Trombolisis dalam Menangani Stroke

Trombolisis dalam Menangani Stroke

 

Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Salah satu metode terapi yang paling signifikan dalam menangani stroke iskemik, jenis stroke yang disebabkan oleh penyumbatan arteri, adalah trombolisis. Trombolisis bertujuan untuk melarutkan gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak, mengembalikan suplai oksigen dan nutrisi yang esensial bagi sel-sel otak.

Apa itu Trombolisis?

Trombolisis adalah prosedur medis yang melibatkan penggunaan obat-obatan trombolitik untuk menghancurkan bekuan darah (trombus) yang menghalangi aliran darah ke bagian otak. Obat trombolitik seperti alteplase (rtPA) adalah pilihan utama dalam terapi ini. Tindakan ini harus dilakukan dalam jangka waktu yang sangat ketat setelah gejala stroke muncul, idealnya dalam waktu 4,5 jam dari onset gejala, untuk memaksimalkan peluang pemulihan fungsi dan mengurangi risiko komplikasi.

Mekanisme Kerja Trombolisis

Trombolitik bekerja dengan cara memecah fibrin, protein yang membentuk struktur utama dari trombus. Obat ini bekerja dengan mengaktivasi plasminogen menjadi plasmin, enzim yang memecah fibrin dan akhirnya melarutkan bekuan darah. Proses ini meningkatkan aliran darah ke area otak yang terkena stroke, mengurangi kerusakan jaringan dan meningkatkan kemungkinan pemulihan neurologis.

Kriteria Pasien untuk Trombolisis

Tidak semua pasien stroke iskemik cocok untuk terapi trombolisis. Kriteria inklusi dan eksklusi yang ketat diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi ini. Kriteria inklusi meliputi:

  1. Gejala stroke iskemik muncul dalam waktu 4,5 jam dari pengobatan.
  2. Pasien berusia minimal 18 tahun.
  3. Tidak ada riwayat perdarahan intrakranial atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.

Kriteria eksklusi meliputi:

  1. Pasien dengan perdarahan intrakranial yang sudah ada sebelumnya.
  2. Gangguan koagulasi atau penggunaan antikoagulan yang tidak terkontrol.
  3. Trauma kepala atau operasi besar dalam waktu 3 bulan terakhir.

Efektivitas dan Risiko

Studi menunjukkan bahwa trombolisis dapat mengurangi dampak stroke secara signifikan jika diberikan dalam jangka waktu yang tepat. Namun, risiko utama dari trombolisis adalah perdarahan, termasuk perdarahan intrakranial yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, evaluasi yang cermat dan pemantauan ketat diperlukan selama dan setelah terapi.

Kesimpulan

Trombolisis merupakan intervensi krusial dalam pengelolaan stroke iskemik yang dapat meningkatkan hasil klinis jika diberikan dengan tepat. Meskipun memiliki risiko, manfaat dari terapi ini sering kali lebih besar, terutama bila diberikan dalam jangka waktu yang sesuai. Keberhasilan terapi trombolisis memerlukan pengenalan gejala stroke secara cepat dan keputusan medis yang tepat.

RS Hermina Ciruas sudah dilengkapi dengan fasilitas trombolisis untuk menunjang Stroke Center yang juga menjadi program unggulan di RS Hermina Ciruas

Jika sahabat hermina menemukan kasus stroke, dalam kondisi emergency sahabat hermina bisa menghubungi SPGDT kami di nomor 085893446711

Daftar Pustaka

Adams, R. D., & Victor, M. (2009). Principles of Neurology. McGraw-Hill Medical.

Hacke, W., et al. (2008). "Thrombolysis with alteplase 3 to 4.5 hours after acute ischemic stroke." New England Journal of Medicine, 359(13), 1317-1329.

Majoie, C. B. L. M., & Wermer, M. J. H. (2010). "Thrombectomy and thrombolysis in stroke management." Journal of Thrombosis and Thrombolysis, 29(1), 13-22.

Campbell, B. C. V., & Mitchell, P. J. (2015). "Thrombectomy for ischemic stroke: The dawn of a new era." Lancet Neurology, 14(2), 129-141.

Hacke, W., et al. (2014). "Thrombectomy 3 to 8 hours after symptom onset in ischemic stroke." New England Journal of Medicine, 372(24), 2301-2309.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.