Hubungan Stres Dengan COVID-19 Yang Penting Untuk Kita Ketahui
Virus COVID-19 dapat menyerang siapa saja. Seringkali orang yang sudah melaksanakan protokol kesehatan (prokes) pun tetap dapat terpapar COVID-19. Setiap individu yang terpapar COVID-19 tentu memiliki respon yang berbeda. Ada yang tetap tenang, ada yang biasa saja, ada yang sedih, takut, cemas, kuatir akan sakit yang dialaminya, kuatir akan keselamatan dirinya, memikirkan apa yang akan terjadi pada keluarganya jika dirinya semakin bergejala berat atau tidak tertolong, memikirkan bagaimana pekerjaannya, kondisi ekonomi keluarganya, bagaimana perusahaan yang dipimpinnya, bagaimana karyawannya, hingga apakah dirinya menulari orang lain, baik keluarga maupun orang-orang disekitarnya, dan masih banyak hal lainnya. Belum lagi situasi pasien yang memerlukan rawat inap, tentu memiliki banyak stresor tambahan, seperti ketidaknyamanan, perubahan situasi, perubahan gejala yang dialami, atau mengetahui kondisi perburukan pasien lain di ruang sebelahnya.
Beberapa hal tersebut di atas yang kita sebut sebagai STRESOR atau hal-hal yang dapat menyebabkan stres. Seberapa besar stres ini berpengaruh pada kesehatan seseorang?
- Stres ini dapat memengaruhi mekanisme dalam tubuh kita, melibatkan otak, sistem hormonal dan organ-organ tubuh sehingga menyebabkan perburukan pada sistem imunitas atau turunnya kekebalan tubuh.
- Dalam tubuh kita terdapat Sitokin. Sitokin ada yang baik alias Sitokin Anti Inflamasi yang berperan memperbaiki peradangan dan berpengearuh baik pada penyembuhan dari infeksi, namun ada juga Sitikin yang kita sebut Sitokin Pro Inflamasi yang justru akan meningkat pada peradangan dan infeksi
Yang menjadi masalah, pada orang yang mengalami stres, Sitokin Pro Inflamasi inilah yang melonjak tinggi. Dan pada pasien COVID-19, hal inilah yang dapat memperburuk kondisi pasien.
Pentingnya Manajemen Stres Di Masa Pandemi COVID-19
Manajemen stres sangat penting dilakukan di masa Pandemi COVID-19, yakni sebagai berikut :
- Tetap melaksanakan protokol kesehatan, untuk meminimalisir risiko diri sendiri dan orang lain dari terpapar virus COVID-19
- Terus menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang bergizi, olah raga secara rutin
- Minimalisir dan hindari stresor, jika ada, berusaha menemukan solusi secepatnya, jika mengalami stres, cemas dan tidak dapat teratasi, segera mencari bantuan profesional
- Jika terdapat keluarga yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri (isoman), jika mulai mengalami stres, disarankan untuk mencari bantuan profesional
- Pasien yang dirawat inap, jika mengalami kecemasan, rasa takut, sulit tidur, sampaikan kepada perawat yang bertugas, agar dapat ditangani atau dikonsulkan kepada Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (Psikiater) di rumah sakit yang mmenangani, sehingga diharapkan dapat tercegah terjadinya perburukaTanda-tanda Kondisi Stres
Beberapa tanda seseorang dalam kondisi stres, yaitu :
- Hilang nafsu makan atau keinginan makan secara berlebihan. Baca juga : https://herminahospitals.com/id/articles/jenis-makanan-untuk-redakan-stress
- Sulit tidur
- Mudah lelah, tanpa adanya aktifitas fisik yang berat
- Cemas takut, kuatir akan hal yang seharusnya tidak perlu dikuatirkan
- Merasa masa depannya suram
- Kehilangan semangat
- Hilang kepercayaan diri
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit memusatkan perhatian
- Terdapat perasaan bahwa dirinya tidak berguna
- Ingin mengakhiri hidup
Seseorang dapat mengalami satu gejala diatas, atau lebih dari satu gejala, dengan adanya kadar yang berbeda, dan perlu pemeriksaan serta keputusan dari profesional untuk menegakkan diagnosis, tidak hanya mencocokkan gejala melalui browsing di internet lalu mendiagnosis diri sendiri.
Dengan adanya tata laksana dan pertolongan lebih dini, diharapkan kesembuhan yang lebih cepat, optimal dan pencegahan perburukan pada orang yang mengalami COVID-19 dapat tercapai dengan leboh baik.
Konsultasikan kesehatan mental bersama Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (psikiater) di RSU Hermina Medan