Normal Nggak Sih, Mual dan Muntah Berlebihan Selama Hamil?
Dua garis biru yang sudah lama dinantikan akhirnya muncul juga. Bahagia tentu saja dirasakan para calon orang tua. Bisa menjalani kehamilan yang sehat pasti jadi harapan para calon ibu. Namun, nggak jarang nih berbagai tantangan kehamilan muncul. Salah satunya adalah kondisi mual dan muntah.
Mual dan muntah sebenarnya kondisi yang umum terjadi pada kehamilan trimester pertama. Namun, jika terjadi secara terus-menerus sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya mulai waspada karena bisa jadi tanda hiperemesis gravidarum. Apa itu?
Pengertian
Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.
Gejala
Gejala dimulai pada awal kehamilan, sebelum usia kehamilan 16 minggu. Beberapa gejala yang dapat terjadi berupa:
Mual dan muntah, setidaknya satu di antaranya parah
Ketidakmampuan untuk makan atau minum secara normal
Badan lemas dan aktivitas harian lebih terbatas
BAK makin sedikit atau keruh
Mata dapat terlihat lebih kuning dan cekung
Napas atau urin berbau aseton
Berat badan turun
Konstipasi
Gangguan kesadaran
Pencegahan
Modifikasi diet dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang kecil tetapi frekuensi lebih sering. Hindari makanan yang pedas dan berlemak, serta makanan yang berbau tajam dan dapat merangsang mual. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung jahe mungkin bermanfaat
Hindari pemicu mual dan muntah, misalnya bebauan yang tajam, ruangan pengap, keributan, dan cahaya silau. Selain itu, stamina yang baik juga harus dijaga dengan istirahat yang cukup.
Penatalaksanaan
Terapi awal HEG dapat berupa penggantian multivitamin prenatal dengan suplemen asam folat tunggal. Selain itu konsumsi jahe sebanyak 250 mg 4x sehari dapat mengurangi gejala. Pemberian vitamin B6 (pyridoxine) atau doxylamine cukup efektif pada kasus HEG tanpa dehidrasi. Namun jika gejala memberat, pasien dapat diberikan antihistamine (seperti dimenhidrinat atau difenhidramin) atau dopamine antagonist (seperti ondansetron atau metoklorpramid). Dehidrasi yang terjadi pada HEG perlu koreksi penggantian cairan dengan tepat.
Resiko dan Komplikasi
Kejadian efek samping jangka panjang dan efek samping pada fetal karena HEG jarang terjadi. HEG merupakan keluhan yang umum terjadi selama kehamilan dan dapat hilang sendiri setelah kehamilan berjalan lebih lanjut. Walaupun demikian, waspadai gejala HEG yang memberat karena dapat menimbulkan dehidrasi, gangguan elektrolit, malnutrisi, hingga ensefalopati Wernicke.