Setengah Badan Mengalami Stroke Apasaja sih Tanda Gejalanya?
Seorang pria asal Inggris mengalami stroke di usia yang sangat muda. Liam Rudd, seorang mekanik dari Guildford yang kini tinggal di Australia mengidap serangan stroke ketika usianya masih 30 tahun hingga akhirnya mengalami kelumpuhan.
"Ia muntah-muntah, jadi kami pikir ia mengalami gegar otak yang sangat parah, kami tidak menyadari apa itu saat itu," kata Stella dikutip dari Daily Mail, Jumat (27/12/2024).
Setelah kejadian tersebut, Rudd mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kirinya. Rudd harus menjalani rehabilitasi intensif setidaknya selama satu setengah tahun.
Stroke sering dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang tua. Namun, kenyataannya, stroke juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan di kalangan remaja dan dewasa awal. Fenomena ini menjadi perhatian karena dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang yang seharusnya berada pada masa produktif. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, faktor risiko, pencegahan, dan penanganan stroke di usia muda.
Apa Itu Stroke?
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, baik akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Ketika suplai darah ke otak terganggu, sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup sehingga menyebabkan kerusakan atau kematian sel otak.
Mengapa Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda?
Stroke pada usia muda biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama:
-
Penyakit Kardiovaskular Kondisi seperti hipertensi, aterosklerosis (penumpukan plak di pembuluh darah), dan gangguan jantung bawaan dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda.
-
Penyakit Genetik atau Autoimun Beberapa gangguan genetik, seperti sindrom Marfan atau lupus eritematosus sistemik (LES), dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
-
Penggunaan Zat Terlarang Penyalahgunaan narkotika, terutama kokain dan amfetamin, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara mendadak dan kerusakan pembuluh darah otak.
-
Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
-
Obesitas dan Gaya Hidup Sedentari Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat dapat memicu obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi, yang semuanya adalah faktor risiko stroke.
-
Cedera Kepala atau Trauma Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan risiko stroke hemoragik.
Gejala Stroke di Usia Muda
Gejala stroke pada usia muda mirip dengan yang terjadi pada usia lanjut. Beberapa tanda peringatan yang harus diwaspadai meliputi:
-
Kelemahan Mendadak Kehilangan kekuatan pada salah satu sisi tubuh, seperti tangan atau kaki.
-
Gangguan Bicara Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
-
Penglihatan Kabur Kehilangan penglihatan mendadak pada satu atau kedua mata.
-
Pusing atau Kehilangan Keseimbangan Kesulitan berjalan atau kehilangan koordinasi.
-
Sakit Kepala Parah Sakit kepala hebat tanpa penyebab yang jelas, terutama jika disertai mual atau muntah.
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis. Penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi.
Faktor Risiko Stroke di Usia Muda
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan stroke di usia muda meliputi:
-
Hipertensi
-
Kolesterol Tinggi
-
Diabetes Mellitus
-
Fibrilasi Atrium (gangguan irama jantung)
-
Migrain dengan Aura
-
Penggunaan Kontrasepsi Oral
-
Stres Kronis
Pencegahan Stroke di Usia Muda
Untuk mengurangi risiko stroke, penting untuk menjalani gaya hidup sehat dan mengelola faktor risiko yang ada. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
-
Menjaga Pola Makan Sehat Konsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan kaya nutrisi seperti buah, sayur, ikan, dan biji-bijian.
-
Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol Merokok dan alkohol merupakan faktor risiko utama yang dapat dihindari.
-
Aktif Secara Fisik Lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga lainnya, minimal 150 menit per minggu.
-
Rutin Memeriksa Kesehatan Lakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala.
-
Kelola Stres Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga untuk mengurangi stres.
Penanganan Stroke di Usia Muda
Jika stroke terjadi, penanganan medis harus dilakukan sesegera mungkin. Terapi awal yang sering dilakukan meliputi:
-
Trombolisis Obat penghancur gumpalan darah digunakan untuk stroke iskemik jika pasien datang dalam "golden period" (biasanya dalam waktu 3-4,5 jam setelah gejala muncul).
-
Rehabilitasi Pasien mungkin memerlukan fisioterapi, terapi okupasi, atau terapi bicara untuk memulihkan fungsi tubuh yang terganggu.
-
Manajemen Penyakit Dasar Penanganan penyakit yang mendasari, seperti hipertensi atau diabetes, harus dilakukan untuk mencegah stroke berulang.
Kesimpulan
Stroke di usia muda merupakan kondisi serius yang dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko. Mengenali gejala sejak dini dan mendapatkan penanganan medis dengan cepat adalah kunci untuk meminimalkan dampak negatif stroke. Dengan menjalani pola hidup sehat, Anda dapat melindungi diri dari risiko stroke dan menjaga kualitas hidup yang optimal.
Referensi
-
World Stroke Organization. "Stroke Risk Factors." www.world-stroke.org
-
American Heart Association. "Preventing Stroke at a Young Age." www.heart.org
-
Kementerian Kesehatan RI. "Profil Kesehatan Indonesia 2022." www.kemkes.go.id
-
Mayo Clinic. "Stroke Overview." www.mayoclinic.org
-
National Institute of Neurological Disorders and Stroke. "Stroke: Hope Through Research." www.ninds.nih.gov