Anak Bisa Mengalamai Anemia Defisiensi Besi, Begini Cara Pencegahannya!

Anak Bisa Mengalamai Anemia Defisiensi Besi, Begini Cara Pencegahannya!

Seperti yang kita ketahui anemia defisensi besi adalah anemia yang muncul karena akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Besi merupakan bagian dari molekul Hemoglobin, dengan berkurangnya besi maka sintesa hemoglobin akan berkurang dan mengakibatkan kadar hemoglobin akan turun. Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital bagi tubuh manusia, karena kadar hemoglobin yang rendah mempengaruhi kemampuan menghantarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh.

Perlu diketahui bahwa dalam defisiensi besi terdapat juga keseimbangan besi negative diantaranya:

  1. Tahap 1 (Iron Depletion): Cadangan besi menurun (Ferittin) menurun
  2. Tahap 2 (Iron Deficient Erythropoesis) Saturasi transferrin menurun
  3. Tahap 3 (Anemia Defiensi Besi) Mikrositik hopokrom, Anemia

Kemudian setelah mengetahui tahap dari keseimbangan besi negative, perlu diketahui juga prinsip tata laksana anemia defisiensi besi, yaitu pertama tentukan diagnosis, lacak atau eliminasi penyebab, terapi besi, perbaiki nutrisi dan terakhir edukasi. Dari hal itu lah kita dapat mengetahui penyebab dari ADB, adapun penyebabnya yaitu

  1. Bayi kurang dari 1 tahun, dikarenakan cadangan besi kurang disebabkan Karena berat bayi pada saat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. Selain itu juga yang menjadi penyebab adalah adanya alergi pada protein susu sapi.
  2. Anak umur 1-2 tahun, dikarenakan asupan beso kurang akibat tidak mendapatkan makanan tambahan atau minum susu murni yang berlebihan, obesitas, kebutuhan meningkat karena infeksi berulang atau kronis, dan malabsorbsi.
  3. Anak umur 2-5 tahun, dikarenakan asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu yang berlebihan, obesitas, kebutuhan meningkat karena infeksi berulang atau kronis baik bakteri, virus ataupun parasit, dan kehilangan berlebihan akibat pendarahan atau divertikulum Meckel / poliposis dsb.
  4. Anak umur 5 tahun – remaja, dikarenakan kehilangan berlebihan akibat dari pendarahan (a.l Infestasi cacing tambang) dan menstruasi berlebihan pada remaja puteri.

Oleh karena itu, agar tidak terjadi anemia defisiensi besi pada anak perlu dilakukan pencegahan seperti meningkatkan penggunaan ASI eksklusif, memberikan makanan yang mengandung banyak zat besi, makanan yang meningkatkan absorbs besi, hindari makanan yang menghambat absorbs besi, memberikan suplementasi pada bayi premature, dan memberikan MP ASI yang mengandung zat besi. Setelah mengetahui bagaimana pencegahan agar anak tidak mengalamai Anemia Defisiensi Besi, perlu juga memahami bahwa ada strategi pencegahan dari Defisiensi Besi atau Anemia Defisiensi Besi yaitu:

  1. Periode Prenatal dan Neonatal :
  • Suplementasi besi pada ibu hamil sebanyak 30-60 mg per hari, dan 120 mg per hari bagi anemia
  • Menurunkan DB/ADB ibu sampai 70%
  • Prematur / BBRL turun
  • Interaksi antara ibu dan bayi lebih baik
  • Pemotongan tali pusat lambat
  • Pengurutan tali pusat
  1. Periode umur 6-24 bulan :
  • ASI
  • Makanan mengandung cukup besi
  • Suplementasi besi
  1. Periode Remaja :
  • Diet cukup besi
  • Suplementasi besi

Dibuat Oleh : dr. Nisrina Syahdu, Sp.A., M.Kes

Referensi :

Ikata Dokter Anak Indonesia (2013), Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak.

Jurnal Averrous Vol.4 No.2 (2018), Anemia Defisiensi Besi

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.