Bahaya Tetanus Neonatorum pada Bayi Baru Lahir!
Tetanus Neonatorum merupakan sebuah penyakit tetanus yang menyerang pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir berisiko tinggi terkena tetanus neonatorum apabila Sibayi dilahirkan dengan bantuan peralatan persalinan yang tidak steril.
Pencegahan dini dari tetanus neonatorum lebih diutamakan daripada pengobatan, dikarenakan tingkat kematian penderita sangat tinggi. Tetanus neonatorum banyak ditemukan di daerah perdesaan atau terpencil di mana fasilitas kesehatan dan tenaga medis masih sulit untuk ditemukan.
Penyebab Tetanus Neonatorum pada Bayi
Penyebab paling utama adalah infeksi oleh bakteri Clostridium tetani, yaitu bakteri yang dapat menghasilkan racun yang racunnya dapat menyerang sistem saraf pusat dan otak. Bakteri ini biasanya ditemukan di kotoran hewa, debu, dan tanah. Bakteri Clostridium tetani dapat menginfeksi seseorang, termasuk bayi baru lahir dengan melalui luka goresan, sobekan, atau luka tusukan yang disebabkan oleh benda-benda yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
Pada bayi yang baru lahir tetanus terjadi akibat bakteri masuk ke dalam tubuh bayi melalui persalinan yang tidak higienis atau steril, seperti memotong tali pusar dengan alat-alat yang tidak steril. Risiko bayi menderita tetanus neonatorum juga dapat meningkat oleh ibunya yang tidak terlindungi oleh vaksin tetanus toxoid (TT) pada masa kehamilan. Beberapa faktor risiko lain tetanus neonatorum, diantaraya:
- Pada proses pesalinan di rumah dengan alat yang tidak steril.
- Mempunyai riwayat tetanus neonatorum pada anak sebelumnya.
- Adanya paparan bahan yang berpotensi menularkan bakteri pada alat yang digunakan untuk persalinan maupun merawat tali pusat
Beberapa gejala yang ditimbulkan jika bayi baru lahir terinfeksi tetanus neonatorum antara lain:
- Mulut pada bayi terasa kaku seakan terkunci dan bayi tidak bisa menyusui
- Otot wajah dan rahang mengencang pada hari ke 2 sampai 3 pasca kelahiran
- Terjadi kejang yang diakibatkan oleh suara, cahaya, atau sentuhan
- Otot tubuh kaku secara menyeluruh yang menyebabkan tubuh Si bayi menegang atau tampak melengkung ke belakang
Jika tidak diobati dan ditangani secepat mungkin, kondisi ini dapat membuat bayi tidak dapatbernapas. Sebagian besar kematian bayi akibat infeksi tetanus neonatorum terjadi antara hari ke 3 hingga 28 setelah kelahiran.
Pencegahan Dini Tetanus Neonatorum
Pencegahan umum yang dapat dilakukan adalah pemberikan vaksinasi TT bagi para ibu hamil untuk melindungi tubuh dari penyakit tetanus. Pemberian vaksin biasanya dilakukan oleh dokter saat usia kandungan ibu hamil sudah trimester ketiga. Dosis kedua diberikan 4 minggu setelah dosis pertama diberikan.
Selain menggunakan vaksin, prosedur dan persalinan medis yang steril dirumah sakit dapat mencegah bayi terinfeksi tetanus noenatorum. Dikarenakan sebagian besar bayi yang mmeninggal karena tetanus disebabkan oleh persalinan di rumah tanpa prosedur steril yang memadai dan lingkungan yang tidak bersih.
Oleh karena itu, penempatan bidan desa di dalam wilayah kerja puskesmas juga menjadi salah satu upaya kementerian kesehatan RI untuk menjaga dan mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, dan menjaga status kesehatan khususnya ibu hamil, membantu persalinan, serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Tetanus neonatorum dapat berakibat fatal pada bayi, sehingga penting untuk melakukan tindakan pencegahan. Jika tampak gejala tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.