru bagi beberapa orang. Zaman dahulu kondisi kesehatan ini dikaitkan dengan supranatural dan orang-orang yang mengalami kejang dianggap kesurupan atau dirasuki makhluk halus, hal ini karena masyarakat masih mempunyai pemikiran tradisional, dan kurang pemahaman akan penyakit epilepsi. Hingga kinipun, mitos tentang epilepsi masih banyak beredar dan menambah stigma yang mepengaruhi pandangan orang akan epilepsi.
Tanpa disadari tentunya mitos-mitos ini akan mempengaruhi orang-orang yang menyandang epilepsi. Sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman akan berbahaya jika mempercayainya.
Berikut beberapa mitos yang selama ini pernah beredar:
- Epilepsi Adalah Penyakit Menular
Ini adalah mitos yang paling banyak beredar di masyarakat. Faktanya orang yang epilepsi tidak akan menularkan epilepsi karena epilepsi disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem saraf pusat, bukan karena penyebaran virus atau bakteri. Epilepsi yang berkembang di tengah masyarakat adalah semacam penyakit yang ditandai dengan kejang-kejang tiba-tiba serta mengeluarkan air liur berwarna putih seperti busa, terjadi di tempat umum, disaksikan oleh banyak orang. Namun masih banyak yang tidak berani menolong orang yang kejang tersebut, karena busa yang ada di mulut penderita dianggap bisa menularkan epilepsinya. Faktanya sebenarnya busa di mulut penderita epilepsi disebabkan oleh kelenjar air liur yang ada di mulut setiap orang. Jika penderita mengalami kejang, dan kelenjar liur sedang penuh isinya, kejang yang dialami penderita akan mendorong isi kelenjar liur ke luar mulut dalam bentuk busa. Hal yang sama terjadi jika kandung kemih penderita dalam keadaan terisi, kejang yang dialami penderita akan mendorong isi kandung kemih penderita dan mengalami ngompol. Jadi tidak ada kaitannya antara air liur dengan penularan epilepsi
- Epilepsi Merupakan Penyakit Kutukan ( Kerasukan )
Banyak orang yang masih menganggap bahwa epilepsi bukanlah penyakit tapi terjadi karena masuknya roh jahat, kesurupan, guna-guna atau suatu kutukan. Faktanya tidak demikian, epilepsi merupakan suatu penyakit pada otak yang terjadi akibat aktivitas listrik di otak penderitanya yang abnormal dan berlebihan bukan karena gangguan roh halus atau roh jahat.
- Setiap Orang yang Pernah Kejang Pasti Mengidap Epilepsi
Banyak orang yang khawatir dengan potensi epilepsi akibat mitos ini. Meskipun seseorang kemungkinan didiagnosis epilepsi saat mengalami kejang 2 kali atau lebih dalam beberapa hari. Namun, kejang yang terjadi kemungkinan akibat dari minum alkohol yang berlebihan, kurang tidur, atau pengobatan tertentu. Jadi, kejang tidak selalu berkaitan dengan epilepsi.
- Hanya Anak-Anak yang Mengalami Epilepsi
Anak-anak memang rentan terhadap epilepsi, tetapi banyak juga pengidap epilepsi terjadi pada usia lanjut. Epilepsi yang dialami orang yang lebih tua merupakan efek dari gangguan kesehatan yang dimiliki, seperti stroke dan jantung. Perlu diketahui bahwa epilepsi merupakan penyakit yang dapat dialami oleh semua orang dan bisa muncul kapan saja, bukan anak anak saja.
- Pengidap Epilepsi Tidak Dapat Bekerja
Ini hanyalah mitos. Perlu diketahui bahwa epilepsi dapat dialami siapa saja. Walaupun ada pengidap dengan kondisi lebih serius yang menyebabkan dia tidak dapat bekerja, bukan berarti semua pengidap epilepsi memiliki kondisi yang sama. Gangguan epilepsi tidak selalu menjadi hambatan dan halangan untuk sukses. Selain itu, kondisi ini tidak berpengaruh pada kecerdasan dan inteligensi seseorang.
- Pengidap Epilepsi Tidak Dapat Hamil
Orang dengan epilepsi dapat menikah, hamil dan mempunyai keturunan karena epilepsi tidak berpengaruh pada kemampuan perempuan untuk memiliki anak dan hamil. Hanya saja perlu diketahui bahwa ketika ibu hamil mengonsumsi obat epilepsi, maka risiko cacat lahir pada bayi meningkat sebesar 2-10 persen. Jika orang dengan epilepsi akan berencana hamil, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu pada dokter saraf mengenai penggunaan obat-obatan.
- Saat Epilepsi Terjadi, Masukan Benda Keras ke Dalam Mulut Pengidap
Jika seseorang mengalami epilepsi segera masukkan benda seperti sendok logam ke dalam mulut untuk mengatasi kejang. Mitos ini sangat keliru. Dengan memasukkan benda ke dalam mulut pengidap epilepsi saat itu terjadi, justru akan menyebabkan masalah lain seperti kesulitan bernapas, gigi patah, gusi tertusuk gigi, tergigit, atau bahkan menyakiti rahang.
Tindakan untuk membantu orang yang tiba-tiba kejang akibat epilepsi yaitu dengan menggulingkan tubuhnya ke satu sisi. Amankan ia pada tempat yang jauh dari benda tajam dan berbahaya. Kamu juga perlu meletakkan bantalan pada kepala dan biarkan hingga kejang berhenti sendirinya. Apabila tegang masih berlanjut selama 5 menit atau lebih, segera cari pertolongan medis.
Penting bagi kita untuk bersikap kritis dan waspada , Jangan menyerap informasi kesehatan secara keseluruhan tanpa mencari tahu fakta sebenarnya apalagi info atau mitos yang beredar yang berhubungan dengan kesehatan, supaya penanganan dan tindakan kedepanya dapat diberikan dengan tepat.