Single Port Laparoscopic Surgery RS Hermina Tangkubanprahu

Single Port Laparoscopic Surgery RS Hermina Tangkubanprahu

Prosedur bedah saat ini telah semakin maju dan modern untuk membantu  pasien dalam mengurangi trauma, morbiditas, mortalitas, dan lama rawat inap di rumah sakit. Salah satu metode bedah yang banyak digunakan saat ini adalah laparoskopi.

Laparoskopi adalah prosedur bedah diagnostik dan terapeutik yang digunakan untuk melihat organ dalam perut dan panggul. Laparoskopi menggunakan alat khusus berbentuk tabung tipis dengan kamera dan lampu, alat ini bernama laparoskop. Dokter akan memasukkan alat tersebut setelah membuat sayatan kecil pada perut. Gambar yang tertangkap oleh kamera kemudian tayang pada monitor komputer yang tersambung sehingga dokter dapat membuat diagnosis dan melakukan operasi jika menemukan masalah.

Berdasarkan tujuan laparoskopi dibedakan menjadi laparoskopi diagnostik dan laparoskopi operatif. Dokter dapat menjalankan salah satunya dalam prosedur laparoskopi, dan bisa juga dua-duanya sekaligus. Laparoskopi memiliki beberapa keuntugan diantaranya ukuran pembedahan yang lebih kecil dengan rasa nyeri pasca operasi yang tidak terlalu berat, efek infeksi luka pasca operasi yang rendah, dan waktu pemulihan yang singkat.

“Salah satu inovasi dari kemajuan operasi laparoskopi saat ini adalah Minimal Access Laparoscopic Surgery. Dimana salah satunya adalah Single Port atau Single Incision Laparoscopic Surgery atau yang biasa kita sebut dengan SILS. Ide dasarnya adalah agar semua bagian dari laparoskopi dapat memasuki dinding abdomen melalui sayatan yang sama,” ungkap dr. Dwicha Rahmawansa Siswardana, Sp.B, KBD selaku Dokter Spesialis Bedah Digestif di Rumah Sakit Hermina Tangkuban Prahu Malang.

Laparoskopi tradisional memerlukan 3 sampai 4 sayatan untuk dapat melakukan bedah / operasi. Namun untuk SILS ini hanya memerlukan sayatan tunggal dengan ukuran 1,5 cm – 2 cm tepat di daerah umbilikus atau pusar.

SILS adalah salah satu Teknik laparoskopik terbaru dan dianggap sebagai non-invasif. Memberikan manfaat dari bekas luka yang lebih sedikit, peluang rasa sakit yang lebih sedikit, dan periode pemulihan yang lebih pendek. Secara umum Teknik SILS membutuhkan waktu yang hampir sama dengan operasi laparoskopi tradisional. Namun SILS lebih rumit karena memanipulasi tiga artikulasi instrument melalui satu akses sayatan.

Sejauh ini SILS merupakan tehnik yang berkembeng pesat dan telah berhasil digunakan oleh para ahli bedah digestif untuk operasi usus buntu, kantung empedu, hati dan pancreas. Bila secara diagnostik bedah laparoskopi tidak memungkinkan maka dilakukan tindakan pembedahan biasa dengan sayatan yang lebih besar.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.