Interventional Pain Management (IPM) sebagai Terapi Penanganan Nyeri

Interventional Pain Management (IPM) sebagai Terapi Penanganan Nyeri

Halo Sahabat Hermina, Setiap manusia tentu pernah mengalami rasa nyeri, baik itu bersifat ringan maupun berat. Tak sedikit orang yang menganggap nyeri ini merupakan gejala biasa, sehingga mudah untuk disembuhkan dengan hanya  meminum obat tertentu.

 

Namun perlu diketahui, nyeri bisa menjadi sebuah gejala yang kompleks. Pada umumnya, derajat nyeri bersifat individual dan sangat dipengaruhi faktor genetik, latar belakang kultural, umur, dan jenis kelamin. Kemudian tak kalah penting, nyeri dapat menimbulkan dampak besar baik bagi penderita maupun orang-orang di sekitarnya.

 

Gejala ini dapat menimbulkan gangguan tidur, penurunan produktivitas, tingginya angka bolos kerja, ketidakmampuan beraktivitas, hingga ketergantungan pada orang lain

 

Sejauh ini, penanganan nyeri hanya berfokus pada penggunaan obat-obatan anti nyeri. Ada juga yang memilih jalan terapi, maupun tindakan operasi bedah. Sayangnya, tidak semua kasus nyeri dapat diatasi dengan dua solusi tersebut. Nyeri yang berlangsung lama atau nyeri kronis seringkali sulit untuk dikelola sehingga memerlukan obat dengan dosis tinggi atau obat golongan opioid yang perlu diawasi ketat penggunaannya. Tidak semua kasus nyeri yang gagal dengan pengobatan dapat dilakukan terapi operatif karena berbagai pertimbangan seperti resiko pembiusan, resiko pembedahan, pasien yang belum siap. Pada kondisi inilah terapi dengan modalitas Interventional Pain Management (IPM) atau intevensi nyeri mempunyai peran yang vital

 

IPM tidak hanya bertujuan untuk meredakan berat dan lamanya nyeri, tetapi juga meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan kemampuan dalam menghadapi datangnya nyeri. IPM dilakukan oleh dokter spesialis yang mempunyai kompetensi dan sertifikasi di bidang intervensi nyeri. Pelayanan IPM yang dilakukan dapat berupa:

- Musculoskeletal injection USG guided yakni penyuntikan obat pada otot dan sendi yang sakit sambil dipandu oleh ultrasonografi sehingga tepat pada sasaran.

- Epidural block steroid injection, yaitu penyuntikan obat golongan kortikosteroid ke rongga epidural di daerah tulang belakang guna meredakan peradangan pada saraf dan bantalan tulang belakang (diskus interverterbralis).‎

-  Radiofrequency ablation, yaitu ujung saraf penyebab nyeri dipanaskan menggunakan aliran listrik yang dihasilkan oleh gelombang radio sehingga rangsang nyeri di daerah tersebut dapat dihentikan.

- Regenrative medicine dengan proloterapi dan PRP yang dapat meregenrasi sel dan jaringan yang cidera serpeti cidera robekan pada ligament, meniscus.

 

Teknik Interventional Pain Management (IPM)

 

Terdapat 3 teknik yang akan dapat dilakukan untuk penerapan IPM. Pemilihan teknik yang sempurna tergantung dari jenis nyeri, kondisi kesehatan, dan derajat keparahan nyeri yang dimiliki pasien. Tiga teknik yang dimaksud diantaranya:

1. Penyuntikan obat pada lokasi penyebab nyeri

Penyuntikan bisa berupa steroid yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada asal nyeri secara sempurna. Selain steroid, bisa diberikan juga obat regeneratif (Platelet Rich Plasma & Proloterapi) yaitu obat yang memperbaiki struktur jaringan misalnya otot & tendon yang mengalami kerusakan & sebagai asal nyeri. Pemberian obat tadi wajib dilakukan menggunakan pedoman indera misalnya USG & C-Arm supaya tepat pada asal nyeri.

 2. Blok Saraf

Blok saraf akan menganggu sinyal saraf ke otak yang membantu menghilangkan rasa sakit. Blok saraf dilakukan menggunakan pedoman USG & C-Arm menuju saraf asal nyeri, sebagai akibatnya bisa mengurangi nyeri yang berlangsung beberapa minggu juga bulan. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa sebagai blok permanen, tergantung dalam teknik & obat yang dipakai.

 3. Radiofrekuensi Ablasi/Neuromodulasi

Gelombang radiofrekuensi dipakai untuk menonaktifkan/menenangkan jaringan saraf yang menghantarkan sinyal nyeri, sebagai akibatnya sinyal nyeri yang dipancarkan dari asal nyeri berkurang. Gelombang radiofrekuensi ini dihasilkan alat khusus & dihantarkan melalui jarum yang diarahkan menuju saraf asal nyeri dengan menggunakan pedoman USG & C-Arm.

 

Rumah Sakit Hermina Mekarsari memiliki dokter spesialis ahli intervensi nyeri sertifikasi internasional yakni World Institute of Pain (WIP) yang merupakan salah satu lembaga sertifkasi intervensi nyeri terkemuka di dunia dengan tingkat kelulusan ujian sertifikasi yang cukup sulit (50-60%). Segera periksakan keluhan nyeri kronis untuk dapatkan penanganan terbaik agar mendapatkan hasil yang optimal

Sumber :

1. dr. Adimas Nofrianto, Sp.OT

2. Treatment of Chronic Pain by Interventional Approaches : The American Academy of Pain Medicine. 2015

3. Philip Peng, Roderick Finlayson, Sang Hoon Lee, Anuj Bhatia. Ultrasound for Interventional Pain Management : An Illustrated Procedural Guide. 2020

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.